Pertambahan penduduk di dunia
sangat lah cepat, hingga pada abad ke 21 ini total penduduk dunia diperkirakan
mencapai 6,1 milliar ( Prediksi PBB). Proyeksi PBB mengatakan jika pada tahun
2050 penduduk dunia akan mencapai angka 9,2 milliar. Lalu bagaimanakah jika hal
tersebut terjadi. Apakah dampak yang akan muncul di dunia ? Apakah proyeksi itu
tak terelakakan atau hal tersebut tergantung dari keberhasilan Negara ketiga?
Hal tersebut akan dibahas dalam makalah ini.
Masalah
Pokok : Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
Pertambahan
jumlah penduduk di dunia tidak dapat terelakkan lagi karena sebagai salah satu
ciri dari makhluk hidup adalah berkembang biak. Setiap tahunnya sekitar 80 juta
orang terlahir di dunia dan 97% manusia yang baru terlahir tersebut berasal
dari Negara ketiga yang notabene Negara berkembang. Pertambahan penduduk tidak
cumin masalah jumlah tetapi merambah juga masalah pembangunan, kualitas hidup
dan kesejahteraan manusia. Ledakan penduduk tersebut menimbulkan pertanyaan
yang kompleks, sejauh manakah masalah kependudukan di banyak Negara dunia
ketiga itu menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang mereka dalam
meraih tujuan-tujuan pembangunan, tidak saja bagi generasi yang ada sekarang
ini, tetapi juga bagi generasi-generasi yang akan datang? Sebaliknya, bagaimana
pembangunan dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
Ada beberapa pertanyaan yang
mungkin harus terjawab mengenai pertambahan penduduk.
1. Mampukah
Negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya di tengah
sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk, baik yang ada pada saat ini
maupun proyeksinya untuk masa-masa yang akan datang?
2. Apa
yang harus dilakukan oeleh Negara-negara berkembang untuk mengatasi ledakan
pertambahan angkatan kerjanya yang begitu besar di masa-masa mendatang ?
3. Apa
sajakah implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negara
miskin terhadap peluang mereka untuk
meringankan penderitaan penduduknya yang diakibatkan oleh kemiskinan
absolut?
4. Berdasarkan
perkiraan pertumbuhan penduduk, apakah Negara-negara berkembang mampu
memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan serta sistem pendidikan yang ada
sehingga setiap orang setidaknya memiliki kesempatan untuk mendapatkan layanan
kesehatan yang memadai dan juga pendidikan dasar?
5. Seberapa
rendahnya taraf hidup sesorang sehingga menjadi faktor penting dalam penentuan
jumlah anggota keluarga?
6. Sampai
sejauh manakah peningkatan kemakmuran dari Negara-negara maju menjadi faktor
yang menghambat Negara-negara miskin dalam upaya mereka mengatasi lonjakan
jumlah penduduk?
Pertumbuhan Penduduk
Dunia Sepanjang Sejarah
Lebih dari dua juta tahun keberadaan
manusia di bumi, jumlah total penduduk dunia pada waktu itu masih sangat
terbatas. Tatkala manusia mulai membudidayakan bahan pangan melalui pertanian
menetap sekitar 12.000 tahun yang lampau, total jumlah penduduk dunia
diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa. Pada 2000 tahun yang lampau,
penduduk dunia bertambah menjadi hamper 250 juta, yang kurang dari seperlima
penduduk cina sekarang.Sesudah tahun pertama masehi hingga revolusi industry
pada tahun 1750 jumlah penduduk mencapai 728 juta jiwa. Selama 200 tahun
berikutnya (1750-1950) dunia mendapat tambahan penghuni sebanyak 1, 7 milliar
jiwa. Tapi hanya dalam kurun 4 dekade penduduk dunia menjadi 5,3 milliar jiwa.
Dan pada abad ke 21 ini penduduk dunia telah mencapai 6, 1 miliar jiwa. Jika
digunakan analisis rasio pertambahan penduduk dunia pada 300 tahun yang lalu
hanya memiliki rasio 0,002 persen. Sampai tahun 1750 rasio meningkat menjadi
0,3 persen per tahun. Bahkan pada tahun1950 rasio pertambahan penduduk menjadi
1 persen pertahun. Kenaikan it uterus meningkat hingga mencapai angka 2,35
persen pada tahun 1970an. Pada abad 21 laju pertumbuhan penduduk menurun tetapi
masih termasuk tinggi yakni di kisaran 1,3 persen per tahun.
Struktur Kependudukan
Dunia
Distribusi penduduk dunia sangat tidak
merata tergantung dari wilayah geografisnya. Sebaran per wilayah geografis
lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di wilayah
Negara-negara berkembang dan kurang dari seperempatnya di Negara-negara maju.
Hal ini disebabkan karena angka pertumbuhan di Negara-negara berkembang jauh
lebih tinggi dibanding dengan Negara maju. Berikut ini adalah persebaran
penduduk dunia dan prediksi di tahun 2050.
Tren tingkat kelahiran dan kematian
secara kualitatif dihitung berdasarkan persentase kenaikandari jumlah penduduk
neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami dan migrasi. Tetapi faktor
migrasi disini dikesampingkan sehingga pertambahan penduduk dapat dirumuskan
Pertambahan
penduduk : jumlah natalitas - jumlah
mortalitas
Momentum pertumbuhan penduduk
tersembunyi dapat dilihat dari piramida penduduk yang mana piramida penduduk
tersebut merupakan struktur kependudukan yang ada di dunia. Struktur
kependudukan ini merupakan salah satu yang melatar belakangi momentum
pertumbuhan penduduk yang tersembunyi selain dipengaruhi juga dengan tingkt
kelahiran itu sendiri mungkin atau tidak diturunkan dalam waktu singkat. Berikut ini merupakan pyramid penduduk.
TRANSISI DEMOGRAFIS
Proses penurunan tingkat fertilitas
sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk (replacement) dengan program
keluarga berencana.
Tahapan dalam transisi demografis:
a. Negara
maju (eropa barat)
Terbagi dalam 3 tahapan
:
1. Tahapan
pertama (sebelum modernisasi) :
-
Tingkat kelahiran
tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir sama)
-
Pertumbuhan penduduk
rendah dan lambat.
2. Tahapan
kedua (mulai ada modernisasi) :
-
Tingkat kematian rendah
tetapi kelahiran tetap tinggi
-
pelayanan kesehatan
baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi.
-
Usia harapan hidup
meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun .
-
Pertumbuhan penduduk
tinggi.
3. Tahapan
ketiga (modernisasi) :
-
Tingkat kelahiran dapat
ditekan sampai serendah tingkat kematian.
-
Laju pertumbuhan sangat
rendah atau bahkan nol.
b. Negara
dunia ketiga
-
Tingkat pertumbuhan
jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum revolusi industri.
Terbagi dalam 3 tahapan :
1. Tahapan
pertama :
-
Menikah pada usia muda.
-
Periode subur menjadi
panjang.
-
Laju pertumbuhan
penduduk tinggi.
2. Tahapan
kedua :
-
Penggunaan teknologikesehatan dan pengobatan impor.
-
Tingkat kematian turun
drastic (lebih cepat dari eropa barat).
-
Tingkat kelahiran
tinggi (lebih dari 2% per tahun).
-
Pertumbuhan penduduk
masih tinggi.
3. Tahapan
ketiga
-
Terbagi dalam 2 pola
besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B
·
Kelompok A (berhasil) :
Ø Dengan
metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan menurunkan kematian 10 /1000 per tahun dan menurunkan tingkat
kelahiran 20-30/1000 per tahun.
Ø Sudah
berada pada tahapan ketiga.
Ø Taiwan,
Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri Lanka
Ø Tahun
1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika, Thailand, Meksiko,
Malaysia, Kenya, Afrika Selatan, dan Brasil.
·
Kelompok B (gagal) :
Ø Tidak
kunjung teratasinya kemiskinan absolute.
Ø Rendahnya
taraf hidup.
Ø Mewabahnya
HIV AIDS.
Ø Masih
berada pada tahapan kedua.
Ø Kawasan
Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.
SEBAB-SEBAB
TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG : MODEL MALTHUS DAN
MODEL RUMAH TANGGA
1. Teori
Jebakan Populasi Malthus
Kelemahan-kelemahan Model Malthus
2
alasan pokok kritik terhadap model Malthus :
1. Tidak
memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangi ledakan
penduduk.
Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil
yang lebih banyak berkat kemajuan teknologi. Dapat dilihat dengan bergesernya
kurva tingkat pertumbuhan pendapatan agregat (total produk) ke atas, sehingga
pada semua tingkat pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu
lebih tinggi dari kurva pertumbuhan penduduk.
2. Tingkat
pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif) dengan
tingkat pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap
kenaikan pendapatan per kapita di suatu Negara masih relatif rendah , maka
setiap kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan
jumlah penduduk.
1. Teori
Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga
Penentuan
tingkat fertilitas keluarga atau tingkat
permintaan anak merupakan bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen.
Pilihan tersebut, harus diperoleh dengan mengorbankan barang lain. Efek
pendapatan atau efek substitusi juga berlaku.
Secara
sistematis dirumuskan sebagai berikut :
Cd =
f (Y, PC,
PX,
tx),
x = 1,…., n
Cd
= permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak
Y
= tingkat pendapatan rumah tangga
Pc
= pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan
Px
= harga barang-barang lain
tx
= besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak
Dalam
kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :
∂Cd/∂Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan
rumah tangga,semakin besar permintaan anak.
∂Cd/∂Pc <0 artinya semakin tinggi harga neto
anak,semakin kecil kuantitas anak yang diminta.
∂Cd/∂Px >0 artinya semakin tinggi harga-harga
relative dari barang-barang lain, semakin tinggi kuantitas anak yang diminta.
∂Cd/∂tx <0 artinya semakin besar preferensi
terhadap barang-barang lain ,jumlah anak yang diminta akan semakin kecil.
Seberapa
banyak keluarga ingin mempunyai anak dapat digambarkan dengan kurva indiferren,
yang menggambarkan kombinasi antara jumlah anak dan barang-barang yang
dikonsumsi.
Konsekuensi-konsekuensi
Tingginya Tingkat Fertilitas: Sejumlah Pendapat yang saling Bertentangan
Selama
bertahun-tahun telah berlangsung perdebatan diantara para ahli ekonomi tentang
mengenai baik atau buruknya pertumbuhan penduduk. Dibawah ini akan dipaparkan
tentang beberapa argument sebagai akibat pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan
Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya
Kita dapat
mengidentifikasikan adanya tiga aliran pemikiran pada kubu argumentasi yang
berkeyakinan bahwa sesungguhnya pertumbuhan penduduk itu itu bukan merupakan
inti persoalan atau masalah sebenarnya :
- Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain
- Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara maju
- Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan
Masalah
Lain di Balik Perumbuhan Penduduk
Banyak diantara kaum cendekiawan dunia berpendapat
bahwa masalah inti sebenarnya bukan dari pertumbuhan penduduknya namun dari
beberapa masalah seperti dibawah ini :
•
Keterbelakangan
•
Penyusutan
sumber daya alam dan kerusakan lingkungan
•
Penyebaran
penduduk
•
Rendahnya
posisi dan status kaum wanita
Pelemparan
persoalan palsu secara sengaja
Aliran argumentasi kedua yang menyangkal bahwa
pertumbuhan penduduk merupakan kendala utama pembangunan memiliki keterkaitan
yang cukup erat dengan teori keterbelakangan-ketergantungan neocolonial. Pada
dasarnya argumen ini menyatakan bahwa gagasan yang menempatkan laju pertumbuhan
penduduk di negara-negara Dunia Ketiga sebagai masalah utama pembangunan adalah
suatu rekayasa negatif yang dilontarkan oleh negara-negara kaya yang ingin
menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka
mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan mereka.
Pertumbuhan
Penduduk itu Perlu
Aliran argumen ketiga
yang lebih konvensional mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk itu bukanlah
merupakan suatu masalah,melainkan justru merupakan unsur penting yang akan
memacu pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial
yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang
kemudian menggerakan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala
ekonomi (economics of scale).
Pertumbuhan
Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya
Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan
jumlah penduduk karena konsekuensi ekonomi, social, dan lingkungan yang negatif
biasanya dikaitkan tiga argumen berikut
•
Argumentasi Garis
Keras : Populasi dan Krisis Global
Argumen
ini mencoba mengaitkan semua penyakit ekonomi dan social dunia dengan
pertambahan penduduk sebagai penyebabnya. Pertambahan penduduk yang tidak
dibatasi dianggap sebagai penyebab utama krisis manusia dewasa ini.
•
Argumentasi Teoritis :
Siklus Populasi-Kemiskinan dan Pentingnya Program Keluarga Berencana
Argument
ini berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan konsekuensi
ekonomi yang merugikan dan hal itu merupakan masalah utama yang harus dihadapi
negara-negara Dunia Ketiga. Model dasar yang digunakan para ekonom untuk
mendemonstrasikan konsekuensi negative dari cepatnya laju pertumbuhan
dirumuskan :
y-l = α (k-l) + t
y = tingkat
pertumbuhan GNI
l = tingkat
pertumbuhan angkatan kerja
k = tingkat
pertumbuhan stok modal
α = elastisitas output
dari modal
t = dampak perubahan
teknologi
•
Argumen Empiris :
Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
Menurut
hasil penelitian empiris terakhir, segenap konsekuensi negative yang potensial
dari pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dipilah-pilah
menjadi tujuh kategori, yakni dampak-dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi;
kemiskinan dan ketimpangan pendapatan; pendidikan; kesehatan; ketersediaan
bahan pangan; lingkungan hidup serta migrasi internasional
1.
Pertumbuhan
Ekonomi
2.
Kemiskinan
dan Ketimpangan Pendapatan
3.
Pendidikan
4.
Kesehatan
5.
Ketersediaan
Bahan Pangan
6.
Lingkungan
Hidup
7.
Migrasi
Internasional
Baik
negara berkembang maupun negara maju
keduanya mempunyai tujuan, baik itu tujuan bersama yaitu tujuan global maupun
tujuan masing-masing negara. Tujuan yang kemudian dibagi dalam tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya rumusan kebijakan yang
paling sesuai terutama kebijakan umum. Karena dalam hal ini ada tiga pelaku
pelaksana kebijakan, maka kita membagi ke dalam tiga pendekatan kebijakan,
yaitu:
1. Kebijakan-kebijakan
khusus dan umum dari negara-negara berkembang untuk mempengaruhi dan
mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk
2. Kebijakan-kebijakan
khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangi konsumsi umber daya
yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan kemajuan perekonomian
global
3. Kebijakan-kebijakan
khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-lembaga bantuan
internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapai
negara-negara berkembang.
Dari
tiga pokok pendekatan kebijakan yang dirumuskan di atas, kita dapat
menguraiakan masing-masing poin sebagai berikut :
Kebijakan terkait negara-negara berkembang
Pembahasan
sebelumnya mengenai variabel-variabel yang menyangkut pertumbuhan penduduk
negara berkembang adalah permitaan akan anak karena berbagai insentif baik
jangka pendek maupun jangka panjang, maka kebijakan yang hendaknya diterapkan
adalah mengenai bagaimana mengubah paradigma yang terlanjur tumbuh dalam
masyarakat negara-negara berkembang. Kebijakan ini nantinya diharapakan juga
mampu untuk mengurangi masalah-masalah konkret dalam masyarakat itu sendiri
yang diantaranya yaitu kemiskinan absolut, ketidakmerataan pendapatan,
perluasan kesempatan mengenyam pendidikan. Lalu unutk kaum wanita utamanya
yaitu peningkatan lapangan kerja, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang pokok
dalam masyarakat. Masalah-masalah yang
ada bukan hanya pada pertumbuhan penduduk saja, tetapi juga pada taraf hidup
masyarakat yang masih harus diperbaiki agar dalam jangka panjang
persoalan-persoalan tentang pertumbuhan penduduk dapat diselesaikan dengan
bertahap.
Disamping
kebijakan yang dilakukan dalam jangka panjang, pemerintah negara-negara
berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan dalam jangka pendek. Diantaranya
yaitu yang pertama ; mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola
keluarga kecil melalui berbagai media, baik media formal maupun informal.
Kedua, melancarkan program keluarga berencana yang diiringi dengan penyediaan
fasilitas yang memadai secara besa-besaran. Program ini bisa dengan dukungan
penuh pemerintah maupun oleh lembaga swadaya masyarakat. Negara yang telah
mencanangkan program keluarga berencana itu sendiri diantaranya adalah seperti
pada tabel di bawah ini.
Negara-negara
yang telah mencanangkan program keluarga berencana.
Ketiga,
memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan dengan
dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori tertentu,
misalnya jaminan kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan keamanan
dari negara pada keluarga kecil yang hanya mempunyai dua anak, namun akan
hangus apabila ada kelahiran anak ke empat. Negara yang cukup sukses untuk
menerapkan program insentif dan disinsentif ini diantaranya adalah Singapura,
India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Cina. Namun tingkat fertilitas jusru
turun dramatis sehingga pada tahun 2004 mulai diperkenalkan insentif untuk
mendongkrak fertilitas atau kelahiran seperti di Jepang dan Eropa.
Keempat,
pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar rakyatnya
tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi tertentu kepada yang
melanggar. Namun kebijakan ini sulit diterima oleh masyarakat karena cenderung
mengekan dan melanggar hak asasi. Hal ini juga menjadi penyebab kegagalan
Indira Ghandi dalam pemilu 1977 dengan karena program sterilisasi yang tidak
disenangi rakyat. Tarakhir adalah dengan kebijakn yang mengangkat martabat,
status sosial dan ekonomi serta kebebasan pada wanita untuk melakukan berbagai
kegiatan dan pilihan pada hidupnya. Misalnya dengan penyediaan kesempatan
pendidikan dan perkerjaan yang luas sehingga kaum wanita dapat menunda
perkawinan. Lalu dengan pekerjaannya ia dapat menghidupi keluarganya dan lebih
mandiri serta menurunkan tingkat ketergantungan. Berbagai sumber pendapatan di
luar rumah ini nantinya akan mengubah pola perilaku yang tadinya lebih untuk
mementingkan untuk mengurusi atau menambah jumlah anak, kini beralih dengan menghabiskan banyak waktu
untuk bekerja, sekalipun mempunyai anak, maka yang lebih dipentingkan adalah
kualitas anak tersebut. Seperti pada konferensi PBB yangs ebelumnya lebih
menekankan pada program keluarga berencana, pada konferensi 1994 di Kairo lebih
menekankan pada pemberdayaan perempuan.
Kebijakan terkait negara-negara maju
Kekuatan
ekonomi yang tinggi dari negara maju menyebabkan berbagai sumber daya yang
tersedia di dunia kebanyakan terserap oleh konsumsi negara maju. Konsumsi ini
tidak hanya pada produk-produk pangan saja tetapi juga konsumsi energi yang
sangat tinggi justru masuk kepada negara-negara maju seperti minyak bumi, batu
bara, nuklir, dan listrik. Konsumsi ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan
kali lipat dari konsumsi negara-negara berkembang. Namun di sisi lain, imbas
dari besarnya konsumsi energi tidak hanya mengurangi jatah konsumsi dari negara
berkembang tetapi juga pada polusi dan efek-efek negatif lainnya yang juga
harus negara-negara berkembang tanggung, misalnya polusi dan sebagainya.
Oleh
karena itu, kebijakan yang semestinya diterapkan adalah untuk menyeimbangkan
pola konsumsi antara negara maju dan berkembang, selain itu juga untuk
kepedulian dari negara maju dengan mengurangi konsumsinya untuk mendorong
negara-negara berkembang mencapai proses pembangunannya abik dalam bidang
ekonomi maupun sosialnya termasuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Selain
dengan penyederhanaan pola konsumsi, kebijakan yang lain yaitu dengan
keterbukaan untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah
keterbelakangan dan persebaran penduduknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan
liberalisasi keimigrasian, sehingga memungkinkan mobilisasi penduduk
negara-negara berkembang untuk mengadu nasib dan belajar di negara-negara maju.
Hal ini juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat ekonomi penduduk negara
berkembang yang berimigrasi ke negara-negara maju. Sehingga disini negara
berkembang akan sedikit teringankan dengan penghematan biaya sosial yang harus
dikeluarkan untuk penduduknya tersebut. Selain itu negara-negara maju juga akan
diunungkan dengan penyediaan tenaga kerja yang murah.
Program-program
nagara maju untuk membantu negara berkembang
Banyak
hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara
berkembang keluar dari keterbelakangannya. Namun hal ini harus didasarkan pada
niat yang tulus dari negara maju untuk membantu negara berkembang. Bantuan yang
dimaksud tidak hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik dan swasta saja,
namun juga hubungan jangka panjang seperti misalnya dalam perdagangan dan
keringanan tarif serta cuaki dan pajak laiinya. Meningkatkan impor bahan primer
yang merupakan andalan dari negara-negara berkembang juga akan sangat membantu
mengangkat perekonomian negara-negara berkembang. Lalu dengan pembagian yang adil
pada sumber daya yang langka.
Kegiatan
nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang pertama adalah
penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi dan teknologi
pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi berbagai risiko
berkenaan dengan reproduksi. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama
bertahun-tahun dan hampir seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan
internasional, lembaga bantuan swasta dan lembaga-lembaga bantuan negara maju.
Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan banyak perbaikan. Kemudian untuk
tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan keuangan terhadap negara
berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana, pengembangan
sarana-sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna merumuskan
kebijakan kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga telah
lama dilakukan oleh negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan,
dengan penyediaan alat-alat pendudkung keuarga berencana yang serba canggih
belum dapat memenuhi harapan, karena penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk
menekan jumlah anggota keluarga mereka secara sukarela.
Kesimpulan
Kita
dapat menarik kesimpulan bahwasanya kompleksitas dalam masalah pertumbuhan
penduduk ini masih dapat kita tangani dengan sedemikian rupa, sehingga
masalah-malasah yang diperkirakan muncul akibat dari laju pertumbuhan penduduk
ini di masa depan dapat kita cegah dari awal. Hal ini tak luput dari peran
negara-negara maju dalam kontribusinya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
dengan berbagai keahlian dan modalnya. Dalam dekade terakhir telah terjadi
punurunan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara yang tadinnya mempunyai
laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi seperti negara-negara Afrika
sub-Sahara.
Perubahan
dalam pola pertumbuahn ini juga semakin menguatkan harapan kita bersama untuk
mensukseskan pembangunan di negara-negara dunia ketiga semakin dekat atau
setidaknya ada peluang yang cukup besar. Dengan laju pertumbuhan yang stabil
juga diharapkan dapat mensukseskan pembangunan yang semakin luas dan menuju
masalah utama yaitu untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran, karena
kita ketahui bersama selama ini kemiskinan juga termasuk penyebab terbesar dari
angka kelahiran yang cukup tinggi.
0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI : PENYEBAB, KONSEKUENSI, DAN KONTROVERSI"
Post a Comment