Unsur esensial pendidikan pascasarjana
adalah tiga karakteristik utamanya, yaitu: merupakan pendidikan lanjut (advanced), terfokus, dan kesujanaan (scholarly). Attribut “lanjut” mengandung makna bahwa
pendidikan pascasarjana dibangun pada landasan pendidikan sarjana. Bagi
mahasiswa, mempunyai makna “lanjut” dalam pendidikan yang dicapainya, dan
penguasaan subyek (subject matter)
yang ditekuninya lebih mendalam. Selain itu, unsur-unsur kontekstual pendidikan
Doktor, adalah bahwa mahasiswa dapat memperdalam pengetahuan, memperluas
wawasan dan keterampilan serta mengembangkan kematangan intelektualnya.
Ciri penting dari
Program Pascasarjana terletak pada : (1). Komposisi Tesis dan Disertasi, (2)
Penelitian Tesis dan Disertasi, dan (3). Pengujian Tesis dan Disertasi.
“THESIS
AND DISSERTATION ARE PRODUCED FROM COMPREHENSIVE RESEARCH”
Penelitian adalah
kegiatan “taat-kaidah” dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau
menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
(KEPMENDIKBUD No. 212/U/1999). Disertasi
adalah karya tulis akademik hasil studi dan/atau penelitian mendalam yang
dilakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah (yang sementara)
telah diketahui jawabannya, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru terhadap
hal-hal yang dipandang telah mapan; di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian; yang dilakukan calon doktor di
bawah pengawasan para pembimbingnya (KEPMENDIKBUD No. 212/U/1999).
Proposal penelitian tesis dan
disertasi merupakan sebagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh
gelar Magister dan Doktor. Karya
ilmiah berupa proposal penelitian ini dapat dimulai setelah mahasiswa
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan Indeks Prestasinya memenuhi syarat yang
diberlakukan. Para mahasiswa sebelum melakukan
penelitian, proposal penelitiannya harus mendapatkan persetujuan dari komisi
pembimbing. Untuk mendapat persetujuan ini mahasiswa harus melalui proses ujian
proposal dan dinyatakan lulus.
Buku
pedoman format penulisan proposal
penelitian ini disusun dengan tujuan (1) menyeragamkan pokok-pokok format
penulisan proposal penelitian tesis dan disertasi, (2) sebagai pedoman bagi
mahasiswa dalam menulis proposal penelitian tesis dan disertasi, (3) pedoman
bagi komisi pembimbing dalam mengarahkan penulisan proposal penelitian tesis dan
disertasi mahasiswa.
Penelitian tesis dan disertasi harus
memberikan kepada mahasiswa pengalaman langsung mengenai metoda penelitian
dalam disiplin ilmu bersangkutan, dan harus menyiapkan mahasiswa untuk memasuki
macam atau jenis profesi atau karir setelah menyelesaikan studinya. Apa yang
dianggap layak (appropriate) bagi
penelitian tesis dan disertasi sangat berbeda di antara berbagai disiplin ilmu.
Namun demikian, terdapat kesepakatan umum bahwa penelitian untuk disertasi harus
orisinil, memadai, bermakna, dan dilakukan secara mandiri (independently carried out). Pengertian dari berbagai persyaratan
tersebut ditentukan oleh disiplin ilmu masing-masing. Pada ilmu-ilmu keras (hard sciences), misalnya, penelitian
“bermakna” (significant research)
adalah penelitian laboratorium yang ekstensif mengenai suatu masalah yang
dinilai tinggi dalam prioritas pendanaan nasional, dan oleh karenanya menarik
minat masyarakat peneliti. Di pihak lain, pada bidang humaniora dan ilmu-ilmu
sosial, “bermakna” menunjukkan keluasan atau kedalaman penelitian tanpa
mengkaitkannya dengan prioritas pendanaan.
Selain itu, ada pula perbedaan sifat
penelitian yang dapat diterima untuk disertasi. Fungsi pendidikan Ph.D., yang
ditetapkan oleh sebuah universitas adalah (1) menyiapkan peneliti dasar dan
dosen, (2) menyiapkan peneliti untuk bekerja pada institusi non-akademik dimana
pemimpin atau donor menetukan agenda penelitian, dan (3) menyiapkan pelaksana
profesional dan (4) perencana. Penelitian tesis dan disertasi untuk menyiapkan
tenaga profesi bukan-peneliti tentu saja berbeda dengan penelitian untuk
menyiapkan tenaga peneliti. Untuk menyiapkan tenaga peneliti, teori-teori baru
sangat dihargai; sedangkan untuk tenaga pelaksanan profesional masih dapat diizinkan
untuk menggunakan teori yang telah diterima secara umum dalam menelaah masalah
aktual dunia-nyata untuk mendapatkan jawaban penyelesainnya. Namun demikian,
penelitian berorientasi pelaksanaan profesionalpun seringkali memer lukan teori
yang canggih dan oleh karenanya menggunakan metode dan pemahaman yang lanjut.
Komisi pembimbing mempunyai tanggung jawab
akademik terhadap proposal penelitian tesis dan disertasi mahasiswa
bimbingannya, dalam hal kebenaran ilmiah dan format penulisannya. Tanggung-jawab akademik ini ditandai oleh
tanda-tangan komisi pembimbing yang dibubuhkan dalam lembar persetujuan
proposal penelitian. Oleh karena itu, mahasiswa harus memperoleh persetujuan
dari semua komisi pembimbing untuk menempuh seluruh rangkaian proses untuk ujian
proposal penelitian.
BAB II
PENELITIAN
2.1. Penelitian
”Penelitian” dapat mempunyai beragam makna, seperti:
1. Suatu
usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
2. Suatu
penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu
pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan
maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan
paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.
3. Penyedilidikan
dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta
atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
4. Usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha
mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
5. Pemikiran
yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
Dari kelima
makna di atas dapat disimpulkan:
1. Penelitian merupakan
usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip
(menemukan/mengembangkan/ menguji kebenaran ilmiah).
2. Penelitian dilakukan dengan
cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan)
3. Penelitian dikerjakan
dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan metode ilmiah.
Penelitian dapat
bersifat (1) pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu
keadaan, fenomena, masalah; atau bersifat (2) aktif, ingin memecahkan
suatu masalah penelitian atau menguji hipotesis. Penelitian biasanya menghubungkan
(1) keinginan manusia-peneliti, (2) permasalahan penelitian yang timbul, (3) teori-teori
dalam ilmu pengetahuan, dan (4) metode ilmiah.
Penelitian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, misalnya berdasarkan: (1) Tujuan; (2)
Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian hasil penelitian; (5) Bidang ilmu yang
diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9)
Spesialisasi bidang ilmu. Berikut ini masing-masing pembagiannya.
Berdasarkan kemanfaatan hasil
penelitian yang diperoleh:
1.
Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan;
2.
Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui;
bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
Berdasarkan bidang ilmu yang diteliti:
1.
Penelitian Sosial,
secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
2.
Penelitian
Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.
Berdasarkan Tempat Penelitian :
1.
Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;
2.
Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan
menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
3.
Laboratory
Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan
pada tempat tertentu / lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;
Berdasarkan Metode pengumpulan data yang digunakan :
1.
Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak
ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
2.
Experimen Research
(Penelitian Percobaan), dilakukan
perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
Berdasarkan Keilmiahan
1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah
(Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang
sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan
kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
1.
Kemampuan
memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
2.
Kemampuan untuk
meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang
sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Ciri-ciri penelitian
ilmiah adalah:
1.
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2.
Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi
yang baik;
3.
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4.
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau
yang sejenis;
5.
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif
dan emosional;
6.
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin
berguna;
7.
Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang
kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8.
Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode
penelitiannya.
2. Penelitian
non-ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah).
Berdasarkan Bidang
ilmunya
Penelitian Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen,
Pemasaran), Komunikasi (Massa,
Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara,
Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama
Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
Berdasarkan dari
variabel penelitiannya
Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian,
yang diobservasi, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif.
Variabel dinamik meliputi masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang
dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang
(sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe =
membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang
akan datang dapat dilakukan dengan metode simulasi atau metode eksperimen.
Penelitian Survei
· Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
· Mencari keterangan secara faktual dari suatu
kelompok, daerah dsb.
· Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal
yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
· Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik
secara sensus maupun secara sampel;
· Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan;
Penelitian dengan metode survei ini dapat berupa :
1.
Penelitian
Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang
masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini
misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di
daerah Kalbar dalam lima
tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan
dan jembatan yang baik.
2.
Penelitian
Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang
berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang
fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta,
tapi tidak menguji hipotesis.
3.
Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang
digariskan sebelumnya. Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti
pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur
pencapaian tujuan).
4.
Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan
hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
5.
Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
6.
Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang
dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
Kalbar, 1998-2003;
Grounded Research
Penelitian ini bertumpu pada fakta dan menggunakan
analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris,
menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan
analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian ini data merupakan
sumber teori, teori berdasarkan data.
Tujuan Penelitian
Secara umum ada empat tujuan
utama :
1.
Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam
bidang tertentu
2.
Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam
bidang yang telah ada
3.
Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam
bidang yang telah ada
4.
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)
Kontribusi Penelitian
1.
Pemecahan Masalah,
meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu
masalah yang kompleks dan kait-mengkait;
2.
Memberikan jawaban
atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk
menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut;
3.
Mendapatkan
pengetahuan / ilmu baru :
Persyaratan Penelitian
1.
Mengikuti kaidah-kaidah
ilmiah
2.
Sistematis/Pola
tertentu
3.
Terencana.
Penelitian dikatakan baik bila :
1.
Purposiveness, tujuan penelitian yang jelas;
2.
Exactitude, penelitian dilakukan dengan hati-hati, cermat,
teliti;
3.
Testability, hasil-hasil
penelitian dapat diuji atau dikaji;
4.
Replicability, dapat diulang oleh peneliti lain;
5.
Precision and
Confidence, memiliki ketepatan dan keyakinan jika
dihubungkan dengan populasi atau sampel;
6.
Objectivity, bersifat objektif;
7.
Generalization, berlaku umum;
8.
Parismony, hemat, tidak berlebihan;
9.
Consistency, data/ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi
kata/ungkapan yang memiliki arti sama;
10.
Coherency, terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu
bagian dengan bagian lainnya.
Tahapan pelaksanaan penelitian:
Secara garis besar ada tiga tahapan pelaksanaan
penelitian:
1.
Pembuatan
rancangan;
2.
Pelaksanaan
penelitian;
3.
Pembuatan laporan
penelitian
Kerangka operasional penelitian:
1.
Memilih Masalah; memerlukan
kepekaan
2.
Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi;
3.
Merumuskan Masalah; jelas, dari
mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
4.
Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat
berpijak, (hipotesis);
5.
Memilih pendekatan; metode atau cara
penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat menentukan variabel apa, objeknya
apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana;
6.
Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh dari mana?
7.
Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh? Observasi, interview, kuesioner?
8.
Mengumpulkan data; dari mana, dengan
cara apa?
9.
Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian
terhadap data. Apa jenis data akan menentukan teknis analisisnya
10.
Menarik kesimpulan; memerlukan
kejujuran, apakah hipotesis terbukti?
11.
Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.
12.
Menyusun publikasi ilmiah hasil penelitian.
2.2. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Skripsi, Tesis, dan Disertasi merupakah karya ilmiah yang menjadi salah
satu persyaratan untuk lulus pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3. Pada dasarnya
cara penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah sama, bedanya semakin
tinggi tingkatannya, maka semakin banyak fakta-fakta dan teori-teori yang harus
dirujuk sebagai landasan-dasar penelitian, dan juga cara penyajiannya mulai
dari hanya mendeskripsikan suatu obyek penelitian sampai dengan menghasilkan
suatu teori berdasarkan fakta-fakta empiris.
Banyak mahasiswa yang sedang menyusun Tesis, dan Disertasi memilih untuk
menunda-nunda proses penyusunan proposal penelitiannya atau bahkan tidak
menyelesaikan Tesis, dan Disertasinya karena tidak tahu harus mulainya darimana
atau sudah jenuh dengan revisi yang tak kunjung selesai atau tidak mempunyai
waktu; misalnya karena sambil bekerja. Sebenarnya yang menjadi kendala dalam
penyusunan suatu proposal penelitian adalah :
(1) Komitmen
yang kurang kuat pada diri mahasiswa untuk mau memulai menyusun proposal
penelitian. Jangan takut salah! "Orang yang SUKSES adalah orang yang
pernah membuat KESALAHAN; Tidak ada orang yang SUKSES tanpa mengalami suatu
KESALAHAN"
(2) Kesulitan
dalam menentukan masalah penelitian yang ingin diketahui lebih lanjut, sebagai
titik awal untuk menyusun suatu proposal penelitian
(3) Tidak
mempunyai referensi yang cukup terkait dengan topik penelitiannya, dan
(4) Kurang
pengalaman dalam menulis karya ilmiah sehingga sulit untuk menguraikan
pendapatnya dalam bentuk tulisan.
Definition of
Thesis:
A lot of definitions of a thesis can be
given. And it is only up to you to decide what definition of a thesis
you choose and what definition will be a basis of your work.
The thesis is the main idea of
one's research. The thesis or dissertation is normally the culmination of a
candidate's research; submission of the thesis represents the completion of the
final requirement for the degree being sought. In certain faculties (such as
fine or performance arts), the thesis may be a form of an artistic performance,
a written work (of music, or of fiction, for example), or a painting or other
artistic production.
The length of the thesis will
vary depending on the specific degree. Thesis submitted as part of the
requirements for an undergraduate
degree are usually much shorter than those submitted as part of a Ph.D. (or other
research-oriented doctorate).
Length may be calculated in number of words, number of pages, or, when the
thesis is written in a character-based
language, number of characters.
Definition of a thesis, variant 1:
According to this definition, a thesis is
an academic writing prepared by a student and based on his\her own research in
order to get a degree. When talking about this variant of thesis
definition, we assume that the purpose of a thesis is to check
student’s abilities and skills. This variant of thesis definition is considered
to be more academic.
Definition of a thesis, variant 2:
This thesis definition is
based on students’ points of view. Some of them find thesis writing to be an
interesting and thrilling assignment, which helps demonstrate their knowledge
and skills. But some students consider such task as thesis writing to be a real
challenge for them. They should do a lot. They spend their time and become
nervous when they start writing a thesis. So, this definition of a
thesis seems rather pessimistic, don’t you think so?
Definition of a thesis, variant 3:
Definition of a thesis, variant 3:
Thesis writing requires a lot of practice
and researches. In order to prove your ideas, you are to make an investigation
to gather needed information for your thesis. You should use different sources
and analyze information you have found. This definition of a thesis is more
practical.
Definition of thesis, variant 4:
One of the most optimistic definitions of a
thesis is the next one. Imagine that you have a right to create your own
research, give birth to your ideas and develop them. Everything is in your
hands. And you can be a creator of your ideas and dreams.
Definition of thesis, variant 5:
Thesis :
A position
or proposition which a person advances and offers to maintain, or which is
actually maintained by argument.
Hence, an
essay or dissertation written upon specific or definite theme; especially, an
essay presented by a candidate for a diploma or degree.
An
affirmation, or distinction from a supposition or hypothesis.
The
accented part of the measure, expressed by the downward beat; -- the opposite
of arsis.
The
depression of the voice in pronouncing the syllables of a word.
The part of the foot upon which such a depression
falls.
Definition of thesis, variant 6:
What is a thesis:
1. A thesis is a proposition that is maintained by argument.
2. A good thesis statement declares what you believe and what you intend to prove.
3. A thesis is a statement or theory that is
put forward as a premise to be maintained or proved.
4. A thesis is a proposition stated or put
forward for consideration, esp. one to be discussed and proved or to be
maintained.
Definition of thesis, variant 7:
A thesis (from Greek θέσις
position) is an intellectual proposition. A
thesis statement is the
statement that begins a formal essay or argument, or that describes the central
argument of an academic paper or proposition.
In academia, a thesis or dissertation is a document that presents the author's research and findings and is submitted in support of candidature for a degree or professional qualification.[
In academia, a thesis or dissertation is a document that presents the author's research and findings and is submitted in support of candidature for a degree or professional qualification.[
Definition of dissertation
A dissertation
(also called thesis or disquisition) is a document that
presents the author's research and findings and is submitted in support of
candidature for a degree or professional qualification. The word
"thesis" comes from the Greek
θέσις, meaning "position", and refers to an intellectual
proposition.
"Dissertation" comes from the Latin dissertātiō,
meaning "discourse." In some countries/universities, the word thesis
is used as part of a Bachelors or Masters course, while dissertation is
normally applied to a Doctorate. Electronic versions of theses or dissertations
are often called ETDs
Dissertation definition
as explained in a dictionary stands for “an extended treatise, especially
one written for a doctoral degree” (Pg. 254; Random House Dictionary). But
it requires a far more detailed and varied approach because of the numerous
technicalities involved in the presentation of the thesis. A dissertation
is where the scholar collates all the information and rationale of his research
work, his acknowledgements to those who have contributed toward his effort and
citations of work he used in his paper among others.
Definition of a dissertation, variant 1:
A lengthy, formal treatise, especially one
written by a candidate for the doctoral degree at a university; a thesis.
A formal and lengthy discourse or treatise
on some subject, esp. one based on original research and written in partial
fulfillment of requirements for a doctorate.
Definition of a dissertation, variant 2:
Dissertation - a treatise advancing a new
point of view resulting from research; usually a requirement for an advanced
academic degree
treatise - a formal
exposition.
Definition of a dissertation, variant 3:
1. A formal, lengthy exposition of a topic: discourse, disquisition,
treatise.
2. A thorough, written presentation of an
original point of view: thesis.
3. A long piece
of writing on a particular subject, especially one written for a university
degree.
Definition of a dissertation, variant 4:
A dissertation
is a document that is presented by scholars pursuing their doctoral degrees but
it can also mean a research project at the post-graduate or under-graduate
level. The differences lie in scale insofar as a doctoral dissertation could be
as long as 500 pages while those of the post-graduate or under-graduate levels
could be around 250 pages and 60 pages respectively. It really has been a
question of culture about what a university or universities in particular
regions call a research paper. The terms theses and document appear to have been
used in a flexible manner almost everywhere and both convey the same meaning.
Definition of a dissertation, variant 5:
What is dissertation?
What is dissertation and what are their impacts in creating an
era for good writing techniques which one would follow for long is always a
question for all beings. The very meaning contemplates the organization of deep
thoughts and its classification of the dynamic ideas and finally its
presentation into meaningful form. The topic, subject involved and other secondary
thoughts are quite a degree less for the paper. The primary purpose is the
meaningful representation of thoughts.
The primary factors
make the dissertation defined and professional in nature. An
outstanding piece of writing accounts for greater integration of thoughts and
supporting factors which includes the references and thus makes the paper
strong and provocative. The beginning of the paper must include the various
components which make it stand and allow it to speak by itself. The article
must include a title page which would include the topics statement and the
purpose for which they have been taken up.
2.2.
Proposal Penelitian
Sebelum memulai penulisan karya ilmiah,
hal-hal yang perlu disiapkan adalah topik tulisan yang sudah jelas, perumusan
masalah (research question) yang pasti, dan sumber-sumber informasi yang
menunjang. Dengan berbekal tiga hal tersebut, proposal penelitian dapat disusun
untuk memberikan gambaran awal dari penelitian yang akan dilakukan.
Proposal atau usulan penelitian diperlukan
untuk mengawali suatu kegiatan penelitian. Proposal penelitian tesis dan
disertasi harus dikaji dan dievaluasi oleh pembimbing dan penguji. Untuk
memperlancar evaluasi atau kajian, proposal perlu mengikuti format tertentu
dalam hal susunan isi, pengetikan, dan pengesahan (yang diminta oleh pembimbing
atau evaluator).
2.2.1.
Penelitian Kualitatif
Penelitian ini dilakukan untuk
mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri-peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya.
Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang
bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan cirri-ciri naturalistic yang
penuh keotentikan.
Proposal Penelitian Kualitatif
Bagian ini memuat
uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian ini
dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan
tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam
penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian
berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui
gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara
jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan
naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan
sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang
telah dirumuskan.
Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan
mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori
yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu “teori”.
5.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini
ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu
atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam
subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap
masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Bab ini memuat uraian tentang metode dan
langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap
penelitian.
a. Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Peneliti perlu menjelaskan bahwa
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan
alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga
dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berfikir untuk memahami makna
suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu
mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus,
grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan,
atau penelitian kelas.
b. Kehadiran Peneliti
Peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi
fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh
karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak
diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam
laopran penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan
penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu
disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh
subjek atau informan.
c. Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan
identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana
peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas,
misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi),
struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian
dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan
menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika
megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah
bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
d. Sumber Data
Jenis data, sumber data, dan teknik
penjaringan data harus dapat dijelaskan secara terinci dan memadai. Uraian
tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya,
siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek
dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga
kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang
dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam
penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam
penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan
informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
e. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
harus dapat diuraikan secara jelas, misalnya observasi partisipan, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Ada dua dimensi makna perekaman data, yaitu fidelitas
dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan dapat
disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan
catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan
sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan
terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman
data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan
cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang
diperlukan dalam pengumpulan data.
f. Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara,
catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.
Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis
data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa
yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama
dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain,
analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini
peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika.
Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang
operasional, misalnya matriks dan logika.
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang
usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan
dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan
teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang
diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori),
pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya
ditransfer ke latar lain (transferr-ability), ketergantungan pada konteksnya
(depend-ability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirm-ability)
.
h. Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan
penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian
sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.
2.2.2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan
pendekatan deduktif-induktif, berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, atau pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi perma-salahan - permasalahan penelitian beserta pemecahan-pemecahannya
yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan
data empiris di lapangan.
Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
Kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatar-belakangi
masalah yang diteliti. Masalah penelitian dapat diuraikan secara ringkas meliputi
dasar-dasar teori, hasil-hasil penelitian sebelumnya, kesimpulan seminar dan
diskusi ilmiah atau pengalaman / pengamatan pribadi peneliti yang terkait erat
dengan masalah yang diteliti.
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan
dicarikan jawabannya. Rumusan masalah penelitian merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah penelitian dapat disusun
secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.
Rumusan masalah penelitian harus dapat menampakkan variabel-variabel yang
diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan
subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara
empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sesuatu yang
ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada
isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara
merumuskannya. Masalah penelitian dapat dirumuskan dengan menggunakan kalimat
tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajarnya dalam
matapelajaran Matematika.
4.
Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif menyajikan
hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan
deskriptif biasanya tidak menyajikan hipotesis. Oleh karena itu sub-bab
hipotesis penelitian tidak harus ada dalam proposal tesis atau disertasi.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara
teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar
hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih
jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada
paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat
definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya
disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah
ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat
kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan
menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar
yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan siswa yang
tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a)
menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk
kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, (d) dapat
diuji secara empiris.
5.
Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian dapat dipandang dari
sudut pengembangan ilmu atau dari sudut pandang pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain, uraian nya
meliputi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian ini diharapkan
dapat disimpulkan bahwa penelitian memang layak untuk dilakukan.
6.
Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan
dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam
melaksanakan penelitian. Misalnya, diasumsikan bahwa sikap seseorang dapat
diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini tidak perlu pembuktian
kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil
pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau
metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian,
sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
7.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian
dapat meliputi variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek
penelitian, dan lokasi penelitian. Uraian juga meliputi penjabaran variabel
menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam tesis,
dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat
menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian
menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak dapat dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi
menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa
dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena
faktor logistik. Ke dua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber
dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti
untuk mencari data.
8.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional variabel
diperlukan apabila dikhawatirkan akan timbul tafsir-beda atau kekurang-jelasan
makna. Istilah yang perlu diberi diuraikan adalah istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep atau variabel penting. Kriteria konsep-penting
adalah jika konsep tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau
variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti
tidak perlu diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititik-beratkan
pada pengertian operasional yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi
operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati.
Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil
data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.
Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah
kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi,
mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional
perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk akan memudahkan
pengukurannya. Penyusunan definisi operasional juga memungkinkan peneliti lain
melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh peneliti lain.
9.
Metode Penelitian
Uraian dalam bab metode penelitian biasanya
mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen
penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
a.
Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian yang
digunakan perlu dijelaskan serinci mungkin, terutama dalam penelitian
eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian
agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik
variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan
penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap
variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian
eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian
non-eksperimental, bahasan dalam sub-bab rancangan penelitian berisi penjelasan
tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya;
apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian
historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini
dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat
hubungan antara variabel-variabel tersebut.
b.
Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel lazim digunakan
jika penelitian mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
penelitian dilakukan pada seluruh populasi, lebih cocok digunakan istilah
subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai,
sumber data lazimnya disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut
informan atau subjek, tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang
akurat tentang karakteristik populasi penelitian sangat diperlukan agar
besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.
Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti
dapat mencerminkan keadaan populasinya secara tepat dan akurat. Ke-representatif-an
sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam hubungannya
dengan generalisasi hasil-hasil penelitian. Jika keadaan sampel berbeda dengan
kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam
generalisasinya. Hal-hal yang perlu diuraikan tentang Populasi
dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi
atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, dan (c)
besarnya sampel.
c.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti. Uraian juda diperlukan tentang prosedur
pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang
digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi
isinya. Instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam
tesis dan disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi
instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti,
tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas
instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir
pertanyaan / pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat
spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang
dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen
penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan
hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, sub-bab instrumen
penelitian lazimnya diganti dengan Alat dan Bahan.
d.
Pengumpulan Data dan Informasi
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah
yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b)
kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data,
serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan
orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan
serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas.
e.
Analisis Data
Jenis dan model analisis statistik yang
digunakan dapat beragam. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang
dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam hal statistik
inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis datanya dengan tetap
berorientasi pada tujuan pnelitian atau hipotesis penelitian. Oleh karena itu, hal pokok
yang harus diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik
analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan
karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan
teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik
parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan
penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang
jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan
pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal,
maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara mendalam. Sebaliknya, jika
teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer),
maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila
dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan software-nya, misalnya
SPSS for Windows.
10. Landasan Teori
Dalam penelitian, pendugaan atau
jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan teori-teori
sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti
wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka.
Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung,
tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian
pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel)
yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi
atas hipotesis.
Untuk dapat memberikan deskripsi
teoritis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya
kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang
diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah
dalam satu sub-bab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari
berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan
penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah,
terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik
jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan
pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka
yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan
sebagai penunjang. Berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi
dan kontribusi penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang
lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan
ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan
atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang
dikaji.
Pemilihan bahan pustaka yang
dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali
untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran
penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada
suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan
prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang
pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap
telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk
menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
BAB III
BAGIAN-BAGIAN PROPOSAL PENELITIAN
Karya ilmiah yang berupa proposal penelitian tesis dan
disertasi lazimnya dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.
3.1.
Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas:
·
Sampul
·
Halaman
judul
·
Halaman
pengesahan
·
Halaman
kata pengantar
·
Halaman
daftar isi
·
Halaman
daftar tabel
·
Halaman
daftar gambar
·
Halaman
daftar lampiran
·
Halaman
daftar simbol, singkatan, dan definisi.
3.2.
Bagian Utama Proposal
Bagian utama suatu proposal penelitian
tesis dan disertasi dapat terdiri atas:
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Kerangka
Konsep Penelitian
Bab IV Metode
Penelitian
Daftar
Pustaka.
3.3.
Bagian Akhir Karya Ilmiah
Bagian akhir karya ilmiah proposal
penelitian tesis dan disertasi memuat lampiran-lampiran, apabila hal ini
diperlukan. Lampiran biasanya berupa
tabel, gambar, peta, manual, rumus-rumus, foto, daftar isian, dan lainnya.
BAB IV
PEDOMAN PENGETIKAN
4.1. Kertas
Kertas yang dipakai adalah HVS / kertas fotokopi ukuran
A4 dan bobot 70-80 g.
Perbanyakan karya ilmiah ini dilakukan dengan fotokopi yang bersih.
4.2. Jenis Huruf
Naskah karya ilmiah
diketik dengan komputer dengan huruf jenis Arial 11 cpi (11 huruf/character per
inchi) atau 28-30 baris per
halaman dengan 11 cpi.
4.3.
Margin
Batas
pengetikan 4 cm dari sisi kiri
kertas, 3 cm dari batas sisi kanan, sisi bawah dan sisi atas kertas,
tidak termasuk nomer halaman.
4.4.
Format
Setiap
memulai alinea baru, kata pertama diketik ke kanan masuk lima ketukan. Setelah tanda koma, titik koma
dan titik dua diberi jarak satu ketukan (sebelum titik dua tidak
diberi spasi), setelah tanda titik untuk
kalimat baru, diberi jarak dua
ketukan. Setiap bab dimulai pada
halaman baru, diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah-tengah bagian
atas halaman. Sub-bab diketik di pinggir sisi kiri halaman, dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama pada setiap kata
diketik dengan kapital, pemutusan kata dalam satu baris kalimat harus mengikuti
kaedah bahasa Indonesia yang baku
dan benar.
4.5.
Spasi
Jarak antara baris dalam teks adalah dua
spasi. Jarak antar baris dalam kalimat
judul, sub judul, sub bab, judul tabel dan judul gambar serta ringkasan/summary diketik dengan jarak satu spasi.
4.6.
Nomor Halaman
Bagian awal karya ilmiah diberi nomer halaman dengan menggunakan angka kecil romawi
(i, ii, iii, dan seterusnya), ditempatkan pada sisi tengah bawah dari halaman.
Khusus bagian awal karya ilmiah, pemberian nomer halaman dimulai dari
bagian pendahuluan. Untuk bagian utama dan bagian akhir karya ilmiah, pemberian
nomer halaman berupa angka yang diletakkan pada sisi halaman kanan atas.
BAB V
BAGIAN AWAL PROPOSAL PENELITIAN
5.1.
Sampul
Pada sampul dicetak: Judul proposal
penelitian, tulisan kata: tesis atau disertasi (huruf kapital), tulisan
kalimat: Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister / Doktor, nama
program studi, lambang Universitas Brawijaya, nama lengkap penulis (tanpa
gelar), nomer induk mahasiswa, tulisan: Program Pascasarjana (Fakultas xxxx), Universitas
Brawijaya Malang, dan tahun proposal penelitian diajukan.
Sampul terdiri dari dua bagian: sampul luar
dari (soft cover) warna cream atau hijau muda atau biru muda, tulisan hitam.
Contoh sampul luar proposal penelitian tesis dan disertasi (Lampiran 1 dan 2).
Sedangkan sampul dalam dari kertas HVS putih tulisan hitam. Contoh sampul dalam
proposal penelitian tesis dan disertasi (Lampiran 3 dan 4).
5.2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dicetak pada kertas HVS putih, memuat
judul proposal penelitian nama penulis dan kata-kata pengesahan, susunan
dewan penguji dan tanda tangan dewan penguji dengan urutan ketua komisi
pembimbing, anggota komisi pembimbing dan mengetahui Ketua Program Studi.
Contoh halaman pengesahan proposal penelitian tesis dan disertasi (Lampiran 5
dan 6).
5.3.
Halaman Identitas Tim Penguji
Halaman
identitas tim penguji dicetak pada kertas HVS putih, memuat judul proposal
penelitian, identitas mahasiswa, nama komisi pembimbing dan nama tim dosen
penguji. SK penguji dari Program Pascasarjana (Fakultas xxxx) Universitas
Brawijaya disertakan. Contoh halaman identitas tim penguji proposal penelitian
tesis dan disertasi (Lampiran 7 dan 8).
5.4.
Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman
pernyataan orisinalitas merupakan halaman yang memuat ketegasan penulis bahwa
naskah proposal penelitian bukan karya plagiasi dan menjamin orisinalitasnya.
Contoh halaman pernyataan ini disajikan pada Lampiran 9.
5.5.
Halaman Kata Pengantar
Kata
pengantar memuat rasa syukur dan ucapan terima kasih sehingga tulisan dapat
disajikan, uraian singkat proses penulisan karya ilmiah dan penulis
mengantarkan kepada pembaca agar dapat memahami isi tulisan proposal
penelitian. Contoh kata pengantar disajikan dalam Lampiran 10.
5.6. Halaman Daftar Isi
Halaman
daftar isi diketik pada halaman
baru dan diberi judul
daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri
titik dan diletakkan di tengah atas kertas.
Dalam daftar isi dimuat daftar tabel, daftar gambar, judul dari bab dan
sub bab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan yang mendahului daftar isi
tidak perlu dimuat dalam daftar isi.
Judul bab diketik
dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama tiap sub bab
diketik dengan huruf besar.
Baik judul bab ataupun sub bab tidak diakhiri titik. Nomer bab menggunakan angka romawi dan sub
bab menggunakan angka arab. Jarak
pengetikan antara baris judul bab yang
satu dengan bab yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara anak bab adalah satu spasi. Contoh
halaman daftar isi pada Lampiran
11.
5.7.
Halaman Daftar Tabel
Halaman
daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf
kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Daftar tabel
memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomer tabel ditulis
dengan angka. Jarak pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris
diketik satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi. Judul
tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam
teks. Contoh halaman daftar tabel pada Lampiran 12.
5.8.
Halaman Daftar Gambar
Halaman
daftar gambar diketik pada halaman baru.
Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomer gambar, judul gambar dan
nomer halaman, baik gambar yang ada dalam teks dan dalam Lampiran. Cara
pengetikan pada halaman daftar gambar seperti contoh pada Lampiran 13.
5.9.
Halaman Daftar Lampiran
Daftar
lampiran diketik pada halaman baru. Judul daftar lampiran diketik di tengah
atas halaman dengan huruf kapital. Halaman daftar
lampiran memuat nomer teks judul lampiran dan halaman. Judul daftar lampiran
harus sama dengan judul lampiran. Lampiran, misalnya memuat contoh rumus perhitungan, peta, daftar pertanyaan, foto dan lain-lain.
5.10. Halaman Daftar Istilah, Simbol, Singkatan, dan
Definisi
Halaman daftar simbol dan singkatan memuat simbol/besaran
dan singkatan istilah/satuan. Bagian Daftar simbol ini tidak perlu selalu
ada. Cara pengetikannya adalah sebagai
berikut:
- Pada
lajur/kolom pertama memuat singkatan.
- Pada
lajur/kolom ke dua memuat keterangan singkatan yang disajikan pada lajur
pertama.
- Penulisan
singkatan diurut berdasarkan abjad latin dengan huruf besar diikuti dengan
huruf kecil.
- Bila
simbol ditulis dengan huruf Yunani, penulisannya juga berdasarkan abjad Yunani.
- Keterangan
pada lajur ke dua diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama diketik dengan
huruf besar.
BAB VI
BAGIAN UTAMA PROPOSAL PENELITIAN
Bagian utama karya ilmiah terdiri
atas beberapa bab. Jumlah bab tidak
dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian penulis. Bagian utama
umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka/kerangka dasar
teoritik/kerangka fikir, kerangka konsep, metode penelitian dan daftar pustaka.
Rangkaian kata untuk menyampaikan informasi yang disajikan di dalam suatu karya
ilmiah hendaknya teliti, singkat, padat, jelas, tajam, dan relevan serta
konsisten.
Di dalam perkembangannya
penulisan bagian utama proposal penelitian tesis / disertasi terdapat dua model
dasar asumsi filosofis, yaitu: mainstream
(yaitu: positivist paradigm), dan non-mainstream, misalnya: interpretivist paradigm, critical
paradigm, dan postmodernism paradigm. Oleh karena itu, adanya perbedaan
asumsi ini akan berimplikasi terhadap penulisan bagian utama proposal penelitian tesis / disertasi.
Secara garis besar perbedaan mainstream dan non-mainstream disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Urutan penulisan bagian utama proposal penelitian model mainstream dan non-mainstream.
Bab
|
Mainstream
|
Non-Mainstream
|
I
|
Pendahuluan
|
Pendahuluan
|
II
|
Tinjauan Pustaka/Kerangka dasar teoritik
|
Metodologi
dan Metode Penelitian
|
III
|
Kerangka Konsep
Penelitian
|
Analisa
Kritik Teori
|
IV
|
Metode Penelitian
|
Analisa Social Setting Penelitian
|
V
|
Daftar
Pustaka
|
Daftar
Pustaka
|
6.1. Mainstream
Pada
dasarnya format penulisan proposal penelitian yang menggunakan pendekatan mainstream memiliki aturan yang baku, baik jumlah bab
maupun tata aturan isi pada masing-masing bab.
Bab
1. Pendahuluan
Bab pendahuluan ini memuat: latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
a. Latar belakang penelitian:
memuat fakta-fakta relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak
merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan
dalam usulan penelitian itu
dipandang penting untuk diteliti, ditinjau dari aspek teoritis,
normatik, faktual, dan teknis.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Banyak faktor yang mungkin menyebabkan
timbulnya suatu masalah. Misalnya, dalam hal “kinerja pegawai”, bukan hanya
terkait dengan motivasi dan kompensasi kerja, tetapi juga kepemimpinan,
supervisi/pengawasan, iklim organisasi, budaya organisasi, iklim komunikasi
organisasi, lingkungan kerja, pelatihan, kepuasan kerja, semangat kerja, etos
kerja, kedisiplinan, kecerdasan emosional, manajemen stress, kondisi fisik, dan
lain-lain.
Apabila kita meneliti tentang masalah
kinerja, idealnya semua faktor tersebut kita teliti. Namun, karena sejumlah
keterbatasan yang kita miliki, misalnya waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan,
maka tidak semua faktor tersebut dapat kita teliti. Oleh karena itu, sesuai
dengan jenjang pendidikan kita (S2 atau S3), kita hanya meneliti sebagian kecil
saja dari faktor-faktor tersebut.
Walaupun demikian, untuk kepentingan
penyusunan proposal penelitian, semua faktor tersebut dapat diidentifikasi
sebagai masalah, satu per satu. Semakin banyak identifikasi masalah yang dilakukan,
akan semakin baik. Untuk mempermudah proses
identifikasi masalah, dapat digunakan acuan teoritik yang terkait dengan “kinerja”.
Perhatikan faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai, lalu jadikan
faktor-faktor tersebut sebagai identifikasi masalah.
Dalam menyusun proposal penelitian untuk tesis
dan disertasi, harus memasukkan semua faktor tersebut kedalam paket
identifikasi masalah, bahkan perlu ditambah faktor lain yang baru. Pembatasan
dilakukan untuk menetapkan beberapa faktor yang paling relevan dengan masalah
yang akan diteliti. Pertimbangkan segenap keterbatasan, khususnya tenaga,
waktu, biaya, dan kemampuan teoritik dan metodologis. Pembatasan masalah
minimal mencakup dua hal : (1) Lokasi/Obyek Penelitian, hal ini berkaitan
langsung dengan tempat yang dijadikan obyek penelitian, misalnya : perusahaan,
instansi pemerintah, sekolah, pesantren, masjid, gereja, pasar/mall, dan
lain-lain. (2) Variabel atau fokus penelitian, hal ini berkaitan dengan
variabel-variabel atau fokus penelitian yang akan diteliti.
Apabila sudah berhasil membatasi masalah
dengan tepat, maka langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah harus sesuai dan sinkron
dengan pembatasan masalah dan dapat disajikan dalam bentuk pertanyaan.
Perumusan masalah memuat proses
penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks dirumuskan menjadi masalah yang
dapat diteliti (researchable problems),
atau merumuskan kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi
yang akan diteliti dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Di dalam menyampaikan
perumusan masalah harus relevan dengan judul dan perlakuan yang akan diteliti.
Perumusan masalah tidak selalu berupa kalimat tanya.
Contoh-contoh Perumusan
Masalah Penelitian:
Contoh 1. Perumusan
Masalah : Integrasi Pasar Komoditi Pangan
Struktur
pemasaran produk pertanian banyak mengarah ke persaingan tidak sempurna dengan
fungsi distribusi produk dan penentuan harga didominasi oleh pedagang pengumpul.
Sementara perilaku pemasaran tergolong tidak efisien sebagai akibat proses
penentuan harga tidak transparan dan adanya kolusi antar pedagang dalam
penentuan harga beli di tingkat petani. Sebagai akibat dari struktur dan
perilaku pasar tersebut maka distribusi tidak merata, keuntungan lebih banyak
dinikmati oleh pedagang pengumpul, dan bagian harga yang diterima petani
relatif kecil.
Inefisiensi
dalam sistem pemasaran akan semakin
meningkat bila tidak terintegrasinya harga di tingkat produsen dengan harga di
tingkat konsumen. Walaupun harga dasar (Floor
Price Provenue) berada dalam pengawasan pemerintah, Penulis percaya
bahwa, keragaman dalam harga di pasar (pasar konsumen) cukup besar karena masih
dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan intervensi pemerintah dalam masalah harga
tidak mempengaruhi integrasi pasar. Sehubungan dengan hal dan informasi
tersebut di atas, aspek yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah, aspek
integrasi pasar dalam sistem pemasaran komoditas pangan baik integrasi secara
vertikal, horizontal, jangka pendek maupun jangka panjang antar pasar komoditas
pangan, disamping itu juga pola aliran dan struktur pasar serta
prilaku pasar dari komoditas yang diteliti. Adapun komoditas pangan yang
diteliti adalah, beras, kacang tanah
Kupas dan kedelai kuning.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan
pokok yang akan dikaji dalam penelitian adalah, “Sejauh mana integrasi pasar yang terjadi pada tataniaga komoditas
beras, kacang tanah kupas dan kedelai kuning berpengaruh pada efisiensi
pemasarannya”.
Contoh
2. Perumusan Masalah Penelitian
(Tesis:
Peran institusi lokal dalam penanggulangan kemiskinan)
Kecenderungan masyarakat untuk
aktif dalam institusi lokal yang dibuat oleh masyarakat sendiri merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk
dibahas. Berangkat dari uraian tersebut,
maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai keberadaan institusi
lokal dalam menangglulangi masalah kemiskinan yang terjadi diperkotaan. Dari
berbagai uraian latar belakang, maka dapatlah diambil suatu rumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana realitas
keberadaan institusi lokal dalam penanggulangan kemiskinan di perkotaan.
2. Bagaimana implementasi Proyek Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Kecamatan Lowokwaru.
3. Bagaimana manfaat dari
Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan di Kecamatan Lowokwaru Malang.
Contoh 3. Rumusan Masalah Penelitian
(Disertasi: ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMINJAM PADA BANK UMUM SYARI’AH DI
JAWA TIMUR)
Dari latar belakang
yang telah dijelaskan, pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan dikaji dan
dianalisis adalah :
1.
Apakah stimuli pasar mempunyai pengaruh
terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum syari’ah?
2.
Apakah stimuli non pasar mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah
meminjam pada bank umum syari’ah?
3.
Apakah stimuli karakteristik konsumen
mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum syari’ah?
4.
Apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh
bank umum syari’ah mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah meminjam pada
bank umum syari’ah?
5.
Apakah stimuli pasar mempunyai pengaruh tak
langsung terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum syari’ah dengan
intermediasi strategi pemasaran?
6.
Apakah stimuli non pasar mempunyai pengaruh
tak langsung terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum syari’ah dengan
intermediasi strategi pemasaran?
7.
Apakah karakteristik konsumen mempunyai
pengaruh tak langsung terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum
syari’ah dengan intermediasi strategi pemasaran?
Contoh 4. Perumusan masalah
(Disertasi Program Doktor Ilmu
Hukum, PPSUB)
1.
Mengapa the independence of thejudiciary diterima di pelbagai Negara? Bagaimana perkembangan konsep
kekuasaan kehakiman atau kekuasaan
peradilan yang merdeka itu baik nasional maupun internasional? Benarkah Rechtsidee dan Staatsidee menjadi dasar Judicial Power?
2.
Bagaimana penjabaran kekuasaan kehakiman atau kekuasaan peradilan yang
bersumber pada Rechtsidee dan Staatsidee serta Piagam Deklarasi PBB
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi serta Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan
Pajak, Peradilan Hak-hak Asasi Manusia menurut UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan Negara Republik Indonesia?
3.
Bagaimanakah struktur organisasi, fungsi dan wewenang Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi serta empat lingkungan peradilan dan peradilan-peradilan
dibawahnya? Apakah hal ini mempengaruhi pelaksanaan kekuasaan peradilan yang
merdeka?
4.
Bagaimana pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang merdeka itu tidak menyimpang
dari Rechtsidee, Staatsidee dan
tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 dan Piagam/Deklarasi PBB?
Contoh 5. Rumusan Masalah Penelitian.
(Tesis
PS S2 Teknik Sipil PPSUB)
Bangkitan pergerakan kendaraan
yang meliputi tarikan pergerakan kendaraan menuju lokasi sekolah dan produksi
pergerakan kendaraan dan meninggalkan lokasi
sekolah dasar, diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai berikut :
1. Bagaimana jumlah bangkitan
pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat
di sekolah dasar ?
2. Bagaimana model bangkitan
pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat
di sekolah dasar ?
3. Bagaimana hasil perbandingan
antara observasi dan prediksi model bangkitan pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat ?
4. Bagaimana kesesuaian bangkitan
pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat di sekolah dasar ?
c.
Tujuan penelitian
Rumusan tujuan penelitian harus
menyebutkan secara spesifik tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian. Dalam beberapa
hal, seharusnya tujuan penelitian juga tersirat di dalam judul
penelitian. Dengan logika seperti butir (b) di atas, jika perumusan masalah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, jumlah pertanyaan tidak selalu harus sama
dengan tujuan penelitian.
Beberapa contoh rumusan Tujuan Penelitian :
Contoh 1.
Tujuan Penelitian
(Tesis PS S2 Teknik Sipil PPSUB)
Tujuan yang hendak dicapai dari
penelitian ini adalah:
- Mengetahui jumlah bangkitan pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat di sekolah dasar.
- Mengetahui model bangkitan pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat di sekolah dasar.
- Mengetahui perbandingan antara observasi dengan prediksi model bangkitan pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat.
- Mengetahui kesesuaian bangkitan pergerakan kendaraan roda dua dan roda empat di sekolah dasar.
Contoh 2. Tujuan Penelitian
(Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum, PPSUB)
1.
Menemukan konsep negara hukum dan kekuasaan peradilan yang merdeka menurut
UUD 1945 dan perundang-undangan Negara Republik Inddonesia serta Deklarasi PBB
tentang konsep the Independence of the
Judiciary.
2.
Menemukan penjabaran kekuasaan kehakiman / peradilan yang bersumber pada staatsidee, rechtsidee, tujuan nasional serta piagam/ deklarasi PBB yang
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Peradilan lainnya serta Mahkamah
Konstitusi menurut UUD dan Perundang-undangan RI
3.
Merumuskan fungsi, wewenang dan kedudukan serta struktur organisasi
Mahkamah Agung, peradilan dibawahnya dan Mahkamah Konstitusi menurut UUD dan
peraturan perundang-undangan yang tidak menyimpang dari Rechtsidee serta Piagam deklarasi PBB tersebut. Apakah hal ini
tidak menyimpang dari rechtsidee dan
pasal-pasal 24A, 24B, 24C, dan 25 UUD 1945 ?
4.
Mengidentifikasi dan menganalisa pelaksanaan kekuasaan kehakiman dalam
praktek perundang-undangan, tidak menyimpang dari Rechtsidee, Staatsidee dan tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945
serta Piagam PBB tersebut.
Contoh 3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan maka tujuan yang
diinginkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis integrasi pasar secara vertikal dan
horizontal pada pemasaran di berbagai tingkat pasar.
2.
Menganalisis integrasi pasar dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
3. Menganalisis elastisitas
transmisi harga dalam pemasaran komoditas pangan.
4. Menganalisis efisiensi
pemasaran dari aspek struktur, prilaku dan keragaan pasar (S-C-P).
Contoh 4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
: (1) hubungan partisipasi masyarakat dengan keberhasilan program pengentasan
kemiskinan (program IDT); (2) tingkat partisipasi masyarakat dalam program
pengentasan kemiskinan (program IDT) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya;
(3) perubahan taraf hidup masyarakat desa/kerlurahan tertinggal setelah
menerima program pengentasan kemiskinan (program IDT); dan (4) distribusi
pendapatan diantara kelompok penerima pendapatan pada masyarakat penerima
program pengentasan kemiskinan (program IDT).
Contoh 5. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan
perumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keberadaan terbentuknya/
institusi lokal di masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan Per-kotaan di
Kecamatan Lowokwaru Malang,
2. Untuk
mengetahui implementasi Proyek Penanggulangan Kemis-kinan di Perkotaan
di Kecamatan Lowokwaru.
3. Untuk mengetahui seberapa jauh manfaat
Program Penang-gulangan Kemiskinan di Perkotaan ( P2KP ) dalam mengentaskan
kemiskinan dan meningkatkan keberdayaan masyarakat di Kecamatan Lowokwaru.
Contoh 6. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara
langsung stimuli pasar terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum
syari’ah.
2.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara
langsung stimuli non pasar terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum
syari’ah.
3.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara
langsung karakteristik konsumen terhadap
keputusan nasabah meminjam pada bank umum syari’ah.
4.
Mengetahui pengaruh strategi pemasaran yang dilakukan
oleh bank umum syari’ah terhadap keputusan nasabah meminjam pada bank umum
syari’ah.
5.
Mengetahui pengaruh stimuli pasar melalui
strategi pemasaran yang dilakukan bank syari’ah terhadap keputusan meminjam
yang dilakukan oleh bank umum syari’ah.
6.
Mengetahui pengaruh stimuli non pasar melalui
strategi pemasaran yang dilakukan bank syari’ah terhadap keputusan meminjam
yang dilakukan oleh bank umum syari’ah.
7.
Mengetahui pengaruh karakteristik konsumen
melalui strategi pemasaran yang dilakukan bank syari’ah terhadap keputusan
meminjam yang dilakukan oleh bank umum syari’ah.
d.
Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian menyatakan
kaitan antara hasil penelitian yang dirumuskan dalam tujuan penelitian dengan
masalah kesenjangan yang lebih luas atau dunia nyata yang rumit dan kompleks.
Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi
dua kategori, yaitu teoritis / akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan
teoritis / akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan
penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia
akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi
praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek
penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
Contohnya :
Merujuk pada tujuan penelitian, maka penelitian ini
sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :
·
Manfaat teoritis,
dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan pengaruh motivasi
dan kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X.
·
Manfaat praktis,
dapat memberikan masukan yang berarti bagi PT. X dalam meningkatkan kinerja
pegawainya, khususnya melalui perspektif motivasi dan kompensasi.
Pendahuluan ditulis maksimum 5 (lima) halaman, diketik 2
spasi, font size 11 cpi, jenis huruf
Arial atau lainnya.
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Posisi tinjauan pustaka
ditempatkan sesudah sajian perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
agar bahan-bahan kepustakaan yang disajikan
dalam tinjauan pustaka secara terpadu dan terarah. Pada bab ini
dikemukakan hasil telaah atau kajian
teori atau unsur-unsur teori (konsep, proposisi, dsb.) atau hasil penelitian
sebelumnya yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitiannya secara
sistematis dan analitik. Bab ini tidaklah sekedar berisi kutipan atau
pencantuman teori-teori, konsep, proposisi dan paradigma, secara berjajar dan
runtut yang diambil dari pelbagai sumber (cut
and paste), tetapi merupakan hasil ramuan dari proses persandingan,
perbandingan dan dialog antar teori, konsep, proposisi, paradigma yang ada
(mulai dari yang klasik sampai yang mutakhir) yang kemudian peneliti menarik
benang merahnya.
Tinjauan pustaka dapat menguraikan
perkembangan teoritis dari awal pemunculan sebuah teori hingga perkembagannya
terkini (pada masa sekarang), dan diberikan apresiasi berupa kekurangan dan
kelebihan, serta relevansinya dengan topik penelitian yang diteliti. Dalam
tinjauan dapat disajikan juga unsur definisi dan dimensi / indikator. Untuk
mempermudah mendapatkan bahan-bahan yang relevan dan terpilih sebagai berikut :
·
Cari jurnal ilmiah yang variabelnya sama dengan variabel
yang digunakan dalam proposal penelitian, mungkin dapat ditemukan teori-teori
yang relevan dan terpilih.
·
Baca tesis dan disertasi yang variabelnya sama dengan
variabel yang diteliti dalam proposal penelitian, mungkin akan diperoleh
bahan-bahan yang berharga dan relevan.
·
Beri
tanda khusus pada bagian-bagian dari jurnal, tesis atau disertasi yang akan
dikutip dengan tidak lupa mencatat sumber aslinya.
·
Seleksi
bahan-bahan yang diperoleh lalu himpun per variabel, bagian, sub-bagian dan
seterusnya hingga bagian terkecil.
·
Gunakan bahan-bahan tersebut sesuai kebutuhan, urutan,
dan prioritas penggunaannya.
Diktat kuliah, penuntun praktikum
dan bahan kuliah dapat digunakan sebagai
bahan kepustakaan, asalkan karya asli dari penulis yang bersangkutan. Sumber
pustaka berasal dari jurnal ilmiah, kutipan text
book boleh asal relevan. Tinjauan pustaka ditulis maksimum 10-20 halaman, diketik 2 spasi, font size 11 cpi, huruf Arial.
Bab 3. Kerangka Konsep Penelitian
Sub-bab ini dapat disajikan
apabila dibutuhkan. “Konsep” pada
dasarnya adalah pengertian atau pemahaman tentang suatu fenomena yang merupakan
elemen dasar dari proses berfikir.
Kerangka konsep penelitian
meliputi: (a) kerangka fikir, (b) hipotesis, dan (c) definisi operasional variabel
dan pengukurannya. Kerangka ini dapat
merupakan ringkasan tinjauan pustaka
yang mendukung/dan atau menolak teori di sekitar permasalahan penelitian. Dapat
juga diuraikan kesenjangan yang ditemukan di antara hasil-hasil penelitian
terdahulu, sehingga perlu diteliti. Uraian kerangka pikir (kerangka pemikiran) biasanya
mengarah ke hipotesis (bila ada) dan dapat disusun berupa narasi atau diagram
alir (flow diagram).
Kerangka pemikiran pada dasarnya menjelaskan
konstelasi hubungan antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan
tersebut idealnya dikuatkan oleh teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Dalam
menyusun kerangka pemikiran, penyajiannya dapat dimulai dari variabel yang
mewakili masalah penelitian. Apabila masalah yang diteliti adalah masalah
kinerja pegawai dalam hubungannya dengan motivasi dan kompensasi, maka
penyajiannya dimulai dari teori kinerja lalu dikaitkan dengan teori motivasi.
Keterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori dan
hasil-hasil penelitian tedahulu yang dilakukan para peneliti yang menyatakan
adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya. Jika konstelasi hubungan antara
kinerja dan motivasi sudah terbangun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah
merangkai konstelasi hubungan antara kinerja dengan kompensasi, dengan
persyaratan teoritis serupa. Artinya, konstelasi hubungan atar keduanya juga harus
diperkuat teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya
disajikan konstelasi hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan
bagan (diagram lingkar atau diagram alir) yang menggambarkan hubungan antar variabel
penelitian.
Berikut ini beberapa contoh
penyajian kerangka konsep penelitian tesis / disertasi.
Lengkapnya , Silahkan klik download