Latest Updates

DOWNLOAD MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN



I.       Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi (Schumpeter).
Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekadar dengan cara yang lebih baik.

II.    Karakteristik Pribadi Wirausaha
Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.
David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1.      Memilih resiko “moderate” Dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.
2.      Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang dilakukannya.
3.      Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4.      Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.
Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya. Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau faktor diluar kendalinya.
Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:
-    Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat mau menerima pembaharuan (inovasi).
-    Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.
Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:
1.      Mencari peluang 
2.      Keuletan 
3.      Tanggungjawab terhadap pekerjaan
4.      Tuntutan atas kualitas dan efisiensi
5.      Pengambilan resiko
6.      Menetapkan sasaran
7.      Mencari informasi
8.      Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya
9.      Persuasi dan jejaring/koneksi
10.  Percaya diri

III.  Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya
Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang sedang melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha bukanlah jabatan, melainkan suatu peran.
Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:
-          Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”.
      Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan.
-          Inovator
Menghadirkan hal yang baru di masyarakat.
-          Mengambil dan memperhitungkan resiko
-          Mencari peluang dan memanfaatkannya
-          Menciptakan organisasi baru

IV.  Mitos dalam Kewirausahaan
Berikut ini rincian mitos kewirausahaan yang dikumpulkan oleh Michael Robert dan Alan Weiss, dan sejumlah bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menetang mitos tersebut.
1.      Wirausaha adalah pengambil resiko besar.
-    Wirausaha bukan pengambil resiko besar, melainkan seorang yang menghitung resiko yang akan diambilnya. Tantangan ada namun dengan upaya akan dapat dicapai.
-    Wirausaha bijaksana dalam memilih resiko dan bukan penjudi.
2.      Wirausaha adalah pemilik usaha, bukan pegawai.
-    Yang mengubah restoran “fast food” McDonald’s menjadi raja dibidang “franchising” adalah Ray Kroc, pimpinan perusahaan, dan bukan pemiliknya yaitu McDonald bersaudara.
-    Intrepreneur di dalam perusahaan bukanlah pemilik.         
3.      Inovasi hanya di perusahaan kecil.
-    Inovasi dilakukan dengan ketrampilan atau keahlian dan bukan pembawaan atau milik budaya tertentu. Ia dilakukan dimana-mana.
-    Musuh inovasi adalah birokrasi yang terdapat di perusahaan besar ataupun kecil.
4.      Inovasi adalah gagasan besar.
Sebagian keberhasilan besar dimulai dari gagasan baru yang sederhana, misalnya “walkman” muncul sebagai produk baru yang sukses berasal dari keinginan tetap mendengar musik secara pribadi selagi berolahraga.
5.      Wirausaha adalah pencetus gagasan saja.
Seorang inovator terjun langsung menerapkan gagasannya.

6.      Wirausaha menyediakan sarananya termasuk modal sendiri.
-    Wirausaha tidak sama dengan kapitalis.
-    Wirausaha menggunakan sarana yang ada dengan cara baru.
7.      Inovasi datang mencuat bagai kilat dari seorang genius.
-    Ray Kroc memperbaharui bisnis hamburger dengan mengadakan pengamatan terus-menerus atas restoran McDonald’s.
-    Fred Smith menghasilkan “undergraduate thesis” model distribusi barang kiriman kecil (parcel) dari pengamatan di kantor pos dan perusahaan pengiriman UPS. Thesisnya dinilai C- oleh dosennya, namun gagasannya setelah diterapkan menjadi perusahaan Federal Express yang sangat sukses.
8.      Wirausaha dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.
Seperti ketrampilan dokter atau pengacara, ketrampilan kewirausahaan dapat dilatihkan.

V.    Wirausaha, Manajer dan Organisasi
Peran wirausaha pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya pengembangan organisasi hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada pendiri.  Pelaksanaan organisasi memerlukan manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan mengurangi ketidak-pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas pendiri.
Dalam diagram berikut ini diperlihatkan bagaimana orientasi manajemen, yang menciptakan birokrasi, yang berbeda dengan orientasi kewirausahaan, yang menciptakan inovasi:

Pengembangan sistem dan budaya organisasi harus dapat menampung manajemen yang baik dan juga adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di dalam organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausahaan di dalam perusahaan dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:
-          Individual (intrapreneurs / product champions)
-          Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
-          Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)
Di Indonesia tidak jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak “Tidak Layak Untuk Terus” yaitu baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan manajemennya dan sudah “meninggalkan” perusahaan untuk membangun bisnis baru. Wirausaha pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya dapat mencapai kotak “ideal” yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan organisasinya dalam taraf “baik”.


BAB II
PENGEMBANGAN KREATIVITAS

2.1         Definisi Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam membuat sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya.  Kreativitas juga berhubungan dengan adanya perubahan ide. Beberapa contoh orang yang memiliki kreativitas dalam bidangnya yaitu Pablo Picasso maestro dalam seni lukis mengatakan bahwa dampak dari kreasi adalah dampak pertama dari suatu pengrusakan.

2.2         Atribut dari Kreativitas
Karakteristik orang yang kreatif terdiri dari beberapa atribut seperti:
a.        Terbuka  dengan pengalaman.
b.        Observasi – melihat sesuatu hal dengan sudut pandang lain.
c.         Memiliki rasa penasaran tinggi.
d.       Mau menerima dan mempertimbangkan pendapat berbeda.
e.        Indepen dalam mengambil keputusan, pikiran dan tindakan.
f.          Percaya diri.
g.        Mau mengambil resiko terhitung.
h.        Sensitif terhadap masalah.
i.          Fleksibel
j.          Responsif pada pemikiran.
k.        Motivasi tinggi.
l.          Kemampuan untuk konsentrasi.
m.     Selektif
n.        Bebas dari rasa takut dan gagal.
o.        Memiliki daya pikir imajinasi yang baik.

2.3         Proses Kreativitas
Berdasarkan fungsi otak dibedakan atas fungsi otak kiri yang menangani berpikir logika, rasional, dan analitik sedangkan fungsi otak kanan  mengatur tingkat emosional dan pengalaman intuisi.
Kreativitas memerlukan kedua fungsi otak tersebut.

Berdasarkan atas gambar diatas maka hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan dibedakan atas 4 kategori :
1.             Kategori 1
Perusahaan dengan kreativitas tinggi tetapi sedikit dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti Manajemen artis yang harus menampilkan artis berbeda dengan sebelumnya dalam beberapa hal seperti penampilan tetapi hanya bergerak dalam bidang hiburan dimana artis tersebut terlibat.
2.             Kategori 2
Perusahaan dengan kreativitas rendah tetapi memakai banyak konsep kewirausahaan  yaitu perusahaan franchising fast food seperti McDonald’s dimana kreativitas rendah karena perusahaan ini harus mengikuti peraturan dari pemberi franchising (franchisor) sedangkan berdasarkan kewirausahaan konsep franchising merupakan konsep usaha yang baik
3.             Kategori 3
Perusahaan dengan kreativitas tinggi dan tinggi dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti Perusahaan Film dimana memerlukan kreativitas tinggi dalam menciptakan film-film bermutu dan diterima masyarakat.  Mereka mengembangkan berbagai jenis film dengan berbagai lapisan penonton  atau melakukan diversifikasi produk  sesuai konsep kewirausahaan.
4.             Kategori 4
Perusahaan yang tidak menggunakan kreativitas dan kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatannya seperti pada birokrasi pemerintah (bersifat birokrasi penuh) yang hanya menjalankan kegiatannya berdasarkan masa lalu saja.

2.5         Manajemen Kreativitas
Kreativitas merupakan nilai penting dalam kompetisi dalam segala bidang. Untuk itu kreativitas harus dipelihara dan dikembangkan dengan mengaturnya melalui manajemen kreativitas yang baik. Kreativitas dapat dibentuk atau dikembangkan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
1.        Menciptakan keterbukaan dengan struktur organisasi desentralisasi.
2.        Mendukung iklim terciptanya eksperimen-eksperimen kreativitas.
3.        Mendorong sikap eksperimental.
4.        Mengedarkan cerita-cerita sukses.
5.        Menekankan peran dari seorang pemenang.
6.        Menitikberatkan komunikasi pada semua level manajemen.
7.        Ketersediaan sumber daya untuk inisiatif baru.
8.        Memastikan  bahwa ide-ide baru tidak mudah dimusnahkan.
9.        Mengurangi birokrasi dari proses alokasi sumber daya.
10.    Menyediakan penghargaan financial dan non financial bagi suatu kesuksesan yang didapat.
11.    Memastikan budaya organisasi yang mendukung pengambilan resiko dan ketidakraguan.
12.    Meminimalisasikan campur tangan administrasi.
13.    Memberikan kebebasan dari pengawasan dan pengevaluasian.
14.    Menghilangkan deadline.
15.    Mendelegasikan tanggungjawab untuk aktivitas baru.

BAB III
PENGEMBANGAN IDE USAHA

I.              SUMBER PENEMUAN IDE-IDE BARU
            Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan bisnis, seperti :
1.1    Konsumen
Dengan memperhatikan potensial konsumen terutama needs dan wants  mereka maka dapat menimbulkan ide-ide usaha baik untuk produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah ada.
Seperti need konsumen peminum kopi yang tinggi akan macam cita rasa kopi serta want mereka akan tempat minum kopi yang memungkinkan mereka menikmati kopi dengan santai dan beramai-ramai dengan kolega mendorong tumbuhnya warung kopi di mal-mal atau perkantoran baik dari luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam negeri (Kopi Luwak, Nescafe dll).
1.2    Perusahaan yang sudah ada
Terkadang dari produk yang sudah ada dipasar belum memenuhi tingkat kebutuhan konsumen sehingga diperlukan perbaikan produk ataupun pengembangan produk tersebut.
Selain itu penanganan perusahaan terhadap produk yang tidak baik juga dapat mendorong terciptanya ide untuk cara menangani produk yang dapat menciptakan produk lebih sesuai dengan konsumen. Contohnya adalah pada industri mobil tahun 1990 an dimana Toyota Kijang dari Toyota menguasai pasar mobil niaga khususnya yang memiliki bonnet (hidung) karena tidak mempunyai pesaing. Hal ini mendorong pabrik lain seperti Isuzu mengeluarkan Isuzu Panther dan  Mitsubishi yang mengeluarkan Mitsubishi Kuda.
1.3    Saluran Distribusi
Pendistribusian yang tidak merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat menimbulkan ide-ide usaha untuk menyempurnakan produk ataupun menciptakan produk baru.
Contohnya adalah Pendistribusian Pendapatan Negara yang tidak berimbang ke daerah menimbulkan timbulnya sistem pemerintahan otonomi daerah yang dirasakan daerah lebih adil.
1.4    Pemerintah
Ada dua cara sumber pengembangan ide dari pemerintah yaitu pertama, melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui pengaturan pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya gagasan produk baru. Misalnya adalah peraturan pemerintah mengenai kebersihan udara melalui pengurangan emisi gas buang kendaraan  memungkinkan munculnya usaha-usaha produk pengurang emisi seperti bahan bakar tanpa timbal dan produk catalitic converter (penyaring gas buang) kendaraan.
1.5    Penelitian dan Pengembangan
Melalui penelitian dan pengembangan memungkinkan timbulnya gagasan produk baru atau perbaikan dari produk yang sudah ada.
Contohnya adalah penelitian terhadap penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak membawa efek mengantuk.
Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber ide bagi produk atau jasa, proses ini dapat dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut :
a.    Kebutuhan akan Sumber Penemuan.
Penemuan yang berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas ingin dipenuhi dan banyak produk atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi tersebut seperti kebutuhan irigasi di daerah langka air, mahal, dan agak bergaram memungkinkan  seorang wirausaha memproduksi peralatan penetes air sesuai  metode irigasi yang sesuai.
b.   Hobi atau Kesenangan Pribadi.
Hobi atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Contohnya adalah orang yang memiliki hobi mobil dan kebersihan tubuh akan membuat usaha bengkel dengan salon sehingga pemilik mobil dapat mengurus tubuhnya sementara mobilnya dibengkel.
c.    Mengamati Kecenderungan-kecenderungan.
Kecenderungan dan kebiasaan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan usaha.  Peluang yang terlihat oleh pengamat dan mendorong wirausaha mengerjakan sesuatu yang baru pada saat yang tepat.  Contohnya adalah saat mode pakaian bermerek tumbuh maka marak bisnis factory outlet di kota Bandung dan Jakarta
d.   Mengamati Kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.
Kekurangan pada produk dilakukan dengan memperbaiki kinerja  atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya
e.    Mengapa Tidak Terdapat ?
Peluang timbulnya usaha baru adakala datang dari pertanyaan “Mengapa tidak terdapat….?”. Seperti contoh tidak adanya cairan penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta.
f.     Kegunaan lain dari Barang-barang Biasa.
Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu.  Barang tersebut dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga pengembangan penerapan baru barang yang tidak terpakai. Seperti Kit Wash dan Wax yang merupakan penambahan wax (cairan pengkilat) pada shampo mobil yang ada sehingga kita tidak perlu membeli wax.
g.   Pemanfaatan Produk dari Perusahaan lain.
Produk atau perusahaan baru dapat terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari perusahaan yang ada. Misalnya seorang pegawai pada perusahaan yang memproduksi cairan pembersih mobil berusaha mendapatkan tambahan penghasilan dengan membuat salon mobil panggilan pada malam hari atau hari libur dan konsumennya puas dan menjadi pelanggan tetap hingga penghasilannya melebihi penghasilan di kantor. Hal itu membuatnya memutuskan mendirikan salon mobil tetap.
Menurut penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NFIB Foundation (1990), sumber ide untuk bisnis baru adalah sebagai berikut :
-          Dari pekerjaan terdahulu (43%)
-          Hobi / Minat pribadi (18%)
-          Adanya kesempatan / peluang (10%)
-          Saran orang lain (8%)
-          Pendidikan / Kursus (6%)
-          Teman / Saudara (6%)
-          Bisnis keluarga (6%)
-          Lain-lain (3%)

II.                PENYARINGAN IDE
               Dari sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih ide produk apa yang paling baik untuk bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :
a.      Macro Screening
Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis. Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang mempunyai potensi bisnis.
b.     Micro Screening
Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria tertentu.
Sebagai contoh kriteria dapat menggunakan beberapa faktor, misalnya :
1.      Tersedianya pasar lokal
2.      Tersedianya tenaga kerja lokal
3.      Tersedianya bahan baku
4.      Tersedianya teknologi
5.      Mendapat prioritas dari pemerintah
6.      Peluang di masa yang akan datang
7.      Dan sebagainya.
Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut

Ide / Gagasan Yang Tepat
Suatu bisnis yang baik harus mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai untuk bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus memperhitungkan kemampuan calon wirausaha dan situasi / lingkungan yang mempengaruhi bisnis tersebut.
Ide produk yang ada perlu dianalisis lebih mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan kelemahannya dengan memperhatikan situasi lingkungannya.

Dari Ide / Gagasan Menjadi Bisnis
Ide produk yang baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu sebelum ide produk direalisir harus diuji dulu kelayakannya dilapangan yang merupakan situasi lingkungan bisnis sebenarnya.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis seperti: Pasar dan pemasaran, teknik/operasi usaha yang dilakukan, organisasi dan manajemen, dan keuangan.
Dengan adanya suatu rencana bisnis untuk suatu ide produk, akan memudahkan kita menilai apakah ide produk tersebut layak atau tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.

III.             PROSES PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
3.1     Kriteria Evaluasi
Kriteria dibuat untuk mengevaluasi produk baru dalam peluang pasar, persaingan, sistem pemasaran, faktor keuangan, dan faktor produksi.
3.2     Tahap Ide
3.3     Tahap Konsep
3.4     Tahap Pengembangan Produk
3.5     Tahap Tes Pemasaran

IV.             MANAJEMEN PROSES PRODUK BARU
4.1    Kiat Sukses Program Produk Baru
Menurut Cooper, R. ada 15 pelajaran untuk suksesnya program produk baru yaitu:
1.         Produknya unik dan unggul.
       Artinya, produknya “berbeda”, memberi manfaat unik, dan berasio nilai tinggi untuk konsumen.
2.         Sangat berorientasi pasar.
       Dipengaruhi oleh pengetahuan tentang keadaan pasar (market driven) dan proses pengembangan produk baru berfokus pada konsumen.
3.         Berwawasan pasar internasional.
       Dengan melihat pada keadaan internasional maka disain produk, pengembangannya, dan target pemasarannnya, akan menghadirkan inovasi produk yang terdepan.
4.         Lebih banyak melakukan persiapan sebelum produk dikembangkan.
5.         Perumusan dengan tajam definisi / konsep produk pada awal dari proses.
6.         Pelansiran produk yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan baik.
       Rencana pemasaran yang mapan untuk pelansiran produk adalah inti dari keberhasilan.
7.         Struktur, disain dan iklim organisasi yang tepat.
8.         Dukungan manajemen puncak tidak menjamin sukses, walaupun bermanfaat.
9.         Adanya sinergi sangat penting, proyek yang “asing” cenderung gagal.
10.     Produk yang ditujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik.
       Daya tarik pasar adalah kriteria utama dalam seleksi produk.
11.     Suksesnya produk baru dapat diduga.
Profil produk yang unggul dapat dipakai sebagai kriteria seleksi produk baru.
12.     Suksesnya produk baru dapat dikendalikan.
Perlu lebih ditekankan adanya kebutuhan untuk kelengkapan, konsekuen, dan kualitas dalam pelaksanaan.
13.     Sumberdaya dan sarana harus tersedia.
14.     Kecepatan adalah segala-galanya, namun harus tanpa mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya.
15.     Perusahaan yang menjalankan pengembangan produk baru secara bertahap dan menggunakan konsep pengembangan produk dengan pedoman permainannya secara disiplin, akan lebih berhasil.

4.2    Karakteristik Produk Baru yang Unggul dan Pengembangan
1.    Produk yang unggul dan unik.
-   Mempunyai bentuk/perlengkapan yang unik untuk konsumen
-   Memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik dari pesaing.
-   Memecahkan masalah yang dialami bila konsumen menggunakan produk pesaing.
-   Mengurangi biaya bagi konsumen.
-   Inovatif atau ada pertama-kalinya.
2.    Berwawasan konsumen.
Dicapai dengan sebagai berikut:
-       Mengenali kebutuhan konsumen.
-       Mengerti apa yang dibutuhkan pemakai.
-       Memenuhi kebutuhan pasar.
-       Terus-menerus berhubungan dengan konsumen.
-       Kuat dalam pengetahuan pasar dan penelitian pasar.
-       Pelaksanaan dan kegiatan pemasaran yang berkualitas.
-       Pendanaan yang lebih untuk kegiatan pemasaran awal.
3.    Definisi atau konsep produk/proyek yang tajam.
Ketajaman definisi atau konsep meliputi sebagai berikut:
-       Pasar sasaran tertentu ; jelas siapa yang akan menggunakan produk tersebut.
-       Penggambaran / diskripsi produk ; produk apa, apa yang dapat dilakukan olehnya dan manfaatnya.
-       Penjabaran strategi posisi (positioning) yang diambil.
-       Daftar tentang bentuk, sifat, persyaratan dan spesifikasi produk yang harus ada dan sebaiknya ada.
4.    Struktur, disain, dan iklim organisasi.
Pengembangan produk baru bukan merupakan kegiatan disatu bagian atau departemen, melainkan merupakan kegiatan multi disiplin dan multi-fungsi. Peran kelompok dan pimpinan kelompok kerja sangat menentukan.
Tiga alternatif struktur sangat menonjol :
a.    Matriks yang imbang (balanced matrix)
Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan berkontribusi dalam tanggung-jawab dan wewenang dengan para manajer fungsional: ada kebersamaan dalam menyetujui dan mengarahkan.
b.   Matriks proyek (project matrix)
Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan mempunyai tanggung-jawab serta wewenang utama atas proyek. Para manajer fungsional menugaskan karyawan yang diperlukan dan menyediakan keahlian teknis.
c.    Kelompok proyek (project team)
Seorang manajer proyek diberi wewenang menangani kelompok yang terdiri dari anggota inti yang berasal dari berbagai fungsi. Para manajer fungsional tidak mempunyai keterlibatan dan wewenang formal.
Terlepas dari bentuk mana yang dipilih, kepemimpinan proyek yang kuat dan adanya kewewenangan formal sangatlah penting.
Iklim yang ditumbuhkan harus memberi ganjaran dan mendorong adanya kreativitas dan inovasi dan tersedianya sarana untuk melakukan usaha kreatif.
5.    Mempercepat proses produk baru.
Ada lima metode dalam mempercepat proses produk baru tanpa merugikan kualitas dalam pelaksanaannya, yaitu:
a.    Lakukan langkah pertama dengan tepat.
Pengulangan akan memperpanjang waktu.
b.   Pekerjaan rumah dan definisi produk yang jelas.
Persiapan dengan membuat pekerjaan rumah dan memperjelas produk/proyeknya.
c.    Proyek diorganisir secara kelompok multifungsi dan dengan diberi kewewenangan.
d.   Proses dilakukan secara berurutan, bersamaan, atau bertumpuk.
e.    Proses bertahap dengan mengikuti pedoman main (game plan)
Game plan merupakan model pengembangan produk yang didasarkan konsep dan pegangan operasional yang membawa dari tahap gagasan menuju pada pelansiran produk. Model menjelaskan kegiatan dan tes yang dilalui. Pedoman yang disusun meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengembangan produk baru.


4.3    Proses Pengembangan Produk Baru
Model pengembangan produk baru menurut Cooper  terdiri dari lima pintu dan lima tahap. ”Pintu” adalah kegiatan menilai apakah proses dilanjutkan atau tidak. “Tahap” adalah kegiatan yang dalam model Cooper adalah :
a.      Penyelidikan awal.
b.      Penyelidikan mendalam.
c.       Pengembangan.
d.     Percobaan dan penilaian.
e.      Produksi penuh dan pelansiran pemasaran.

Ingin Lengkapnya silahkan Klik Download

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN"

Post a Comment