Latest Updates

KARYA TULIS ILMIAH LENGKAP MENINGKATKAN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI SANKSI BERJENJANG PADA SISWA KELAS III SD NO I SANUR TAHUN PELAJARAN 2009/2010



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
           Dalam pasal 3 undang undang sistem pendiikan nasional disebutkan, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu ,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung   jawab” (  Undang Undang Sisdiknas, Asa Mandiri 2006; 53 )
           Dengan demikian apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan tersebut selain kreatif, mandiri cakap dan berilmu dan sehat yang paling mendasar adalah memiliki akhlak mulia, bertakwa pada Tuhan YangMaha Esa dan bertanggung jawab. Harapan ideal tersebut dapat dicapai bila salah satu faktornya yang harus diperhatikan adalah bila   siswa selalu bersikap  disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab di sekolah dengan nilai rata rata baik (7,0 -8,4) dan sangat baik ( 8,5 – 10 ).
           Kenyataan terjadi pada saat ini dilapangan,  anak selalu kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab    di sekolah,  tidak membuat pekerjaan rumah, mencoret coret bangku, tidak biasa antre, pada saat upacara bendera tidak tertib, tidak berpakian dengan rapi, sering datang terlambat, menyerahkan tugas tidak tepat waktu, di dalam kelas selalu mengganggu teman, sering berkelahi, kurang hormat pada guru. Hal hal ini merupakan dasar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Kalau kebiasan ini tidak menemukan pemecahan masalahnya maka tujuan pendidikan nasional akan sulit  terwujud. 
           Berbagai faktor yang mempengaruhi anak kurang menunjukkan sikap tersebut, diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya  dikarenakan orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga yang home broken, pengaruh pergaulan dilingkungan sekitar anak ,  adanya perkembangan media  elektronik, kurang demokratisnya pendekatan dari orang tua maupun guru yang ada disekolah.
           Dengan memberikan sanksi berjenjang di sekolah pada siswa diharapkan dapat merubah sikap dari kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab menjadi anak yang berdisiplin dan bertanggung jawab.
B.  Identifikasi Masalah
           Yang dimaksud dengan identifikasi  adalah  tanda diri, bukti diri, penentu atau penetapan , indentitas seseorang, benda dan sebagainya, proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena secara tidak sadar  membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yang dikaguminya ( kamus lingkap Bahasa Indonesia, Sofiah Ramdhani; 2002, hal 248 ).
            Jadi yang dimaksud dengan identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah penetapan atau menentukan masalah yang berkaitan dengan meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa. Adapun identifikasi masalah yang peneliti dapatkan adalah sebagai berikut.
1. Bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perkembangan pribadi seseorang yang banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari  luar seseorang . Faktor luar salah satunya adalah pengaruh lingkungan terhadap diri siswa seperti alat pendidikan, metoda pendidikan, media pendidikan, sarana dan prasarana. Alat pendidkan salah satu diantaranya sanksi yang berjenjang. Hal ini tentu akan memberikan dampak terhadap pola tingkah laku dan kebiasaan siswa di sekolah dan selanjutnya akan dibawa dalam kehidupan selanjutnya.
2. Dalam proses pendidikan yang berlangsung secara formal di sekolah guru sebagai pendidik, motivator, fasilitator akan sangat memberikan dampak terhadap perilaku dan kebiasan murid itu sendiri. Sebagai pendidik guru disekolah akan menjadi toladan bagi anak didik. Sikap dan perilakunya biasanya akan ditiru oleh anak didik.
3.  Sekolah dasar  yang merupakan jenjang pendidikan dasar seharusnya  menegakkan tata tertib sekolah seperti pada sekolah sekolah formal pada tingkat lebih tinggi. Dengan penegakaan peraturan yang berlaku disekolah tentu akan menjadi kebiasaan bagi siswa itu sendiri untuk belajar bertanggung jawab dan berdisiplin. Sekolah yang tidak menegakkan tata tertib, siswanya akan acuh tak acuh, karena apapun yang  mereka  ( siswa ) lakukan tidak akan pernah merasa ada resiko, beban  yang akan dikenakan akibat bertingkah laku yang kurang baik atau bertingkah laku yang salah.
4. Di dalam lingkungan sekolah siswa perlu mendapat pengawasan sehari hari dalam bertingkah laku dan bertindak. Pola tingkah laku itu hendaknya diarahkan kepada etika dan tata krama , sehingga menjadi kebiasaan yang  mereka sehari hari. Jadi semua komponen dan pelaksana yang di sekolah harus pula berpola dan berbuat  sesuai dengan etika dan tata krama yang berlaku.

C.  Batasan Masalah
           Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terbatas pada :
Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa melalui sanksi berjenjang pada  kelas III SD No. I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
D.  Pengertian tentang istilah.
           Dalam penelitian ini yang berjudul ”Meningkatkan Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Sanksi Berjenjang PadaSiswa Kelas III  SD No I Sanur pada TahunPelajaran 2009/2010”  Sesuai dengan judul penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan pengertian istilah yang dipergunakan dalam variabel judul tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan. Kata meningkatkan berasal dari kata tingkat yang artinya ” tangga, jenjang, tingkatan, jabatan kemajuan, derajat, berangsur-angsur naik, bertambah sedikit sedikit, naik  setingkat demi setingkat, bertamnbah tinggi” ( Sofiyah Ramdhani E.S,2002; 597 ). Jadi sesuai dengan pendapat tersebut maka yang dimaksud meningkat dalam penelitian ini adalah membuat perilaku dan sikap siswa berangsur angsur naik atau lebih baik dari sebelumnya. Meningkatkan disini juga berarti membuat atau membentuk watak dan perilaku siswa menjadi lebih baik.
b. Disiplin dan Tanggung Jawab
Sesuai dengan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Oleh Sofiyah Ramdhani E.S  halaman 158  bahwa kata disiplin sepadan dengan tata tertib. Peneliti sependapat dengan pendapat ini bahwa disiplin tersebut berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya ditaati yaitu berupa peraturan dan tata tertib. Karena disiplin ini erat kaitannya dengan pola tingkah laku seseorang untuk mentaatinya. Jadi apabila seseorang kurang berdisiplin dapat diartikan bahawa seseorang tersebut kurang bertingkah laku  tertib sesuai dengan norma-norma atau peraturan yang berlaku. Jadi dengan demikina pengertian disiplin dalam penelitian ini adalah sikap dan pola tingkah laku siswa untuk mentaati norma norma, peraturan tata tertib yang berlaku disekolah.
Tanggung Jawab. Tanggungjawab adalah ” keadaan wajib menanggung segala sesuatu kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dsb. Menanggung segala akibatnya” ( Sofiyah Ramdhani E.S, tahun 2002 halaman 555 ). Berdasarkan pendapat Ramdhani tersebut diatas maka  tanggung jawab dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa memberikan beban dan rasa memiliki dan terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dan apabila tidak melaksanakannya ada resiko yang harus diterimanya.
c. Sanksi Berjenjang.
Kata sanksi berjenjang di bagi menjadi dua  yaitu sanksi dan berjenjang. Sanksi adalah hukuman , tindakan paksaan atas pelanggaran ( Sofiyah Ramdhani , 2002;  493 ) sedangkan Berjenjang adalah berasal dari kata jenjang atau janjang  yang artinya tangga atau tingkat. Jadi berjenjang adalah bertingkat tingkat. Dengan demikian sanksi berjenjang dapat diartikan hukuman, ganjaran yang bertingkat. Dalam penelitian ini sanksi yang diberikan mulai yang paling ringan sampai  pemanggilan orang tua siswa. Sanksi sanksi yang diberikan secara bertingkat yang diterapkan dalam batas sewajarnya atau mendidik agar pola dan tingkah laku siswa mau berubah kehal-hal yang lebih baik  dan tidak sampai memberikan sanksi fisik yang menyebabkan siswa menderita secara fisik.

E. Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
1.    Apakah dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan   disiplin  siswa,  pada siswa Kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010 ?
2.    Apakah melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan rasa     tanggung    jawab  siswa, pada siswa kelas      III  SD No 1 Sanur  tahun  pelajaran      2009/2010 ?
3.    Bagimana perilaku  siswa kelas  III SD No 1 Sanur tahun pelajaran   2009/2010 setelah sanksi       berjenjang  diterapkan ?

F. Tujuan Penelitian
           Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.    Mengetahui dan mendiskripsikan  melalui  sanksi        berjenjang dapat      meningkatkan disiplin siswa kelas III SD No 1 Sanur     tahun pelajaran      2009/2010
2.    Mengetahui dan mendeskripsikan melalui sanksi        berjenjang dapat  meningkatkan tanggung jawab siswa, pada siswa kelas    III  SD No  I     Sanur tahun pelajaran    2009/2010
3.    Mengetahui dan mendeskripsikan perilaku siwa setelah penerapan sanksi     berjenjang  pada siswa kelas III SD No I Sanur       tahun         pelajaran    2009/2010
G. Manfaat Hasil Penelitian
           Setelah selesai penelitian ini dilakukan maka hasilnya dapat diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis sabagai berikut.
1.Manfaat secara teoritis.
Manfaat secara teoritik bahwa hasil penelitian yang peneliti lakukan ini merupakan dasar bagi peneliti peneliti selanjutnnya demi kesempuraan dan tercapainya hasil penelitian yang lebih berkualitas, akurat dan bermanfaat
2. Bagi siswa .
Membiasakan diri bersikap disiplin dan rasa tanggung jawab dalam  semua tugas dan kegiatan sehari hari, sehingga dikemudian hari menjadi anak yang   percaya diri, berdisiplin, memiliki budi pekerti yang luhur dan rasa tanggung jawab yang  tinggi terhadap tugas tugas yang dihadapinya.
3. Bagi Guru.
Sebagai dasar bagi guru bahwa dengan menerapkan disiplin dan tanggung jawab kepada siswa tentu akan dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah dan sebagai acuan bawa disiplin dan tanggung jawab tersebut perlu diberikan secara  kontinu dan tetap diawasi dalam kesehariannya di sekolah. Disamping itu  dapat mengatasi anak anak yang kurang berdisiplin dan kuarang memiliki rasa  tanggung jawab di sekolah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 
4  Bagi Sekolah.
Dengan tumbuhnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab siswa maka proses   pendidikan  dan pembelajaran akan dapat berlangsung dengan lancar dan pada  akhirnya diharapkan akan tercapainya tujuan instutusional  dengan baik.
Dapat membuat kebijakan dan peraturan tata tertib sekolah maupun tata tertib kelas sehingga proses  pendidikan dan pembelajaran di sekolah berlangsung dengan lancar.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN MASALAH
A. Landasan Teori
1. Konsep Penerapan  Sikap Disiplin Dalam Pendidikan.
         Dalam arti yang luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar mereka dapat mamahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan siswa terhadap lingkungannya. Dengan disiplin siswa  diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan mejauhi larangan tertentu. Kesedian semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas di sekolah, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Jadi menegakkan desiplin tidak bertujuan untuk” mengurangi kebebasan dan kemerdekaan peserta didik akan sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada peserta didik  dalam batas batas kemampuannya . Akan tetapi jika kebebasan peserta didik terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan” ( Drs. Ahmad Rohani HM  dkk, ; 126 )
           Sesuai dengan pendapat tersebut desiplin  yang dilaksanakan disekolah terhadap siswa, siswa akan  belajar hidup dengan pembiasaan  yang baik, positif dan bermanfat bagi dirinya dan lingkungannya baik pada saat bersekolah maupun untuk bekal hidup dikemudian hari. Tetapi pendekatan dengan penegakan disiplin tersebut janganlah sampai membuat siswa tertekan, dan penerapannya harus pula demokratis dalam artian mendidik.
           Namun demikian mulianya tujuan penegakan disiplin seringkali tidak mendapat respons yang positif dari siswa hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu: a) kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan sikap siswa yang agresif ingin brontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi, b) kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik yang berada diatas rata-rata maupun yang berada dibawah rata-rata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan di sekolah, c) siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung  sekolah, d) latar belakang kehidupan keluarga dan e) sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas tanggung jawab. Diantara penyebab pelanggaran tersebut pelanggaran yang umum sering terjadi karena  1) kebosanan siswa dalam kelas,  dikarenakan yang dikerjakan siswa monoton tidak ada variasai dalam proses pembelajaran. 2) Siswa kurang mendapat perhatian dan apresiasi yang wajar bagi mereka yang berhasil. Untuk mengatasi hal ini seorang guru sebagai pendidik harus memilih strategi, metoda dan berbagai pendekatan yang bervariasi agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
            Dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di sekolah, seorang guru harus menyatakan peraturan dan konsekuensinya bila  siswa melanggarnya ” konsekuensi ini dilakukan secara bertahap dimulai dari peringatan, teguran, memberi tanda cek , disuruh menghadap Kepala Sekolah dan atau dilaporkan kepada orang tuanya tentang pelanggaran yan dilakukannya di sekolah ”,  ( Drs. Ahmad Rohani HM  dkk, 1991; 131 ).
            Sesuai dengan pendapat ini bahwa pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan perilaku dan sikap mental dengan melatih serta mengembangkannya ke arah nilai sikap yang positif. Untuk membina, menumbuhkan sikap mental dan perilaku yang  baik ini, maka  alat pendidikan  seperti menerapkan  disiplin, memberi tugas dan  tanggung jawab kepada siswa sesuai dengan kemampuannya perlu dilakukan.
           Pembinaan mental dan sikap ini dapat dilakukan melalui sanksi yang berjenjang . Dengan demikian bekal pendidikan yang berisi penambahan pengetahuan, ketrampilan  dan nilai-nilai serta sikap-sikap haruslah darahkan untuk ”..........4. Mengembangkan sikap sikap yang cocok untuk tuntutan hidup dan kehidupan kini, disini dan akan datang seperti sikap-sikap : hemat, sederhana, disiplin, selalu berikhtiar, menghargai waktu, berorientasi pada masa depan, berusaha mengatasi alam, misalnya  menggunakan payung bila hujan, percaya pada diri sendiri, bekerja untuk menaikkan prestasi, meminta upah atau bayaran bila telah selesai menunaikan tugas dan sebagainya” ( Tim Dosen FIP-IKIP  Malang, Usaha Nasional,1980; 224 )
2. Penerapan Disiplin Melalui pembiasaan.
          Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin diri sendiri ( self discipline ).
           Disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar yang memberikan keterbatasan tertentu akan tetapi disiplin telah merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
           Pengalaman  utama  dalam pelaksanaan disiplin akan memberikan kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya. ”Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana di mana antara guru dan para peserta didik terjalin sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati dan saling mempercayai,” ( Drs Ahmad Rohani HM dkk,1991;134 ). Jadi sesuai dengan pendapat ini berarti disiplin harus diterapkan dalam kerangka dan batas yang demokratis serta pedagogis.
3. Pendidikan Melalui Tanggung Jawab.
            Dalam buku” On Becoming A Personal Excellent”, tahun 2006, hal 104, oleh Drs. Waidi, MBA.Ed, yang dikutif dari buku  ” Quantum Teaching, Dobbi Deporter dkk, menyebutkan bahawa salah satu keberhasilan mendidik siswa adalah dengan cara memberinya tanggung jawab” Demikian juga Soemarno Soedarsono  dalam bukunya” Character Building” mengatakan bahwa karakter seseorang dapat dibentuk dengan pemberian tanggung jawab.    
           Tanggung jawab merupakan indikator penting bahwa seseorang memiliki nilai lebih : kualitas merupakan dambaan banyak orang. Dalam setiap tindakan apabila tidak dilandasi tanggung jawab biasanya seseorang akan ceroboh. Lebih jauh Soemarno Soedarsono mengatakan  bahwa tanggung jawab merupakan hal yang sangat urgen  dalam pembentukan watak seseorang . Oleh karena itu sudah saatnya dunia pendidikan kita harus merubah orientasinya dari orientasi  kognitif ke arah orientasi   afektif ( tanggung jawab ) atau dari orientasi kecerdasan intlektual ( IQ )  ke  arah  kecerdasan  spiritual ( SQ )  dan   emosional ( ESQ ).­­
           Seseorang yang tidak mengambil tanggung jawab tidak akan pernah belajar. Di dalam tanggung jawab ada sejumlah media  pembelajaran, seperti resiko, kesulitan dan keberanian mental. Hal ini akan menyebabkan seseorang tumbuh dewasa. Orang yang pintar, cerdas dan terampil apabila tidak memiliki tanggung jawab tidak ada orang yang akan memanfaatkan keterampilannya tersebut. 
           Untuk itulah seorang anak dalam proses pendidikan baik formal maupun non formal perlu dilatih agar memiliki rasa tanggung jawab.
4. Interaksi Pendidikan.
           Di dalam pendidikan, komunikasi antara komunikator dan komunikan  di dalamnya  terjadi umpan balik antara guru dan murid. Intraksi semacam ini disebut interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Dalam interaksi semacam ini terjadi siswa yang belajar dan guru yang mendidik serta mengajar keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan.  
           Siswa yang belajar mengembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya. Dalam interaksi seperti ini siwa membutuhkan situasi dan kondisi yang memungkinkan serta menunjang berkembangnya potensi dalam dirinya. Siswa tidak sekedar sebagai objek saja, tetapi terutama sebagai subyek yang belajar.  
           Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interaksi antara guru dan murid adalah. ”1). Interaksi bersifat edukatif, 2). Dalam interaksi terjadi perubahan tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar-mengajar, 3). Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar-mengajar, 4). Interaksi dalam proses belajar-mengajar, 5). Sarana kegiatan proses belajar-mengajar yang tersedia, yang membantu tercapainya interaksi belajar-mengajar secara efektif dan efesien”, ( Dra.Ny.Roestiyah NK,.1986; 37 )
           Jadi menurut pendapat tersebut diatas maka dalam interaksi antara guru dan murid, guru berfungsi sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, fasilitator dan pengganti orang tua dirumah. Sebagai pengajar artinya guru menyediakan situasi dan kondisi belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan artinya menyediakan seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta sarana maupun prasarana. Guru sebagai pemimpin artinya harus bersikap demokratis, terbuka mau mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, perasaan, ide muridnya, serta bersedia bekerjasama, saling mengerti dan toleransi. Jadi guru tidak berkuasa penuh, bertindak atas pertimbangan menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan siswanya. Disamping itu guru tidak boleh bersifat masa bodoh, melainkan mau bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama untuk kesejahteraan siswanya.
           Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan hubungan guru dan murid, sering terjadi hambatan-hambatan  dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Hambatan-hambatan itu dikarenakan siswa kurang berdisiplin tidak menghormati guru dan selalu mengganggu temannya yang sedang belajar kurang memiliki rasa tanggung jawab. Dalam hal seperti inilah, maka peranan guru sebagai pemimpin dalam menentukan strategi, memilih metode dan pendekatan yang bervariasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Perilaku siswa dalam interaksi seperti ini ada yang positif dan negatif. Perilaku yang positif perlu mendapat apresiasi, pujian, dan pemberian hadiah. Seorang ahli yang terkenal Thorndike, dalam buku psikiologi pendidikan oleh Toya,1985, 42 menyebutkan ”respons yang dihargai cenderung diulang pada situasi tertentu, sedang respons yang tidak diberi penghargaan cenderung untuk tidak diulang”.
           Sesuai dengan pendapat ini berarti, tingkah laku apapun yang dilakukan siswa baik didalam kelas maupun di luar kelas yang bersifat positif perlu diberikan aspresiasi. Disamping memberikan penghargaan dalam interaksi dikenal pula hukuman atau sanksi. Hukuman atau sanksi serta penghargaan, apresiasi yang diberikan kepada siswa harus didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: a. Penghargaan atau hukuman diberikan atas dasar fungsi yang sebenarnya artinya pada situasi tertentu penghargaan atau hukuman perlu diberikan secara tepat. b. Penghargaan atau hukuman diberikan disesuaikan dengan tingkah laku dan kepribadian siswa. c. Penghargaan atau hukuman harus dikaitkan dengan tujuan yang jelas artinya diarahkan untuk mempermudah proses pendidikan.
           Jadi dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada siswa dapat menekan tingkah laku yang kurang baik. Sedangkan apresiasi atau penghargaan dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang dapat diulang pada situasi dan kondisi yang tepat. Dengan demikian apapun bentuk dan model intraksi edukatif disekolah pada umumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan pendapat bahwa,” intraksi belajar mengajar pada hakekatnya  bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya” ( Suprayekti, M.Pd, 2003; 6 )
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Kurang Disiplin
           Sikap siswa kurang desiplin di sekolah dipengaruhi dari berbagai faktor. Hal ini karena siswa  berasal dari berbagai latar belakang kehidupan sosial ekonomi maupun derajat pendidikan orang tuanya. Faktor –faktor tersebut diantaranya adalah
a.    Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang menerapkan disiplin, maka siswa  biasanya kurang bertanggung jawab karena siswa  menganggap tidak melaksanakan tugas pun  di sekolah tidak dikenakan sanksi, tidak dimarahi guru.
b.    Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak  yang kurang baik perilakunya akan berpengaruh terhadap anak yang diajaknya berintraksi sehari hari..
c.    Cara hidup di lingkungan anak tinggal.  Anak yang tinggal di lingkungan hidupnya kurang baik, maka anak akan cendrung bersikap dan berperilaku kurang baik pula.
d.    Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya akan cendrung kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan dan kesulitan kesulitan, begutu pula seballiknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, maka anak akan menjadi penakut dan tidak berani mengambil keputusan dalam bertindak.
e.    Keluarga yang tidak harmonis. Anak yang tumbuh dikeluarga yang kurang harmonis ( home broken ) biasanya akan selalu mengganggu teman dan sikapnya kurang disiplin.
f.     Latar belakang kebiasan dan budaya. Budaya dan tingkat pendidikan orang tuanya akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak. Anak yang hidup dikeluarga yang baik dan tingkat pendidikan orang tunya bagus maka anak akan cendrung berperilaku yang baik pula.
           Bedasarkan uraian tersebut di atas maka sikap disiplin dan bertanggung jawab siswa sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Bukan semat-mata dipengaruhi oleh faktor internal. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli  filsafat John Locke ( 1632 – 1704) mengajarkan” bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan terutama pendidikan. Beliau berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai kertas putih  dan lingkungan tersebutlah yang akan ”menulisi” kertas putih tersebut” ( Tim Dosen IKIP Malang,1980,12).
            Jadi dengan demikian, bahwa lingkungan yang baiklah yang dapat membentuk dan membina pribadi yang ideal, dan buakan semata-mata dari bakat anak  tersebut.
6. Sanksi Sebagai Alat Pendidikan.
           Alat pendidkan adalah segala usaha atau tindakan yang dengan sengaja digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.  Penggunaan alat pendidikan  harus disesuaikan dengan tujuan , keadaan siswa, situasi pendidikan dan lingkungan pendidikan.
           Sering terjadi tindakan para pendidik memberikan kesan kurang mendidik bagi siswa. Hal ini akan menimbulkan hilangnya kepercayaan siswa terhadap para pendidik atau guru di sekolah. Kerena banyak siswa yang selalu mengidentifikasikan diri dengan citra ( profil ) para pendidik yang selalu dihormati. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang tokoh pendidik Salzman, Beliua menulis buku ” Buku Semut” , ”Buku Kepiting”.”   Dalam Buku  Kepiting terlihat gambar pada halaman buku seekor induk kepiting dan anaknya sedang mengikuti induknya: ” Nak, jalan ikuti  ibu”. Anak menjawab” Ya, bu saya memang mengikuti jalannya ibu. Karena ibu berjalan begitu, maka saya juga berjalan demikian” ( Tim Dosen IKIP Malang, 1980,34 )
           Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pendidikan akan berlangsung dengan cara meniru atau mengikuti pola tingkah laku seorang tokoh. Dalam hal ini gurulah yang menjadi tokoh bagi anak di sekolah di samping pula orang tua di rumah.
7. Hal-hal yang perlu diketahui guru dalam menerapkan sikap     disiplin   dan tanggung jawab  pada siswa.
            Dalam menerapkan sanksi terhadap tindakan melanggar disiplin dan tanggung jawab pada siswa, perlu diperhatikan informasi tentang diri siswa itu sendiri. Tanpa mengetahui informasi tersebut guru akan kesulitan dalam menerapkan bimbingan menuju kearah perubahan perilaku yang positif.
           S Nasuton ( 2002 ) memerinci hal-hal yang harus diketahui guru tentang diri anak adalah:”
a)    Keterangan pribadi anak, nama orang tua/wali,tanggal masuk
b)    Kepandaian : angka rapor,hasil-hasil tes dan tingkat kelas
c)    Kesehatan”penyakit-penyakit,cacat badan dan kebiasaan hidup, serta perkembangan berat badan, tinggi badan dan sebagainya
d)    Keadaan rumah , pekerjaan ibu, bapak, pendidikan orang tua, agama orang tua, suasana rumah dan sebagainya
e)    Riwayat sekolah: kerajinan bersekolah, kemangkiran, hukuman yang diperoleh, hadiah dan pujian
f)     Kesanggupan siswa istimewa, hobi
g)    Sifat-sifat pribadi ( watak ), suka bergaul, pendiam, jujur dan sebagainya
h)   Cita cita untuk kemudian hari” ( Heri Sukarman, M.Sc.Ed, 20037 )
Sejalan dengan pendapat ini bahwa tanpa mengenal pribadi siswa seacara dekat maka proses pendidikan akan sulit dilakukan, karena siswa memiliki berbagai latar belakang, watak atau karakter tersebut diatas.
Semakin mengetahui pribadi siswa maka penerapan tindakan disiplin dan memberikan tugas serta tanggung jawab semakin mudah.  Pada akhirnya dapat membantu kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran disekolah.
B. Kerangka Berpikir
      Berdasarkan pengamatan secara umum dari tahun ke tahun tingkat disiplin siswa umumnya siswa SD No. I Sanur dan khususnya siswa kelas III menunjukan penurunan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang datang terlambat, berpakian kurang rapi, sering mengganggu siswa yang lain pada saat belajar, petugas piket tidak melaksanakan tugasnya dengan semestinya, tidak mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tidak  menyelesaikan tugas rumah, kurang hormatnya terhadap guru di sekolah. 
           Banyak faktor yang menyebabkan anak kurang disiplin seperti ini  diantaranya kurang pengawasan guru secara rutin, tidak ditegakkannya tata terib yang ada di sekolah, perhatian orang tua dirumah kurang pada anaknya, pengaruh teman sebaya, dalam penegakkan disiplin dan tanggung jawab tidak ada sanksi yang tegas.   
           Kebiasan dari sejak kecil merupakan cikal bakal pembentukan watak, sikap dan prilaku seseorang   dikemudian hari. Kebiasaan yang baik akan menyebabkan watak, sikap dan prilaku seseorang akan baik pula di kemudian hari, demikian juga sebaliknya kebiasaan yang tidak baik dari kecil akan menentukan watak, sikap dan perilaku yang kurang baik pula. Kalau kebiasaan yang tidak baik selalu dibiasakan maka  tujuan pendidikan yang dicanangkan tidak akan tercapai.
           Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir diatas dengan menerapkan  disiplin dan tanggung jawab siswa melalui sanksi berjenjang diduga dapat merubah sikap dan perilaku siswa dari yang negatif kearah yang positif, sehingga pelaksanaan proses pendidikan di sekolah berjalan dengan lancar  dengan harapan hasil belajar yang menyangkut asfek kognitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai dengan ditandainya dengan kematangan IQ, SQ, ESQ.
C. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesa tindakan sebagai berikut:
1.    Dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan disiplin siswa, pada siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
2.    Dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa pada siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
3.    Setelah sanksi berjenjang diterapkan sikap dan perilaku siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010 dapat berubah dari yang tidak baik ( negatif ) dapat menjadi berperilaku yang baik ( positif )
 

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
a. Waktu penelitian
           Penelitian Tindakan Kelas yang saya lakukan merupakan penelitian mengenai sikap dan perilaku siswa, maka penelitian yang tepat adalah mulai bulan Juli sampai September, karena pada pertengahan  bulan juli adalah awal siswa sekolah. Pada awal sekolah, siswa biasanya mengikuti orientasi pengenalan lingkungan terutama bagi siswa baru. Khusus untuk kelas tiga dan kelas kelas yang lebih tinggi merupakan siswa yang  sudah mengetahui lingkungan sekolah secara umum. Namun kebiasaan kebiasan yang kurang positif masih dibawa dari kebiasaan pada kelas kelas sebelumnya. Diharapkan semakin tinggi kelas,  tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa semakin tinggi pula. Untuk itulah mengapa peneliti memilih waktu yang tepat yaitu antara bulan Juli sampai September pada tahun pelajaran berjalan. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui secara jelas peningkatan disiplin dan tanggung jawab melalui sanksi berjenjang.
b.Tempat Penelitian
           Peneliti melakukan penelitian  pada Sekolah Dasar No I Sanur pada tahun pelajaran 2009/2010. Tempat penelitian ini saya pilih, karena tempat ini merupakan tempat saya bertugas sehari hari. Dalam melaksanakan tugas sehari hari, peneliti menemukan sesuatu kejanggalan dalam sikap disiplin dan tanggung jawab siswa dari tahun ketahun mengalami penurunan. Dalam pikiran peneliti hal ini kalau terus dibiarkan akan mempengaruhi watak, sikap dan kebiasan  serta perilaku siswa dikemudian hari yang tentunya akan mempengaruhi tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri, terutama dari kualitasnya.
           Harapan ideal peneliti, siswa yang disiplin dan bertanggung jawab di sekolah prestasi belajarnya pun akan meningkat pula. Dengan harapan hasil penelitian ini agar menjadi bahan pertimbangan bagi rekan rekan sejawat  dalam mendidik dalam proses pendidikan dan pembelajaran  di tempat peneliti bertugas.  Itulah alasan peneliti memilih tempat penelitian ini, yang sekaligus tempat peneliti bertugas sehari hari.
B. Subyek Penelitian
           Sebagai subyek Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang saya  lakukan adalah siswa kelas III SD No.I Sanur tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa yang saya teliti sebanyak 42 orang. Penelitian Tindakan Kelas ini tidak menggunakan teknik sampling. Jadi yang diteliti adalah semua siswa kelas tiga SD No. I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
C. Sumber Data
           Sumber data yang peneliti dapatkan adalah dari siswa kelas III SD No. I Sanur tahun pelajaran 2009/2010, sekaligus sebagai obyek penelitian.
D. Metode Dan Instrumen Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi
           Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi. Spradly tahun  1980 yang dikutip oleh  Dra. Ari Pudjiastuti, M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang,  2007  menyebutkan, bahwa  teknik observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan sistimatis dan teratur mengenai objek yang sedang diteliti, observasi menjadi teknik pengumpulan data yang baik bagi penelitian yang ingin menjaring data tentang perilaku/sikap. Observasi terutama ditujukan untuk memperoleh data berkaitan dengan apa yang dikerjakan (cultural behavior) dan apa yang dibuat dan dipergunakan (cultural artifacts) oleh partisipan. ( Spradly, 1980 ).
         Bentuk  observasi yang peneliti pakai adalah  observasi secara langsung. Yang dimaksud dengan observasi secara langsung adalah  pengamatan langsung pada obyek yang diamati yaitu siswa itu sendiri
2. Teknik wawancara.
           Yang dimaksud dengan wawancara adalah  ”proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan responden atau tanpa menggunakan pedoman (guide). Materi wawancara persoalan yang ditanyakan kepada responden berkisar masalah dan tujuan penelitian. ( Dra. Ari Pudjiastuti, M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang, 2007 )
           Wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan siswa yang berkaitan dengan disiplin yang dilaksanakan di sekolah dan rasa tanggung jawab setelah diadakannya sanksi berjenjang.
b. Alat Pengumpulan Data
           Alat yang dipakai pengumpulan data adalah melalui lembaran pengamatan ( observasi ) dan lembaran wawancara.
E. Validasi Instrumen
a. Validasi Teoritik Dan Validasi empirik.
           Yang dimaksud dengan validasi instrumen adalah ketepatan alat yang dipakai untuk mengukur dari indikator yang akan diteliti. Sesuai dengan hal tersebut maka untuk mengukur tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa menggunakan pedoman pengamatan atau observasi.      Sebagai hasil dari observasi berupa sikap dan tingkah laku, disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah
F. Analisis Data
           Dalam penelitian ini tidak menggunakan analisis uji stastistik namun menggunakan analisis diskriptif dan komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara diskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus  maupun indikator dalam penelitian. Observasi dengan analisis diskriptif ini berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus.
G. Indikator Kinerja
           Kondisi akhir yang kita harapkan setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )  ini, bahwa  disiplin dan tanggung jawab siswa kelas III SD No 1 Sanur tahun pelajaran 2009/2010   mengalami peningkatan. Peningkatan disiplin dan tanggung jawab siswa ini dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku  sehari hari, yaitu dari kurang berdisiplin menjadi berdisiplin  serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas tugas di sekolah.
           Berdasarkan pengamatan atau observasi sebelum menerapkan sanksi berjenjang siswa memiliki sikap kurang berdisiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas tugasnya.
           Rentangan nilai yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan tinggi rendahnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab siswa adalah sebagai berikut:
”Sangat baik ( A )         =  8,5 – 10
Baik     ( B )                 =  7,0 – 8,4
Cukup ( C )                  =  5,5  - 6,9
Kurang   ( D )               =  4,0 – 5,4
Sangat kurang ( E )      =  0.0 – 3,9”,  ( Drs. Safari, MA; 2003, 54 )
           Indikator kinerja yang saya tetapkan bahwa sebelum menerapkan sanksi berjenjang sikap dan tanggung jawab siswa nilai rata ratanya  adalah berkisar  pada rentangan 5,5 – 6,9 ( Cukup/ C ). Setelah menerapakan sanksi berjenjang nilai rata rata siswa tingkat disiplin dan tanggung jawabnya diharapkan berkisar pada rentangan 8,5 – 10 ( sangat baik/A). Indikator terendah yaitu dengan nilai rata rata C, Dan diasumsikan bahwa siswa secara umum sudah mengetahui disiplin dan rasa tanggung jawab di sekolah. Namun hal ini peneliti akan buktikan setelah melakukan observasi secara kontinu selama melakukan penelitian.
H. Prosodur Penelitian
           Bentuk penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas ( classroom acttion research ). Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menerapkan sanksi berjenjang pada siswa siswa yang kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sehari hari di sekolah.
           Rancangan penelitian ini menggunakan prosodur yang telah saya tetapkan, kemudian dilaksanakan  dengan harapan hasil penelitian betul betul valid dan tepat. Prosodur yang saya pergunakan adalah melalui beberapa tahap yaitu :
1.    Tahap perencanaan penellitian
2.    Tahap observasi sebelum pelaksanaan penelitian
3.    Tahap Pelaksanaan penelitian
4.    Tahap observasi saat penerapan sanksi  berjenjang.
5.    Tahap evaluasi  dari hasil pelaksanaan penellitian
6.    Tahap repleksi
a. Tahap Perencanaan Penelitian.
           Dalam tahap ini peneliti merencanakan penelitian diawali dengan adanya permasalahan bahwa di tempat bertugas banyak siswa yang kurang berdisiplin dan kurang bertanggung jawab sehingga akan mempengaruhi pembelajaran dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi siswa itu sendiri di sekolah. Untuk mengetahui persoalan ini, maka peneliti ingin membuktikan kebenaran tersebut.  Kebiasaan yang kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab siswa di sekolah, diperkirakan salah satu penyebabnya karena alat pendidikan yang kurang diterapkan di sekolah yaitu ” sanksi berjenjang ”. Untuk menjawab hal tersebut kemudian peneliti mulai membuat proposal penelitian tindakan kelas
b.Tahap Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian
           Untuk mengetahui secara jelas sikap disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah maka peneliti membuat pedoman observasi terhadap sikap disiplin dan tanggung jawab siswa dengan indikator indikatornya. Observasi ini saya lakukan untuk mengetahui secara jelas sikap disiplin siswa sebelum diterapkan sanksi berjenjang dan sikap kurang berdisiplin serta rasa bertanggung jawab setelah dilterapkannya sanksi berjenjang di sekolah. Observasi pada tahap awal ini peneliti juga menggunakan pedoman observasi yang telah ditentukan indikator indikatornya.
c. Tahap Pelaksanaan penelitian.
           Pada tahap ini peneliti memberikan pengarahan kepada siswa dan membuat kesepakatan dengan siswa, bahwa bagi siswa yang tidak tertib dan tidak disiplin di sekolah akan dikenakan sanksi berjenjang. Pada tahap ini juga peneliti memberitahu kepada siswa, bahwa yang berdisiplin dan bertanggung jawab juga akan diberikan penghargaan ( apresiasi ). Peneliti menentukan sanksi sanksi yang akan dikenakan kepada siswa yang melanggarnya. Observasi pada tahap ini dilaksanakan dengan menggunakan pedoman pengamatan ( pedoman observasi ) dengan indikator indikator yang telah ditetapkan.  
           Bagi siswa yang melanggar kesepakatan dipanggil kemudian diberikan sanksi ”
1.    Sanksi berupa teguran atau peringatan.
2.    Sanksi berdiri di depan kelas sambil membaca.
3.    Sanksi membersihkan halaman sekolah
4.    Sanksi membersihkan wc dan kamar mandi
5.    Sanksi fisik jongkok bangun didepan kelas dengan hitungan sendiri
6.    Sanksi fisik Berlari dihalaman sekolah
7.    Sanksi pemanggilan siswa oleh kepala sekolah
8.    Sanksi pemanggilan orang tua siswa

d. Tahap observasi saat penerapan sanksi  berjenjang.
           Setelah diamati beberapa hari dengan pedoman pengamatan mulai berlangsungnya pelaksanaan dan pada saat penerapan sanksi berjenjang tersebut diatas, maka selanjutnya peneliti mengamati kembali dengan pedoman pengamatan yang telah ditetapkan dengan indikator – indikatornya. Kemudian nilainya dirata ratakan.
e. Tahap evaluasi  dari hasil pelaksanaan penellitian.
           Setelah dilakukan observasi sebelum penerapan sanksi berjenjang dan sesudah dilaksanakan penerapan sanksi berjenjang, selanjutnya dilakukan perbandingan hasil observasi sebelum diterapkan sanksi berjenjang dengan hasil observasi setelah diterapkan sanksi berjenjang pada siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
f. Tahap repleksi.
           Setelah diketahui hasill perbandingannya kemudian diulangi lagi observasinya mulai dari tahap pelaksanaan penelitian sampai pada tahap penerapan sanksi berjenjang. Hal ini gunanya untuk mengetahui secara jelas pengaruh penerapan sanksi berjenjang dibandingkan dengan tanpa mengunakan sanksi berjenjang untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa. Setelah diketahui secara jelas pengaruhnya, maka bagi siswa yang tidak melanggar disiplin dan tanggung jawab peneliti juga memberikan penguat berupa apresiasi dan motivasi. Dengan demikian siswa yang kurang bersikap disiplin dan bertanggung jawab akan terdorong keinginannya untuk berlomba-lomba bersikap berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya

  
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Kondisi Awal
             Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah tidak lepas dari sarana prasarana, manajemen sekolah serta lingkungan termasuk orang tua untuk tercapainya tujuan pendidikan.  Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya adalah alat pendidikan yaitu “sanksi berjenjang “.   
             Sanksi berjenjang adalah salah satu alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan disamping metoda, dan administrasi pendidikan. Penerapan sanksi berjenang terhadap siswa yang melanggar disiplin dan kurang bertanggung jawab  di sekolah hendaknya dilaksanakan  secara kontinu, sinergi dan terkoordinasi dengan komponen-komponen yang  lain yang ada di sekolah, merupakan keharusan.
            Melihat hal-hal tersebut di atas kondisi di SD I Sanur kurang melaksanakan peraturan secara teratur dan belum ada aturan yang jelas mengenai tata tertib yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini terlihat banyaknya siswa yang datang terlambat ke sekolah, setiap upacara bendera tidak disiplin, banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas tugas rumah dan sekolah, kurang menghormati antara teman dan guru, tidak melaksanakan tugas piket dengan teratur, tidak terbiasanya mengantre pada saat menyetor tugas, menyontek pada saat ulangan, di dalam kelas selalu mengganggu teman, berpakian kurang rapi, tidak terbiasa membuang sampah pada tempatnya, di kelas tidak tertib dan lain-lain.
           Semua indikator indikator tersebut tentu akan mempengaruhi prestasi siswa dan pada akhirnya mutu dan tujuan pendidikan di sekolah tidak tercapai dengan maksimal. Khususnya kelas III SD I Sanur hal ini sangat mempengaruhi prestasi siswa di dalam kelas dan guru selalu mengalami kesulitan dalam pengelolaan kelas dikarenakan faktor faktor tersebut.
          Untuk itulah Peneliti ingin melaksanakan penelitian dibidang sikap terutama pada sikap disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah. Menurut anggapan peneliti hal ini merupakan faktor utama dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
           Baimanapun kemampuan, bakat dan minat siswa tersebut bersarnya apabila tidak disertai dengan disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-tugasnya tentu semuanya itu akan sia-sia.
B. Diskripsi Siklus I
           Dalam siklus I ini akan diuraiakn untuk mengetahui secara jelas proses mulai dari perencanaan sampai hasil dari siklus pertama ini.
a. Perencanaan Tindakan
            Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini diawali dengan mengadakan pengamatan dengan pedoman pengamatan yang telah disusun sebelum melakukan penelitian. Setelah data data masuk dan diketahui hasilnya bahwa tingkat disiplin siswa sangat rendah dibawah nilai rata-rata standar ( kurang   ( D )               =  4,0 – 5,4 ). Nilai rata rata tersebut adalah 5,2. Begitu pulai nilai rata rata rasa tanggung jawab siswa dengan rata rata katagori D yaitu dengan nilai 4,9. Dan kalau digabung antara sikap disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya rata rata 5,1  ( D )



Adapun hasil dari pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.
Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah     =  4,9
Berpakaian rapi                                   =  5,8     
Kebiasan mengantre                           =  5,1
Menghormati guru dan teman             =  5,9
Pulang dengan tertib                           =  4,4


   


Katagori tanggung jawab siswa
Menyerahkan tugas tepat waktu          =   4,3
Mandiri ( tidak mencontek )                  =   5,1
Mengerjakan tugas rumah                    =   5,1
Melaksanakan tugas piket kelas           =   5,3
Menjaga kebersihan lingkungan           =   5,1






b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
         Kemudian peneliti mulai memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap siswa mengenai hal hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu di sekolah terutama sikap disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas, akan mennetukan tingkat keberhasilan pendidikan. Hanya dengan sikap disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi kualitas pendidikan di sekolah akan tercapai.
          Untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik maka, dalam menerapan disiplin dan tanggung jawab siswa, perlu diterapkan sanksi berjenjang bagi siswa  yang melanggar.
          Disini peneliti menentukan tingkatan sanksi yang akan diterapkan bagi siswa yang melanggar yaitu
1.    Sanksi berupa teguran atau peringatan.
2.    Sanksi Berdiri di depan kelas sambil membaca.
3.    Sanksi membersihkan halaman sekolah
4.    Sanksi membersihkan wc dan kamar mandi
5.    Sanksi fisik jongkok bangun didepan kelas dengan hitungan sendiri
6.    Sanksi fisik Berlari dihalaman sekolah
7.    Sanksi pemanggilan siswa oleh kepala sekolah
8.    Sanksi pemanggilan orang tua siswa
Pemahaman kepada siswa atau obyek penelitian ini dilakukan selama satu minggu.
       Memasuki tahap pelaksanan tindakan ini bagi siswa yang melanggar setiap indikator indikator yang telah ditetapkan dalam pedoman pengamatan akan dikenakan sanksi berjenjang sesuai dengan sanksi sanksi tersebut diatas. Dengan ketentuan pelanggaran pertama diterapkan sanksi tingkat I, melanggar yang ke II diterapkan sanksi yang ke II dan seterusnya.
           Disini peneliti juga memberikan motivasi dan apresiasi bagi anak yang tidak melanggar, dengan tujuan bagi anak yang melanggar agar termotivasi untuk mencontoh temannya yang tidak melanggar ketentuan tersebut.
c. Hasil Pengamatan
              Pengamatan yang peneliti pergunakan dengan pedoman pengamatan atau observasi dan pedoman konversi nilai atau tolak ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan rentangan nilai sebagai berikut.
Sangat baik ( A )         =  8,5 – 10
Baik     ( B )                 =  7,0 – 8,4
Cukup ( C )                  =  5,5  - 6,9
Kurang   ( D )               =  4,0 – 5,4
Sangat kurang ( E )     =  0.0 – 3,9”,  ( Drs. Safari, MA; 2003, 54 )

d.  Refleksi Tindakan Siklus I
         Tahap refleksi tindakan, dilakukan pada setiap akhir siklus. Pada refleksi peneliti harus dapat mengkaji kelemahan dan kelebihan dari penerapan sanksi berjenjang demi untuk meningkatkan tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di sekolah. Disamping itu harus dapat mencari solusi sanksi ataupun cara yang lain yang relevan dalam artian mendidik dan bukan memberikan sanksi    yang bersifat balas dendam terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan dapat mencapai titik kesempurnaan khususnya dalam meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di sekolah.



Adapun hasil dari pengamatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut.:             a. Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah             =  6,9
Berpakaian rapi                                          =  7,4     
Kebiasan mengantre                                  =  6,8
Menghormati guru dan teman                    =  7,0
Pulang dengan tertib                                  =  6,6






b. Katagori tanggung jawab siswa
Menyerahkan tugas tepat waktu                 =   6,3
Mandiri ( tidak mencontek )                         =   6,8
Mengerjakan tugas rumah                           =   5,4
Melaksanakan tugas piket kelas                  =   7,2
Menjaga kebersihan lingkungan                  =   8,1

           




           Pada siklus I ini diketahui bahwa pada katagori tingkat disiplin siswa rata rata mencapai nilai cukup yaitu 6,9, kalau ditinjau secara rinci maka   pada poin kebiasan mengantre dengan nilai cukup ( 6,8 ) dan pulang dengan tertib  dengan nilai rata rata  ( 6,6 ) . Jadi nilainya masih rendah yaitu nilai cukup ( C ).
           Sedangkan pada katagori rasa tanggung jawab siswa mencapai nilai cukup ( C ) yaitu rata rata nilainya 6,7 dan kalau dilihat secara rinci maka, pada poin menyerahkan tugas tepat waktu masih rendah dengan nilai ( C ) yaitu nilainya 6,3 pada poin mandiri  dengan nilai  ( C ) yaitu nilainya 6,8.   Serta pada poin mengerjakan tugas rumah dengan nilai  ( D ) yaitu 5,4, Kalau digabungkan antara tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya rata rata 6,8 ( cukup )
                Karena penelitian ini dilakukan secara sinergi dengan guru bidang studi yang lain, yaitu guru bahasa inggris, agama dan bidang studi olah raga.  Pada point point tersebut perlu mendapat perthatian yang lebih serius
           Dengan adanya kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I ini, maka peneliti mencari solusi pemecahan dengan meningkatkan sanksi sanksi terhadap siswa yang melanggar ataupun dengan cara cara lain namun siswa tidak merasa terpaksa melakukan atau dengan kata lain secara ikhlas.
           Cara lain yang dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan kepada siswa, agar mereka secara sadar dan ikkhlas melakukan kegiatan yang bersikap disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab penuh terhadap tugas tugas hariannya.
C. Diskripsi Siklus II
             Dari data yang didapat dari pedoman pengamatan terjadi peningkatan tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di sekolah. Hal ini dikerenakan penerepan sanksi selalu ditingkatkan, bila siswa melanggar poin pon tertentu pada setiap item dari masing masing katagori yang telah ditetapkan disertai dengan pembinaan pembibaan secara kontinu.
             Penerapan sanksi berjenjang dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa disekolah pada silklus II ini juga mencatat hal hal penting  yang dipandang perlu dalam rangka meningkatkan kualitas rasa disiplin dan  rasa tanggung jawab siswa disekolah. Hal yang dipandang perlu  adalah memperbaiki teknik pemberian sanksi berjenjang demi kesempurnaan hasil yang diharapkan.
            Dari katagori sikap disipin siswa secara umum terjadi peningkatan, namun ada beberapa poin yang masih pelu mendapat perhatian yaitu pada poin mengerjakan tugas rumah. Sedangkan untuk point pulang dengan tertib sudah cukup bagus.
            Pada katagori rasa tanggung jawab tedapat poin yang perlu mendapat perhatian yaitu mengerjakan tugas rumah.
           Adapun hasil dari pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.
Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah        =  8,9
Berpakaian rapi                                      =  8,9    
Kebiasan mengantre                              =  8,0
Menghormati guru dan teman                =  8,7
Pulang dengan tertib                              =  8,5


   


Katagori tanggung jawab siswa
Menyerahkan tugas tepat waktu                      =   8,9
Mandiri ( tidak mencontek )                              =   9,0
Mengerjakan tugas rumah                                =   6,7
Melaksanakan tugas piket kelas                       =   9,0
Menjaga kebersihan lingkungan                       =   8,9


 
              

Dari table tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat disiplin siswa di sekolah mencapai rata rata 8,6 ( dalam katagori sangat baik / A ). Sedangkan pada tingkat tanggung jawab siswa mencapai nilai 8,5 ( sangat baik / A ) . Dan kalau digabungkan antara sikap disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya  rata rata 8,5 ( sangat baik / A )       
                Dari kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya bahwa  bila mencapai nilai rata rata 8,5 sampai 10, maka dapat dikatakan tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa sangat tinggi setelah diterapkan sanksi berjenjang dan mendapat pengawasan secara kontinu dan secara sinergi antara guru guru bidang studi dan komponen komponen  yang ada disekolah’
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
          Dalam pembahasan tiap ssiklus ini akan ditampilkan hasil pengamatan padamsikluspertama dan hasil pengamatan pada siklus ke dua. Adapun hasilnya kita akan bandingkan adalah sebagai nberikut.
Tabel perbandingan nilai antara siklus 1 dan siklus 2
Disiplin
Indikator                                             Siklus 1      Siklus 2
Tidak terlambat dating ke sekolah         6,9               8,9
Berpakian rapi                                       7,4                8,9
Kebiasaan mengantre                            6,8               8,0
Menghormati guru dan teman                7,0               8,7
Pulang dengan tertib                              6,6               8,5

Tanggung Jawab

Indikator                                             Siklus 1      Siklus 2
Menyerahkan tugas tepat waktu            6,3              8,9
Mandiri( tidak mencontek )                     6,8              9,0
Mengerjakan tugas rumah                      5,4              6,7
Melaksanakan tugas piket kelas             7,2              9,0
Menjaga kebersihan lingkungan             8,1              8,9
Nilai rata rata                                           6,8              8,5






Perbandingan dengan pra penelitian antara siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
Pra penelitian                  Siklus I                   Siklus II
5,1                                     6,8                          8,5

            Kalau kita lihat perbandingan nilai antara pra penelitian, siklus satu dengan siklus kedua tentu peningkatannya cukup signifikan dari katagori  kurang ( D ) lalu mencapai nilai cukup ( C ) pada siklus I dan  nilai sangat baik ( A ) pada siklus II. Namun yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa adalah pada poin mengerjakan tugas rumah, yang hanya mampu mencapai hasil katagori cukup yaitu dengan nilai 6,7.
          Hal ini disebabkan karena anak dirumah kurang mendapat perhatian yang cukup dari orang tua, karena berbagai alasan diantaranya orang tuanya selalu sibuk mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan anaknya belajar dirumah.
           Pada siklus pertama nilainya rata rata cukup, hal ini disebabkan bahwa dalam menanamkan sikap disiplin kepada siswa membutuhkan waktu yang agak lama, karena merubah kebiasaan kebiasan yang kurang baik pada diri siswa tidak dapat dirubah secara spontan. Mengubah kebiasan-kebiasan buruk menjadi yang lebih baik tidak bisa pula dipaksakan secara tiba tiba perlu memberikan pembinaan secara kontinu.
          Hal inilah menyebabkan penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab disekolah perlu dilaksanakan secara sinergi antara komponen komponen pendidikan yang ada di sekolah, guru kelas, guru bidang studi, tata usaha , kepala sekolah dan tidak kalah pentingnya orang tua dan masyarakat yang ada di lingkungan anak didik itu berada.
E. Kesimpulan Hasil Penelitian
           Dengan adanya beberapa kekurangan dan kelemahan pada siklus pertama yaitu dalam penerapan sanksi berjenjang untuk meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa, terutama tentang tatacara menerapkan sanksi sanksi tersebut. Dalam siklus ke dua perlu diperbaiki teknis penerapannya. Pada siklus pertama penerapan sanksi pada perilaku siswa yang salah, dilakukan secara monoton dan kurang bervariasi, namun dalam siklus ke dua dilakukan penerapan sanksi berjenjang yang lebih bervariasi dan disenergikan dengan pembinaan akan membuat siswa lebih tanggap dan responsip.
          Dengan digabungkan penerapan sanksi berjenjang dengan pembinaan secara kontinu maka siswa semakin menyadari kesalahannya dan siswa akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Dalam hal ini juga pembinaan juga disertai dengan apresiasi kepada siswa yang tidak berbuat kesalahan atau  berdisiplin dan bertannggung jawab. Hal ini pula mendorong siswa untuk termotivasi berbuat yang lebih baik. Dengan demikian penerapan sanksi kepada siswa seakan akan siswa merasa tidak terbebani oleh sanksi yang diberikan kepada mereka. Dan selanjutnya siswa secara sadar tulus dan ikhlas melakukan apa yang menjadi peraturan yang berlaku di sekolah umumnya dan di kelas III khususnya.
          Hal ini dapat dilihat salah satu contohnya siswa melaksanakan piket kelas seperti mengepel tanpa menunggu guru datang terlebih dahulu, mereka sudah melakukannya dengan kesadaranya sesuai jadwal piket yang di tetapkannya. Begitu pula dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya. Dan lain lain sesuai dengan indikator yang peneliti tetapkan.
           Namun dalam meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab  siswa disekolah yang lebih mendalam, kita tidak boleh berpatokan pada 10 indikator itu saja, namun  hendaknya dapat dikembangkan lebih mendalam  lagi.  Misalnya sikap siswa dalam mengikuti upacara bendera, sikap siswa pada saat makan di sekolah, sikap siswa dalam mengikuti extrakurikuler dan lain lain.
           Dengan penerapan sanksi berjenjang disertai dengan pembinaan secara terus menerus kepada siswa maka siswa akan menyadari tugas dan tanggung jawabnya yang ada di sekolah. Penerapan sanksi harus dilakukan secara bervariasi tidak boleh monoton. Kalau menerapannya monoton siswa sudah menebak terlebih dahulu sanksi apa yang mereka dapatkan dengan  melakukan kesalahnanya yang sama. Begitu pula apabila dalam penerapan sanksi kepada siswa tanpa disertai dengan  pembinaan pada saat yang bersamaan,  mereka tidak akan mengerti apa kesalahan yang telah mereka perbuat  dan apa gunanya bila tidak melakukan kesalahan  tersebut.
           Jadi dari penelitian yang saya lakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.    Penerapan sanksi kepada siswa yang melanggar harus dilakukan secara sinergi dengan komponen lainya yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru bidang studi ( agama, olah raga, bahasa inggris, tata usaha ) serta orang tua siswa dan lingkungannya.
2.    Penerapan sanksi secara berjenjang hendaknya dilakukan secara bervariasi dan tidak boleh monoton.
3.    Penerapan sanksi sanksi kepada siswa harus disertai dengan pembinaan dan bimbingan ( mendidik ) secara berkesainambungan serta tidak boleh ada unsur balas dendam.
4.    Dengan penerapan sanksi disertai dengan pembinaan pada awalnya siswa merasa berat melakukannya namun hal ini dilakukan secara kontinu dan sinergi disiplin dan tanggung jawab itu menjadi suatu kebiasan anak dalam keseharianya di sekolah.
5.    Berdasarkan penelitian pada siklus pertama dan kedua terjadi peningkatan disiplin dan rasa tanggung jaswab siswa secara signifikan. dari nilai rata rata D ( kurang ) pada pra penelitian menjadi nilai rata rata C ( cukup ) pada siklus pertama, dengan dilakukan perbaikan maka pada siklus kedua peningkatanya cukup signifikan yaitu dengan nilai rata rata A ( sangat baik ).
Namun ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dan belum dapat diselesaikan dalam penelitian ini adalah pada katagori siswa mengerjakan tugas rumah. Hal ini semoga menjadi bahan penelitian selanjutnya pagi peneliti dibidang sikap siswa.



BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
           Dalam bab penutup ini ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut:
1.    Bahwa melaui penerapan sanksi secara berjenjang dapat meningkatkan disiplin siwa kelas III SD I Sanur dalam tahun pelajaran 2009/2010
2.    Bahwa melalui penerapan sanksi secara berjenjang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa kelas III SD I Sanur dalam tahun pelajaran 2009/2010
3.    Bahwa melalui penerapan sanksi berjenjang kepada siswa kelas III SD I Sanur tahun pelajaran 2009/2010 sikap dan pola tingkah laku siswa mengalami perubahan dari yang kurang berdisplin menjadi berdisiplin serta bertanggung jawab.
B. Saran saran
Ada beberapa hal yang perlu peneliti sarankan di sini yaitu:
1.    Bagi guru guru hendaknyalah dalam memberikan pelajaran selalu memperhatikan sikap disiplin siswa karena hal ini akan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.  Dan biasakan dalam memberikan sanksi disertai dengan bimbingan secara kontinu
2.    Kepada orang tua murid hendaknya selalu memperhatikan putra putrinya dalam belajar di rumah

1.    Kepada semua komponen yang terlibat dalam pendidikan di sekolah hendaknya memperhatikan tata tertib sekolah yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.    Kepada Dinas Pendidikan terkait hendaknya selalu memberikan pengawasan dalam pelaksanaan pendidikan agar berjalan sesuai dengan perarturan yang berlaku.
3.    Kepada semua guru guru hendaknya selalu mencoba menerapkan  PTK demi inovasi dan kemajuan dalam bidang pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
Ari Pudjiastuti,M.Pd, Dra,(Widyaiswara P4TK PKN dan IPS, Malang),
                         Instrumen Penelitian, Diklat KTI 2007
Ahmad Rohani HM, DRS, dkk, Pengelolaan Pengajaran,      Rineka       
                        Cipta,    Jakarta, 1990
Heri Sukaraman, M.Sc.Ed,                        Dasar Dasar Didaktik dan                                                          
                        Penerapannya Dalam  Pembelajaran,      Depdiknas    
                        Dirjen                        Pendasmen, Direktorat Tenaga
                        Kependidikan,Jakarta, 2003
Rosestyah N.K, Ny, Dra,        Masalah         Masalah Ilmu Keguruan,
                       Bina Aksara, Jakarta, 1986
Rosestyah N.K, Ny, Dra, Masalah Pengajaran           Sebagai suatu 
                       Sistem, Bina  Aksara,Jakarta, 1986
Safari, MA, Drs, Evaluasi Pembelajaran,     Departemen Pendidikan
                        Nasional,  Dirjen  Pendasmen,       Direktorat Tenaga
                        Kependidikan, 2003
Sofiyah Ramdhani ES, Kamus Lengkap Bahasa   Indonesia, Karya
                        Agung, Surabaya, 2002
Suprayekti,M.Pd,Dra,    Intraksi     Belajar Mengajar,         Depdiknas   
                       Dirjen  Pendasmen, Direktorat                        Tenaga  
                       Kependidikan,   Jakarta 2003
Tim Dosen FIP-IKIP Malang,       Dasar-Dasar                  Pengantar          
                      Kependidikan, Usaha Nasional,          Surabaya, 1981
Toya, Psikologi Pendidikan Untuk SPG, KPG, SGO, PGA,       Untuk 
                      Kalangan  Sendiri, Denpasar, 1985
Undang Undang  Sistem  Pendidikan  Nasional   ( UU RI NO 20 Th 
                     2003 ), Asa Mandiri, 2006
Waidi, MBA.Ed,Drs, ON Becoming A Personal Excellent,    PT Elex
                      Media     Komputindo, Jakarta, 200 

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 Response to "KARYA TULIS ILMIAH LENGKAP MENINGKATKAN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI SANKSI BERJENJANG PADA SISWA KELAS III SD NO I SANUR TAHUN PELAJARAN 2009/2010"

Post a Comment