BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perekonomian Indonesiapada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi
perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain
pihak dengan adanya perdagangan bebas pada era glonbalisasi ini menimbulkan
persaingan yang ketat, dan perusahaan harus dapat mengantisipasi dan mengahdapi
segala situasi dan kondisi agar dapat bertahan dan mampu terus maju dalam
rangka memenangi persaingan usaha. Dalam mecapai tujuan yaitu memaksimalkan
nilai perusahaan untuk memakmurkan para pemegang saham dan para karyawannya,
para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala perubahan situasi
maupun kondisi baik yang ada di dalam perusahaan
maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.
Perekonomianyang semakin kompleks dan tidak menentu dengan persaingan antar perusahaan yang
semakin ketat membuat bidang keuangan harus mendapat perhatian yang lebih.
Dalam bidang keuangan suatu media penting dibutuhkan dalam proses pengambilan
keputusan ekonomis. Media tersebut adalah berupa laporan keuangan yang
diterbitkan secara periodik biasa tahunan, semesteran,
triwulan, bulanan, mingguan atau bahkan harian. Laporan keuangan tersebut sudah
menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen, pemerintah maupun
para pelaku pasar modal.
Prinsipnyalaporan keuangan merupakan informasi yang dapat membantu investor dan para
pelaku pasar modal dalam menginterprestasikan keadaan suatu perusahaan. Namun
hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi yang lebih dalam tentang
kinerja tidak dapat diketahui. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perhitungan
lebih lanjut atau analisis yang tepat terhadap laporan keuangan tersebut.
Pembaca perlu mengetahui apa arti angka yang ada dalam laporan keuangan yang
ada dan bagaimana menganalisis dan menafsirkan data dalam cara yang logis dan
sistematis. Dengan timbulnya persaingan yang semakin ketat,
pihak manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
menganalisis keuangan perusahaan sehari-hari sehingga tujuan perusahaan
tersebut dapat terealisasi.
Manajerpeusahaan tidak akan terlepas dari masalah permodalan, yaitu pemenuhan modal
kerja maupun investasi. Sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisa
yang bisa dijadikan acuan dalam mengambil keputusan yang tepat yaitu dengan
analisa sumber dan penggunaan modal kerja pimpinan bisa mengetahui
komposisi-komposisi modal kerja bersumber dari mana dan digunakan untuk apa,
sehingga pimpinan bisa menggambarkan keadaan modal kerja itu sendiri. Modal
kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan
untuk membelanjai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan
persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan
sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan
dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produknya.
Laporansumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer keuangan dalam
melaksanakan kegiatan perusahaannya dalam hal menentukan jumlah dana yang harus
tersedia dan untuk dapat melihat asal sumber dana itu diperoleh. Selain itu,
laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan dalam merencanakan berapa
penggunaan dana dengan sebaik-baiknya untuk dapat menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan perusahaan sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan
sulit berkembang. Kekurangan modal kerja terus-menerus yang tidak segera diatasi tentu akan
menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Modal kerja merupakan hal yang penting dalam perusahaan hingga bisa
dikatakan sebagai nyawa dari sebuah perusahaan artinya untuk menjalankan
kegiatan operasinya sehari-hari ataupun untuk mengadakan investasi diperlukan
modal kerja yang cukup. Untuk memperoleh modal kerja, pihak perusahaan harus
memperhatikan setiap potensi keuangan yang ada dan bisa digunakan dengan
memperhatikan segala kemungkinan risiko yang ditimbulkan.
Modal kerja yang terlalu besar memungkinkan terjadinya Idlefund (dana
yang menganggur). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya inefisien, demikian
sebaliknya modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan terganggunya
operasi perusahaan sehari-hari. Dengan demikian
besarnya modal kerja hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan karenanya akan
efisiensi dalam menggunakan modal kerja dan elemen modal kerja.
Saat
ini perusahaan kosmetik yang mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebanyak tiga perusahaan yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk dan PT. Unilever
Indonesia Tbk.. Neraca perusahaan kosmetik yang listing di BEI tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel
1.1.
Tabel 1.1. Neraca
Perbandingan Perusahaan Kosmetik yang Listing
di BEI periode 2005-2008 (Dalam Jutaan
Rupiah)
No
|
Nama Perusahaan
|
Periode
|
|||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
||
1.
|
PT. Mandom Indonesia Tbk.
Current Assets
Non-Current
|
291.252
254.443
|
354.586
317.611
|
396.330
328.867
|
497.212
413.578
|
Total
Assets
|
545.695
|
672.196
|
725.197
|
910.790
|
|
Current Liabilities
Non-Current
Liabilities
|
65.848
20.453
|
40.382
24.166
|
22.507
29.050
|
61.401
33.223
|
|
Total Liabilities
Total
Equity
|
86.301
459.394
|
64.548
607.648
|
51.557
673.640
|
94.624
816.166
|
|
2.
|
PT. Mustika Ratu Tbk.
Current Assets
Non-Current
|
210.011
80.635
|
214.753
77.015
|
235.829
80.168
|
274.499
80.282
|
Total
Assets
|
290.646
|
291.769
|
315.997
|
354.781
|
|
Current Liabilities
Non-Current
Liabilities
|
29.896
5.114
|
23.229
4.215
|
30.706
5.720
|
43.498
7.648
|
|
Total Liabilities
Total
Equity
|
35.010
255.636
|
27.444
264.325
|
36.426
279.571
|
51.146
303.635
|
|
3.
|
PT.Unilever Indonesia Tbk.
Current Assets
Non-Current
|
2.030.362
1.811.989
|
2.604.552
2.021.488
|
2.694.667
2.638.739
|
3.103.295
3.401.441
|
Total
Assets
|
3.842.351
|
4.626.000
|
5.333.406
|
6.504.736
|
|
Current Liabilities
Non-Current
Liabilities
|
1.501.485
156.906
|
2.057.451
191.930
|
2.428.128
211.159
|
3.091.111
306.804
|
|
Total Liabilities
Total
Equity
|
1.658.391
2.183.960
|
2.249.381
2.376.619
|
2.639.287
2.694.119
|
3.393.915
3.106.821
|
Sumber:
www.idx.co.id (diolah)
Berdasarkan
tabel 1.1. terlihat bahwa baik PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk
maupun PT.Unilever Indonesia Tbk mempunyai posisi keuangan yang baik dimana
total assets lebih besar dari total
liabilities dan selalu mengalami peningkatan assets setiap tahunnya. Terlihat
PT. Mandom Indonesia Tbk mengalami fluktuasi peningktan jumlah total
aset dari tahun ke tahun. PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 mengalami
peningkatan aset yang cukup kecil, namun pada tahun 2007 dan 2008 peningkatan
total assetnya cukup baik. Sedangkan PT. Unilever Indonesia Tbk menmgalami
fluktuasi kenaikan total asset yang cukup satabil, yakni di tahun 2006 sebesar
16,94 %, pada tahun 2007 sebesar 13,26 % dan tahun 2008 sebesar 18 %.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul: “Analisis LaporanSumber dan Penggunaan Modal Kerja (Studi Perbandingan pada perusahaan Kosmetikyang Listing di BEI)”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada perusahaan kosmetik yang Listing di BEI?
2.
Manakah
sumber modal kerja yang paling baik di antara perusahaan
kosmetik yang Listing di BEI tersebut?
3.
Manakah
penggunaan modal kerja yang paling baik di antara masing - masing
perusahaan kosmetik yang Listing di BEI tersebut?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang
ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui laporan sumber dan penggunaan
modal kerja pada perusahaan kosmetik yang Listing di BEI.
2. Untuk mengetahui sumber modal kerja yang paling baik di antara perusahaan kosmetik yang Listing di
BEI tersebut
3. Untuk mengetahui penggunaan modal kerja yang
paling baik di antara masing - masing perusahaan kosmetik
yang Listing di BEI tersebut.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
1.
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
informasi dan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengelola modal
kerja sebagai kebijakan di bidang keuangan.
2.
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi
dunia ilmu pengetahuan agar dapat berguna bagi mereka yang memerlukannya, utamanya peneliti yang tertarik dengan judul ini.
1.5. Ruang
Lingkup
Guna menghindari penafsiran yang berbeda dan
lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi ruang
lingkup penelitian pada sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan
kosmetik yang Listing di BEI selama periode tahun 2006-2008.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Penelitian
Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Yuningsih (2008) dengan judul “Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada
PT. Ade Sula”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber dan
pengelolaan modal kerja dikelola secara efektif pada PT. Ade Sula. Hasil
analisa sumber dan penggunaan modal kerja pada perusahaan perdagangan PT. Ade
Sula maka dapat dijelaskan bahwa sumber modal
kerja berasal dari cadangan modal, laba ditahan, laba tahun berjalan dan
akumulasi penyusutan yang totalnya sebesar Rp.338.933.866,- yang oleh perusahaan dana yang tersedia digunakan untuk
pembelian peralatan sebesar Rp. 115.400.000,-
atau sebesar 34,05% dari total penggunaan modal kerja. Akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 177.478.218,- atau sebesar 52,36% dari total penggunaan
modal kerja sedangkan sisa dana dijadikan sebagai tambahan modal kerja.
Selanjutnya pada tahun 2009 penelitian yang
dilakukan oleh Eka Sujatni dengan judul “Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dan Tingkat
Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Air Mineral yang Go Public”. Hasil penelitiannya menunjukan PT. Ades Water Indonesia
Tbk memiliki pengelolaan modal kerja terendah dibandingkan dengan PT Aqua
Golden Misissipi Tbk. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas PT. Ades Water
Indonesia Tbk masih dibawah standar, sedangakan PT Aqua Golden Misissipi Tbk
memperlihatkan adanya tingkat rasio lancar yang sangat baik. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja manunjukan bahwa PT. Ades Water
Indonesia Tbk memiliki sumber modal kerja yang sangat tinggi dibandingkan
dengan PT Aqua Golden Misissipi Tbk, namun penggunaan modal kerja perusahaan
yang kurang baik, mengakibatkan PT. Ades Water Indonesia Tbk tidak dapat
mengelola modal kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.2.
Laporan Keuangan
Definisi Laporan Keuangan menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, paragraf 07 “Laporan Keuangan merupakan bagian dari prosespelaporan keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain secara materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan sekmen imdustri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.”
Hanafi dan Halim (2007:49)
mengemukakan bahwa “Laporan Keuangan
merupakan salah satu
sumber informasi penting
disamping
informasi yang lain seperti informasi
industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar, kualitas manajemen dan lainnya”.
Sutrisno (2001:9) mendefinisikan laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan rugi
laba. Berdasarkan definisi-definisi para ahli akuntansi di atas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
2.3.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan mencakup
pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan
dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berguna
dalam proses pengambilan keputusan. Munawir (2004:36) ada beberapa teknik analisis
yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan, yakni :
1.
Analisis
perbandingan laporan keuangan merupakan
metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih.
2.
Trend
atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase (trend percentage analysis)
adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada
keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3.
Laporan
dengan persentase perkomponen atau commonsize statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase
investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk
mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pengongkosan yang terjadi dihubungkan
dengan jumlah penjualannya.
4.
Analisa
sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5.
Analisa
sumber dan penggunaan kas (cash flowstatement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode
tertentu.
6.
Analisis
rasio merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan keuangan tersebut.
7.
Analisa
perubahan laba kotor (gross profit
analysis) adalah suatu analisa untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke
periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dibudgedkan untuk periode tersebut.
8.
Analisa
Break-even adalah suatu analisa untuk
menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh
keuntungan.
2.4. Pengertian Modal
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin
jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan
yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Masalah
modal dalam perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir
karena masalah modal itu mengandung
begitu banyak dan berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli
ekonomi juga belum terdapat kesamaan opini tentang apa yang disebut modal.
Dilihat dari sejarahnya, maka pengertian modal awalnya adalah
physical oriented. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian
modal yang klasik, “dimana arti dari modal itu sendiri adalah sebagai hasil
produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”. Dalam perkembangannya
ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical
oriented, dimana pengertian modal tersebut lebih ditekankan pada nilai,
daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan, yang terkandung dalam
barang-barang modal, meskipun dalam hal ini belum ada kesesuaian pendapat di
antara para ahli ekonomi sendiri.
Setiap organisasi termasuk juga perusahaan baik
perusahaan besar maupun kecil, perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang, modal
merupakan hal yang utama untuk menunjang kegiatan operasi dari perusahaan, Menurut Liitge dalam Bambang Riyanto
(2001:18) mendefinisikan modal sebagai uang. Schwiedland dalam Bambang Riyanto (2001:18) berpendapat bahwa modal adalah baik
merupakan uang maupun bentuk barang yang digunakan dalam perusahaan. Munawir
(2004:19) mendefinisikan modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan yang ditujukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan
laba yang ditahan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa antara konsep modal dan konsep pemeliharaan modal yaitu
bagaimana modal yang digunakan dalam menghasilkan output dapat menciptakan laba
yang dihasilkan perusahaan dapat digunakan kembali pada operasi perusahaan.
2.5.Sumber Modal
2.5.1.
Sumber Internal
Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan perusahaan
menggunakan sumber dana internal yaitu:
·
Dengan dana dari dalam
perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga
maupun dana yang dipakai.
·
Setiap saat tersedia jika
diperlukan.
·
Dana yang tersedia sebagian
besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
·
Biaya pemakaian relatif murah.
Sumber
internal atau sumber
dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah laba
ditahan dan penyusutan.
a. Laba
Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang disimpan untuk
diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga disebut laba
yang tidak dibagikan (undistributed
profits) atau surplus yang diperoleh (earned
surplus).
b. Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu
aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan
untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2.5.2. Sumber Eksternal
Modal yang berasal dari sumber
eksternal adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana
eksternal adalah:
1.
Jumlah dana
yang digunakan tidak terbatas.
2. Dapat dicari dari berbagai
sumber.
3.
Dapat
bersifat fleksible.
Sumber eksternal perusahaan
adalah supplier, bank dan pasar
modal.
a. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam
bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1
tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).
Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu
tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau
manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin atau peralatan lain hasil
produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan
tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.
b.
Bank
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.
c. Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang
mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya
saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor)
di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka
panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian
abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka
panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang
menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal
adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.
2.6.Modal
Kerja
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva
yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak
dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Secara tradisonal, modal kerja (working capital) didefinisikan sebagai
investasi perusahaan dalam aktiva lancar (current
assets). Eguene F. Brigham dan Joel F. Houston yang diterjemahkan oleh Dodo
Suharto dan Herman Wibowo (2001:150) memberikan pengertian bahwa “modal kerja
adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang
mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha. Modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva
lancar dikurangi utang lancar.” Sehingga dapat disimpulkan semua dana yang
tertanam dalam aktiva lancar merupakan modal kerja kotor, setelah dikurangi
utang lancar maka dana tersebut dianggap sebagai modal kerja bersih.
Konsep lain yang dikemukakan oleh
William H. Husband dan James C. Dockerey
yang dikutip oleh
Suyadi Prawirosentono (2002:131)
adalah
Konsep Umum dari modal kerja (The gross concept of working) menyatakan
bahwa working capital (modal kerja)
merupakan seluruh jumlah aktiva lancar (Current
assets) yang terdapat dalam neraca suatu perusahaan. Konsep neto dari modal
kerja (The net concept of working) adalah selisih antara current assets dengan pasiva lancar (Current liabilities). Artinya modal
kerja itu terbagi menjadi dua yaitu modal kerja kotor dan modal kerja bersih.
Menurut Sutrisno (2001:43)
mendefinisikan modal kerja adalah dana yang diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sehari-hari. Sedangkan Bambang Riyanto
(2001:20) mendefinisikan modal kerja menjadi tiga hal pokok yaitu:
1.
Jumlah
modal kerja adalah fleksibel
2.
Susunan
modal kerja adalah relatif variable
3.
Modal kerja
mengalami proses perputaran dalam jangka waktu pendek.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
modal kerja merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan suatu perusahaan yang
bersifat fleksibel dan disusun secara relatif variabel serta mengalami proses
perputaran dalam jangka waktu yang pendek.
Menurut Munawir (2004:114) ada
tiga macam konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu:
1.
Konsep
kuantitatif adalah menitik beratkan pada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau
menunjukan jumlah dana (fund) yang
tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
2.
Konsep
kualitatif adalah menitik beratkan pada kualitas modal kerja dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka
pendek (net working capital) yaitujumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para
pemilik perusahaan.
3.
Konsep
fungsional adalah menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
Menurut Manulang (2005:20) tentang
peranan dan fungsi modal kerja dalam perusahaan industri yaitu :
a.
Menjamin
kontinuitas operasional perusahaan.
b.
Membantu
manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.
c.
Menunjukan
tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek.
d.
Semua
kegiatan di luar dan di dalam perusahaan sangat bergantung pada yang ada pada
perusahaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa tersedianya modal kerja dalam suatu perusahaan
sangatlah berperan untuk membantu perusahaan dalam membiayai semua
aktivitas-aktivitas operasionalnya sehari-hari sehingga tujuan perusahaan pun
dapat tercapai.
2.7. Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001:60) digolongkan menjadi dua yaitu:
1.
Modal kerja
permanen (permanent working capital)
yaitu modal kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan
untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam:
a)
Modal kerja
primer (primary working capital)
yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usahanya
b)
Modal kerja
normal (normal working capital) yaitu
jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal. normal disini dalam artian yang dinamis
2.
Modal kerja
variabel (vareable working capital)
yaitu modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain :
a)
Modal kerja
musiman (sesaonal woking capital)
yaitu modal kerja yang jumlahya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b)
Modal kerja
siklis (cycles working capital) yaitu
modal kerja yang jumlahnya beubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.
c)
Modal kerja darurat (emergency
working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
Berdasarkan pernyataan Bambang Riyanto
tersebut diketahui modal kerja dalam suatu perusahaan itu tidak selalu tetap
jumlahnya tetapi dapat berubah-ubah karena pengaruh lingkungan perusahaan.
Modal kerja dapat bersifat permanen
yaitu modal kerja yang harus selalu ada dan siap digunakan dalam perusahaan
karena menjamin kelangsungan usaha pokok atau normal perusahaan. Sedangkan
modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah
karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu seperti fluktuasi musim.
2.8.
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Perubahan
dari unsur-unsur non-akun lancar (aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal
sendiri) yang mempunyai efek memperbesar
modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja, sebaliknya perubahan
dari unsur-unsur non-akun lancar yang
mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja.
Apabila
sumber lebih besar dari penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja dan
sebaliknya apabila penggunaan lebih besar dari sumber -sumber modal kerja
berarti terjadi penurunan modal kerja.
2.8.1. Sumber – Sumber Modal Kerja
Modal
kerja yang diperoleh perusahaan dapat dipenuhi oleh dua sumber yaitu :
a. Sumber Internal, yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan
sendiri yang terdiri dari laba yang ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan
penjualan surat – surat berharga di atas nilai nominal dan cadangan penyusutan.
b. Sumber eksternal, yaitu modal kerja yang berasal dari luar
perusahaan yang merupakan hutang bagi perusahaan.
Sumber -sumber modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) yang
akan menambah modal kerja adalah:
1. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
dari penambahan modal saham.
2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya
penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi maupun hutang jangka panjang
lainnya.”
Selanjutnya menurut S. Munawir
(2004:120) mengemukakan contoh-contoh modal kerja dapat berasal dari berbagai
sumber yaitu:
1.
Hasil Operasi perusahaan. Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang
dan hasil-hasil lainnya yang
meningkatkan uang kas dan piutang. Jadi sebenarnya yang merupakan sumber modal
kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisa
laporan perhitungan laba rugi perusahaan.
2.
Keuntungan dari penjualan surat
berharga. Penjualan surat-surat
berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “surat-surat berharga” menjadi pos “kas”.
Keuntungan yang diperoleh meupakan sumber penambahan modal kerja.
Sebaliknya jika terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
3.
Penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya.
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap ,
investasi jangka panjang, aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan
lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan
menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar
tersebut.
4.
Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, hutang
hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila
diperlukan sejumlah modal kerja.
5.
Pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman jangka
pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting
aktiva.
6.
Kredit dari supplier atau trade creditor. Salah satu sumber modal
kerja penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier, material, barang- barang. Supplies dan jasa-jasa biasa
dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat
mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu harus
dilunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.
2.8.2. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan
menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan
perubahan dan penurunan total modal kerja. Penggunaan modal kerja yang
mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) adalah
sebagai berikut :
1. Berkurangnya modal sendiri karena kerugian maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
2. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
Berikut disajikan gambar tentang sumber-sumber dan penggunaan
modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141-142):
Gambar
2.1. Sumber – sumber Modal Kerja
Aktiva Lancar
|
Hutang Lancar
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Hutang Jangka Panjang
![]() ![]() |
-
Aktiva Tetap
![]() |
Modal Sendiri
![]() |
![]() |
|||
![]() |


Gambar 2.2. Penggunaan Modal Kerja
Aktiva
Lancar
|
Hutang
Lancar
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Hutang
Jangka Panjang
![]() ![]() |
![]() |
Modal Sendiri
![]() |

![]() |
|||
![]() |

Modal kerja sebenarnya merupakan jumlah
yang terus menerus menjembatani antara saat pengeluaran uang untuk memperoleh
barang atau jasa dengan saat penerimaan barang atau jasa. Contoh
penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang
mengakibatkan turunnya modal kerja adalah:
1.
Pembayaran
biaya-biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan.
2.
Kerugian-kerugian
yang diderita perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek
maupun kerugian yang insedentil.
3.
Adanya
pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu
dalam jangka panjang misalnya dana pelunasan obligasi dan pensiun pegawai, dana
ekspansi ataupun dana-dana lainnya.
4.
Adanya
penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva
tidak lancar lainnya.
5.
Pembayaran
hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi
maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya. Serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan
yang beredar.
6.
Pengambilan uang atau barang oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian
keuantungan oleh pemilik dalam perusahaan perseroan dan persekutuan.
S. Munawir (2004:128) menyatakan bahwa contoh transaksi yang
mengakibatkan perubahan aktiva lancar tetapi modal kerja tidak berkurang
adalah:
a.
Pembelian
efek ( marketible securities) secara
tunai.
b. Pembelian barang-barang dagangan secara tunai
c. Perubahan suatu bentuk piutang
lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel.
Didasarkan pada neraca perubahan modal
kerja (dalam pengertian modal kerja neto) pada prinsipnya
karena pengaruh dari perubahan unsur-unsur
rekening tidak lancar (non current
accounts). Unsur-unsur rekening tidak lancar
yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja adalah :
1.
Berkurangnya aktiva tidak lancar
2.
Bertambahnya
hutang jangka panjang
3.
Bertambahnya
modal saham
4.
Adanya
keuntungan dari operasi perusahaan
Perubahan unsur -unsur
rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja (netto)
adalah :
1.
Bertambahnya aktiva tidak lancar
2.
Bertambahnya
hutang jangka pendek
3.
Berkurangnya
modal saham
4.
Pembayaran
deviden tunai
5.
Adanya
kerugian dalam operasi perusahaan
2.9. Manajemen Modal Kerja
Menurut Bruton A. Kolb (dalam Agnes
Sawir, 2005:133) mendefinisikan manajemen modal kerja sebagai berikut: “working capital managemnt encompasses the
administration and control of current assets, utilization of short-term
financing via various current liability sources and control of the amount of
net working capital”. Sedangkan menurut J. Fred Weston dan Eugene F.
Brigham mengemukakan “manajemen modal kerja mengacu pada semua aspek
penatalaksanaan aktiva lancar dan utang lancar”.
Dua definisi di atas menunjukan bahwa
manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas
aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Adapun sasaran yang ingin
di capai dari manajemen modal kerja adalah :
1.
Memaksimalkan
nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian
investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan
untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2.
Meminimalkan-dalam
jangka panjang-biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
3.
Pengawasan
terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang,
sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh
tempo.
Dari ketiga sasaran di atas, sasaran
ketiga mengindikasikan bahwa perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang
cukup. Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya
dalam arti harus dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari-hari. Menurut Agnes Sawir (2005:133) Modal kerja yang cukup
akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain :
1.
Melindungi
perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
2.
Memungkinkan
perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.
Menjamin
dimilikinya kredit standing
perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat
menghadapi kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.
Memungkinkan
perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
para konsumennya.
5.
Memungkinkan
perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para
langganannya.
6.
Memungkinkan
bagi perusahaan untuk dapat ebroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
Mengingat besarnya manfaat yang
diberikan dari kecukupan modal kerja, maka dapat disimpulkan berdasarkan
pernyataan di atas bahwa modal kerja yang baik adalah modal kerja yang cukup.
Modal
kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar adalah ukuran
dasar dari likuiditas perusahaan. Kecukupan modal kerja dapat dievaluasi dengan
menggunakan rasio.
a.
Rasio
total aktiva terhadap modal kerja bersih (Total
assets to net working capital). Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya
tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat
likuiditas yang tinggi.
Total Assets
![]() |
Sumber : Agnes Sawir (2005:151)
b.
Rasio
kewajiban lancar (current liabilities to
net working capital ratio). Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current ratio. Bila current ratio rendah, rasio ini akan tinggi mengindikasikan
likuiditas rendah. Bila rasio ini rendah, current
ratio akan tinggi, menindikasikan likuiditas tinggi.
current liabilities
![]() |
Sumber : Agnes Sawir (2005:151)
c.
Perputaran
modal kerja (Revenues to net working
capital ratio).
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio tinggi
mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, rasio yang
rendah menunjukan likuiditas tinggi.
Revenues
![]() |
Sumber : Agnes Sawir (2005:151)
2.10Sumber dan Penggunaan Modal Kerja yang Baik
Manajer Keuangan bertanggung jawab
atas perencanaan bagaimana sumber dana diperoleh, apakah dari modal sendiri,
dari penjualan aktiva tetap atau dari sumber-sumber lain. Selain itu juga
manajer keuangan harus mengetahui dan mempertanggung jawabkan kapan dana
tersebut dipergunakan.
Kamaruddin Ahmad (2002:107) menyatakan
bahwa Manajemen dan para investor jangka pendek terutama akan tetarik kepada
posisi keuangan jangka pendek (posisi modal kerja) suatu perusahaan termasuk
perubahan-perubahan yang terjadi selama periode tersebut. Kenaikan dalam modal
kerja mungkin ditunjukan dalam kas, effek,
piutang maupun dalam persediaan atau adanya penurunan atau berkurangnya
utang lancar, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan ditafsirkan atau
diinterprestasikan tergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan
tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil
operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau
menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari
pengeluaran utang jangka panjang atau sumber dari luar perusahaan lainnya.
Laporan tentang perubahan modal kerja
akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau
sirkulasi modalnya. Laporan ini akan dapat memberikan jawaban atas berbagai
pertanyaan berikut yang mungkin timbul baik dari manajemen, para pemegang
saham, kreditur maupun pihak-pihak lainnya :
a.
Apa
yang menyebabkan perubahan posisi modal kerja?
b.
Berapa
modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dan bagaimana
komposisinya?
c.
Berapa
dana atau modal kerja yang berasal dari penjualan saham dan utang jangka
panjang serta bagaimana penggunaan dana-dana tersebut?
d.
Apakah
perusahaan telah menjual sebagian aktiva tetapnya? Apabila demikian berapakah
hasilnya? dan telah digunakan untuk apa saja?
e.
Berapakah
modal kerja yang digunakan untuk menambah kekayaan jangka panjang (aktiva tidak
lancar)? Atau bagaimanakah perusahaan membiayai ekspansinya?
f.
Bagaimanakah perusahaan menggunakan dana yang
diperoleh dari hasil operasinya? Berapakah yang telah dibayarkan kepada pemilik
perusahaan dalam bentuk deviden?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut tidak akan dapat dijawab oleh laporan-laporan keuangan yang
konvensiaonal atau yang biasa, atau dengan lain perkataan bahwa laporan
perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas
keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan
sebab-sebab perubahan-perubahan posisi keuangan perusahaan tersebut.
Laporan ini akan sangat berguna bagi
manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja dan agar
sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa mendatang,
hasil analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja dari suatu perusahaan
dalam suatu periode akan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan atau
perencanaan modal kerja di masa yang akan datang.
Bambang Riyanto (2001:6) sehubungan dengan fungsi pembelanjaan atau
manajemen keuangan mendefinisikan sebagai keseluruhan aktifitas perusahaan yang
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan
dana tersebut seefisien mungkin.
Menurut Lukman Syamsudin (2007:5) manajemen sehubungan dengan
pembelanjaan perusahaan bahwa keputusan atau tindakan-tindakan yang berkenaan
dengan pembelanjaan perusahaan hanya dapat dilakukan apabila penghasilan manajemen
lebih besar dari biaya marginal, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Dapat disimpulkan dari
definisi-definisi diatas manajemen keuangan berkenaan dengan pembelanjaan
perusahaan bahwa pada prinsipnya menuntut agar baik dalam menggunakan maupun
memperoleh dana harus didasarkan pada pertimbangkan yang efsien dan efektif
sehingga tujuan perusahaaan dapat tercapai.
Fungsi keuangan menurut Sutrisno
(2001:5) mengatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari tiga keputusan utama
yang harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan sehingga kombinasi
dari ketiga keputusan tersebut akan memaksimumkan nilai perusahaan. Pertama;
keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana kedalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Kedua; keputusan pendanaan
adalah masalah dimana manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan
guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Ketiga;
keputusan Diveden adalah merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan besarnya persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham,
stabilitas diveden yang dibagikan diveden saham, pemecahan saham dan penarikan
kembali saham yang beredar yang semuanya ditujukan untuk kemakmuran para
pemegang saham.
Berdasarkan definisi para ahli
akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dan penggunaan modal kerja
yang baik harus berorientasi pada keputusan yang dapat memaksimumkan nilai
perusahaan, yaitu dalam hal pemilihan sumber modal kerja yang baik adalah
sumber yang berasal dari dalam perusahaan atau dari hasil operasinal perusahaan
mengingat biaya perolehannya relatif murah dan tidak menimbulkan kewajiban
membayar dana yang dipakai di masa yang akan datang. Sedangkan penggunaan modal
kerja yang baik adalah penggunaan yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan
seperti penggunaan yang dapat menunjang peningkatan operasional, mengurangi resiko
beban/kerugian di masa yang akan datang dan meningkatkan kesejahteraan pemilik
saham.
2.11. Sumber Informasi yang Digunakan
Dwi Prastowo D. dan Rifka
Julianty (2002:116), sumber informasi yang digunakan dalam laporan sumber dan
penggunaan modal kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Sumber informasi utama yang terdiri atas laporan rugi atau laba,
laporan perubahan laba ditahan dan neraca komparatif.
2. Sumber informasi pendukung diperoleh dengan cara mengadakan
analisis terhadap peubahan-perubahan rekening aktiva tidak lancar. Dari
analisis tersebut akan diperoleh informasi mengenai sumber dan penggunaan modal
kerja.
Sebagian besar informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan
perubahan posisi keuangan diperoleh dari laporan keungan utama perusahaan, yang
terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan dan neraca
komparatif. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama.
Selain sumber utama untuk dapat menyusun laporan perubahan posisi
keuangan basis modal kerja, masih dibutuhkan sumber informasi pendukung. Sumber
informasi pendukung diperoleh dengan cara mengadakan analisis terhadap
perubahan rekening-rekening tak lancar. Dari analisis terhadap perubahan
rekening-rekening tak lancar ini yang transaksinya biasanya mempengaruhi baik
rekening lancar maupun rekening tak lancar, akan diperoleh informasi mengenai
sumber dan penggunaan modal kerja.
Meskipun transaksi perubahan rekening tak lancar tersebut biasanya
mempunyai frekuensi yang tidak tinggi dibanding perubahan rekening- rekening
lancar, akan tetapi perubahan rekening tak lancar tersebut menggambarkan
aktivitas investasi dan pembelanjaan yang cukup berarti. Contohnya pembelian
aktiva tetap, penerbitan saham, pengumuman deviden dan pelunasan hutang jangka
panjang.
2.12.Tahap-Tahap Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal
Kerja
Menurut Bambang Riyanto (2001:355) ada
beberapa langkah dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja
adalah sebagai berikut :
1.
Menyusun
Laporan Perubahan Modal Kerja
Laporan ini menggambarkan perubahan
dari masing-masing unsur modal kerja antara dua periode yang terjadi. Dengan
laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja
beserta besarnya perubahan modal kerja. Artinya untuk dapat menganalisa atau menentukan
besarnya perubahan modal kerja baik secara total atau masing-masing pos unsur
modal kerja diperlukan data neraca yang diperbandingkan antara tahun dasar
dengan tahun berjalan.
2.
Mengelompokan
perubahan dari unsur –unsur non-current acount antara dua periode tersebut ke
dalam golongan yang mempunyai dampak memperbesar modal kerja dan golongan yang
mempunyai dampak memperkecil modal kerja.
Dari laporan perubahan modal kerja
tersebut, elemen-elemen yang memperbesar modal kerjanya adalah:
a.
Penurunan
jumlah aktiva tetap.
b.
Peningkatan
jumlah hutang jangka panjang.
c.
Bertambahnya
modal.
Elemen-elemen non-current asssets yang dapat memperkecil modal kerja adalah:
a.
Peningkatan
jumlah aktiva tetap.
b.
Penurunan
jumlah utang jangka panjang.
c.
Berkurngnya
modal.
3.
Mengelompokan
unsur-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan yang perubahannya
mempunyai dampak memperbesar modal kerja
dan golongan yang mempunyai dampak memperkecil modal kerja.
Elemen-elemen dalam laporan laba
ditahan yang dapat memperbesar modal
kerja adalah adanya laba peusahaan. Sedangkan Elemen-elemen dalam laporan laba
ditahan yang dapat memperkecil modal
kerja adalah kerugian usaha dan pembayaran laba operasi perusahaan.
4.
Berdasarkan
informasi tersebut di atas maka dapatlah dilakukan Penyusunan Laporan Sumber
dan Penggunaan Modal Kerja.
Laporan tersebut terdiri dari dua
kolom yaitu kolom sumber modal kerja dan kolom penggunaan modal kerja.
Dimana semua unsur yang dapat
memperbesar modal kerja dimasukan dalam kolom sumber modal kerja, sedangkan unsur-unsur
yang memperkecil modal kerja dimasukan dalam kolom penggunaan modal kerja.
Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut di atas, maka dapatlah dilakukan
penelitian terhadap perusahaan mengenai pengelolaan sumber dan penggunaan modal
kerjanya dalam suatu periode tertentu.
Munawir (1999:134) menyatakan bahwa penyusunan laporan perubahan modal
kerja atau laporan sumber dan penggunaan modal kerja lebih mudah dengan
menggunakan kertas kerja (Worksheet).
Dari pernyataan Munawir tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menyususn worksheet dapat lebih memudahkan
peneliti melihat penggolongan unsur-unsur dari laporan keuangan perusahaan mana
yang merupakan golongan yang mempengaruhi naik turunnya modal kerja atau
golongan yang merupakan sumber dan penggunaan modal kerja dalam satu kertas
kerja.
Adapun contoh worksheet sumber dan penggunaan modal kerja sebagai berikut ini:
Tabel 2.1.
Contoh Worksheet Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja
31 Des
|
Perubahan
|
Perubahan
|
Analisa Modal Kerja
|
|||||
Thn A
|
Thn
B
|
D
|
K
|
Naik
|
Turun
|
Sumber
|
Penggunaan
|
|
Aktiva
|
||||||||
Pasiva
|
Berikut contoh laporan perubahan modal
kerja dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto
(2001:356)
Tabel. 2.2. PT. Rahayu, Laporan
Perubahan Modal Kerja periode 31 Desember 1980 – 31 Desember 1981 (dalam ribuan
rupiah)
Unsur-Unsur Modal
Kerja
|
31/12-1980
|
31/12-1981
|
Perubahan Modal
Kerja
|
|
Bertambah
|
Berkurang
|
|||
Aktiva lancar
Kas
Efek
Piutang
Barang (inventory)
|
Rp. 600,00
700
1.200
2.200
|
Rp. 700,00
500
1.000
2.600
|
Rp. 100,00
-
-
400
|
-
Rp. 200,00
200
-
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp.4.700,00
|
Rp.4.800,00
|
||
Hutang Lancar
Hutang Perniagaan
Hutang Wesel
|
Rp.1.500,00
1.000
|
Rp.1.000,00
1.200
|
Rp. 500,00
-
|
-
200
|
Jumlah Hutang Lancar
|
(Rp.2.500,00)
|
(Rp.2.200,00)
|
||
Modal Kerja
|
Rp.2.200,00
|
Rp.2.600,00
|
Rp.1.000,00
|
Rp. 600,00
|
Bertambahnya Modal Kerja
|
Rp. 400,00
|
|||
Total
|
Rp.1.000,00
|
Rp.1.000,00
|
Sumber: Bambang Riyanto(2001:356)
Tabel 2.2 di atas menunjukan bahwa modal kerja PT. Rahayu pada
tahun 1981 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp.400,00 yang
berasal dari bertambahnya kas Rp.100,00 dan barang (inventory) Rp.400,00, serta berkurangnya hutang perniagaan sebesar
Rp.500,-, yang dikuti berkurangnya efek dan piutang masing-masing Rp.200,00,
serta bertambahnya hutang wesel sebesar Rp.200,00.
Tabel 2.3. PT. Rahayu, Laporan Sumber dan Penggunaan
Modal Kerja periode 31 Desember 1980-31 Desember 1981 (dalam ribuan rupiah)
Sumber-Sumber
|
![]() |
Dana berasal dari operasi:
Keuntungan neto Rp.1.500,00 Cash Devinded Rp.
700,00
Depresiasi 500 Bertambahnya mesin 1.000
Bertambahnya utang Bertambahnya
tanah 1.400




Sumber: Bambang Riyanto (2001:356)
Tabel 2.3 di atas menunjukan
sumber-sumber modal kerja pada PT. Rahayu berasal dari keuntungan neto,
depresiasi dan bertambahnya utang jangka panjang, dimana penggunaan modal
kerjanya adalah pembagian deviden, penambahan mesin, pembelian tanah dan
sisanya sebagai tambahan modal kerja.
2.13. Kerangka
Pemikiran
Bursa Efek merupakan tempat
bagi perusahaan untuk menjual sahamnya kepada public. Banyaknya perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya pada
bursa efek menjadikan tingkat kompetensi tersendiri bagi perusahaan yang telah listing tersebut. Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai
perusahaan bersangkutan. Modal kerja dalam penelitian ini sesuai dengan
pernyataan Munawir yang telah dipaparkan sebelumnya di atas adalah modal kerja
berdasarkan konsep kualitatif
dimana modal kerja dalam konsep ini adalah
modal kerja neto yaitu selisih aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
Laporan tentang perubahan modal kerja
akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen perusahaan mengelola modal
kerjanya yang dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan modal kerja untuk
dua periode atau lebih. Dengan melakukan analisis sumber dan penggunaan modal
kerja selain dapat melihat perubahan modal kerja yang terjadi. Apabila
perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber lebih besar dari
pada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh modal kerja yang
cukup.
Sebaliknya apabila perusahaan
mengalami kekurangan modal kerja, keadaan ini akan mendorong perusahaan
mengalami kredit pada bank, dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut
maka beban bunga yang dipikul akan semakin besar pula sehingga bisa
mengakibatkan mengurangi laba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
skema kerangka pikir sebagai berikut:
NB : BAB SELANJUTNYA? SILAHKAN REQUEST DIKOLOM KOMENTAR. DAN TINGGALKAN ALAMAT E-MAILNYA....
0 Response to "KUMPULAN SKRIPSI EKONOMI AKUNTANSI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA"
Post a Comment