Saat di layar televisi kita melihat berbagai tindak kekerasan,
pelecehan seksual dan tindak kriminal lainnya yang terjadi baik dalam keluarga
maupun di lingkungan lain, maka muncul pertanyaan di benak kita : ”Apa yang
terjadi dengan bangsa kita ? Pertanyaan yang sama juga muncul ketika kita
mengetahui berbagai tindak KKN di lingkungan pemerintahan, BUMN, atau
perusahaan swasta yang merugikan keuangan negara dalam hitungan yang tidak
terbayangkan. Bahkan ketika gaji kita dipotong tanpa alasan yang jelas atau
kepangkatan kita tertunda hanya karena kurang komisi. Apa yang didengar,
dilihat dan dialami oleh kita tersebut mengacu kepada satu hal, yaitu karakter.
Karakter dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangannya
Karakter didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai pihak.
Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian subyektif terhadap kualitas
moral dan mental, sementara yang lainnya menyebutkan karakter sebagai penilaian
subyektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya merubah atau membentuk
karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang
(encyclopedia.thefreedictionary.com, 2004). Coon (1983) mendefinisikan karakter
sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan
dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh
masyarakat. Sementara itu menurut Megawangi (2003), kualitas karakter meliputi
sembilan pilar, yaitu (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) Tanggung
jawab, Disiplin dan Mandiri; (3) Jujur/amanah dan Arif; (4) Hormat dan Santun;
(5) Dermawan, Suka menolong, dan Gotong-royong; (6) Percaya diri, Kreatif dan
Pekerja keras; (7) Kepemimpinan dan adil; (8) Baik dan rendah hati; (9)
Toleran, cinta damai dan kesatuan. Jadi, menurut Ratna Megawangi, orang yang
memiliki karakter baik adalah orang yang memiliki kesembilan pilar karakter
tersebut.
Karakter, seperti juga kualitas diri yang lainnya, tidak berkembang dengan sendirinya. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Menurut para developmental psychologist, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius – seorang filsuf terkenal Cina - menyatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi (Megawangi, 2003). Oleh karena itu, sosialisasi dan pendidikan anak yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan - baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas - sangat penting dalam pembentukan karakter seorang anak.
Jika sosialisasi dan pendidikan (faktor nurture) sangat penting
dalam pendidikan karakter, maka sejak kapan sebaiknya hal itu dilakukan ?
Menurut Thomas Lichona (Megawangi, 2003), pendidikan karakter perlu dilakukan
sejak usia dini. Erik Erikson – yang terkenal dengan teori Psychososial
Development – juga menyatakan hal yang sama. Dalam hal ini Erikson menyebutkan
bahwa anak adalah gambaran awal manusia menjadi manusia, yaitu masa di mana
kebajikan berkembang secara perlahan tapi pasti (dalam Hurlock, 1981). Dengan
kata lain, bila dasar-dasar kebajikan gagal ditanamkan pada anak di usia dini,
maka dia akan menjadi orang dewasa yang tidak memiliki nilai-nilai kebajikan.
Selanjutnya, White (dalam Hurlock, 1981)menyatakan bahwa usia dua tahun pertama
dalam kehidupan adalah masa kritis bagi pembentukan pola penyesuaian personal
dan sosial.
Dari paparan ini dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang
pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah - nature) dan lingkungan
(sosialisasi atau pendikan – nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki
manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina
melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini.
0 Response to "DOWNLOAD KARYA ILMIAH PENDIDIKAN KARAKTER Peranan Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak"
Post a Comment