I.
PEMBAHASAN
·
Ilmu
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854
kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan
dan obyek pengetahuan. ‘Ilm dari segi bahasa berarti kejelasan. Ilmu
adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Sekalipun demikian, kata ini
berbeda dengan ‘arofa (mengetahui), ‘arif (yang mengetahui), dan ma’rifah
(pengetahuan).
Menurut pandangan Al-Qur’an seperti diisyaratkan
oleh wahyu pertama, ilmu terdiri dari dua macam. Pertama ‘ilm laduni,
seperti diterangkan oleh Al-Qur’an surat al-Kahfi, 18:65.
“Lalu mereka (Musa dan muridnya)
bertemu dengan seorang hamba dari hamba-hamba Kami, yang telah Kami anugrahkan
kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan kepada ilmu dari sisi
Kami”.
Kedua, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia
dinamai ‘ilm kasbi. Ayat-ayat ‘ilm kasbi jauh lebih banyak dari pada
yang berbicara tentang ilmu laduni.
Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan
Al-Qur’an terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui melalui
upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana ditegaskan
berkali-kali oleh Al-Qur’an, antara lain firman-Nya:
“Aku bersumpah dengan yang kamu
lihat dan yang kamu tidak lihat”.
(Q.S. Al-Haqqah,
69:38-39).
Dengan demikian, obyek ilmu meliputi materi dan non
materi. Fenomena dan non-fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat,
diketahui manusia pun tidak.
“Dia menciptakan apa yang tidak
kamu ketahui”.
(Q.S. Al-Nahl, 16:8).
Dari sini jelas pula bahwa pengetahuan manusia
amatlah terbatas, karena itu wajar sekali Allah menegaskan.
“Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit”.
(Q.S. Al-Isra’, 17:85).
·
Teknologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi
diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu,
eksakta dan berdasarkan proses teknis”. Teknologi adalah ilmu atau cara
tentang menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia.
Menelusuri pandangan Al-Qur’an tentang teknologi,
mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara
tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an
yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan memerintahkan manusia
untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas Al-Qur’an menyatakan
bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk menusia.
“Dan Dia menundukkan untuk kamu
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugrah)
dari-Nya”.
(Q.S. Al-Jatsiyah, 45:13).
Jadi, dapatkan dikatakan bahwa teknologi merupakan
sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur’an. Sebelum menjawab pertanyaan, ada dua
catatan yang perlu diperhatikan.
Pertama, ketika Al-Qur’an berbicara tentang alam
raya dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa pembicaraannya selalu
dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Misalnya uraian Al-Qur’an
tentang kejadian alam.
“Apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu,
kemudian Kami (Allah) pisahkan keduanya, dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?”.
(Q.S. Al-Anbiya, 27:30).
Ayat ini dipahami oleh banyak ulama kontemporer
sebagai isyarat tentang teori Big Bang (Ledakan Besar) yang mengawali
terciptanya langit dan bumi. Para pakar boleh saja berbeda pendapat tentang
makna ayat tersebut, atau mengenai proses terjadinya pemisahan langit dan bumi.
Yang pasti, ketika Al-Qur’an berbicara tentang kekuasaan dan kebesaran Allah,
serta keharusan beriman kepada-Nya.
Ini berarti sains dan hasil-hasilnya harus selalu
mengingatkan manusia terhadap kehadiran dan kemahakuasaan Allah SWT, selain juga
harus memberi manfaat bagi kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi rabbik.
Kedua, Al-Qur’an sejak dini memperkenalkan istilah sakhara
yang maknanya bermuara pada kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak yang
dibutuhkan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui
keahlian di bidang teknik.
Ketika Al-Qur’an memilih kata sahkara yang arti
harfiahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan
segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai
sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.
Dan kedua catatan yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa teknologi dan hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan
manusia kepada Allah, juga harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah
yang kepadanya tunduk segala yang berada di alam raya ini.
nb;bagi teman teman yang ingin makalah lengkapnya silahkan request dan tinggalkan alamat e_mailnya.
0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH PAI PRINSIP-PRINSIP SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN"
Post a Comment