Latest Updates

Dampak Pembangunan pada Lingkungan dan Masyarakat



Pendahuluan

Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan 111,9 ha. Desa Serangan terdiri dari enam banjar dan satu kampung. Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan.


Sejak tahun 70-an ada industri pariwisata di Pulau Serangan, namun pada awal tahun 90-an, kelompok investor mau membangun resort, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Pembebasan tanah masyarakat dilaksanakan, BTID melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan pengerukan dan penimbunan mulai untuk menambah luasan lahan Serangan hampir 4 kali lipat. Namun, dengan adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kehilangan mata pencaharian untuk masyarakat akibat kerusakan lingkungan dan penimbunan yang dilakukan BTID. Akhirnya, proyek BTID terpaksa berhenti karena kesulitan dana akibat krisis moneter pada tahun 1998 dan sampai sekarang tidak ada investor baru, supaya lahan BTID ‘kosong’.

Dampak Lingkungan

Walaupun BTID melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang disetujui oleh Gubernur Bali pada tahun 1995, kerusakan lingkungan masih muncul akibat proyek BTID. Perubahan arus laut terjadi sekitar Pulau Serangan, diakibatkan pengerukan dan penimbunan proyek, yang menyebabkan abrasi pantai di beberapa lokasi dan penumpukan lumpur dan sampah di sebelah barat Pulau Serangan. Selain itu, proyek BTID berdampak pada ekosistem penting seperti hutan bakau, terumbu karang, dan padang rumput laut, yang semuanya hilang atau sedang dalam keadaan buruk akibat proyek BTID.

Dampak Sosial Budaya

Proyek BTID berdampak pada ‘kain sosial’. Penduduk Serangan mengalami pelanggaran Hak Asasi Manusia – tanahnya dibebaskan oleh pihak militer dengan cara intimidasi, dan dengan ganti rugi yang tidak wajar. Di samping itu, kesucian lahan dan pura Pulau Serangan, termasuk Pura Sakenan, dinilai ‘diganggu’ oleh proyek BTID. ‘Kain sosial’ Serangan berubah secara drastis dengan kehilangan ‘budaya nelayan’ Serangan, yang diperparahkan karena budaya baru susah dicari untuk penduduk ini yang pada umumnya kurang berpendidikan. Juga, proyek juga menyebabkan konflik dalam masyarakat Serangan, yang dulu relatif tentram, dengan demikian merusak persatuan masyarakat Serangan. 
NB:UNTUK TEMAN TE MAN YANG INGIN  FILE LENGKAPNYA SILAHKAN REQUEST DAN TINGGALKAN ALAMAT E_MAILNYA.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 Response to "Dampak Pembangunan pada Lingkungan dan Masyarakat"

Post a Comment