1.PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Realita lapangan menunjukan bahwa
siswa di Indonesia tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi baik kemampuan
belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa
“ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang
disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya. Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat
mereka tertarik pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik).
Kegiatan untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian
orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi
belajar anak.
Hal-hal yang mempengaruhi
rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya
adalah metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan, tujuan kurikulum dan
pengajaran yang tidak jelas,tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan
dan minat siswa, latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa.
Maka orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka
mencapai tujuan yang baik maka pola
kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa.
Kata kunci: Motivasi belajar
Pendahuluan
Salah
satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses
pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum,
manajemen sekolah yang tidak efektif dan
kurangnya motivasi siswa dalam
belajar.
Realita
lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan belajar yang
tinggi, baik dalam mata pelajaran belajar
matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa
“ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang
disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya.
Rendahnya
motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative.
Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak
tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga
bisa tertarik pada hal–hal yang negative
seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi
belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam
cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik
atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua
dan guru.
Motivasi
Belajar
Motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar
motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam
diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri
siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi
instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau
belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan
keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia
mau belajar.
Kegiatan
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya
kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya
menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya
motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap
hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli
dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa
dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Metode mengajar
guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa
·
Tujuan kurikulum
dan pengajaran yang tidak jelas
·
Tidak adanya
relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
·
Latar belakang
ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian
besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai
misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
·
Kemajuan
teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan
informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
·
Merasa kurang
mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
·
Masalah pribadi
siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar seorang anak yaitu
1.
Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan
menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis
maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang
politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan
dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini
akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2.
Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh
utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat
dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
3.
Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah
yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti
orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan
atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas
dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk
menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4.
Diri
anak itu sendiri
Murid-murid yang
mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan
baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar,
berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka
orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar
siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar
biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan
kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke
duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru
yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri
guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa
yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang
mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi
bagi siswanya.
Ciri-ciri guru
yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang melakukan hal-hal
sebagai berikut :
v Menjadi manajer yang baik yang
mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya
v fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan
kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
v Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
v Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat
informative
v Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka
sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri
keluarga yang efektif
Keluarga yang
efektif mampu memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya
adalah :
v Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
v Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada
anak-anak
v Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa
depan
v Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci
keberhasilan
v Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang
bermanfaat
v Membuat aturan yang positif seperti pembatasan
menonton acara televise
v Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk
menyelesaikan masalah
v Sering berhubungan dengan guru
v Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini hubungan yang
terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang
tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun
sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang
tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada acara-acara
tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas upaya-upaya
yang dapat dilakukan secara bersama
untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah
terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi saling menyalahkan
antara guru dan orang tua.
Maka kita tak boleh mengulangi
kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan positif dalam
rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan
oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring
dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa memanfaatkan sms, email,
atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan orang tua, atau kalaupun
media-media komunikasi di atas belum memungkinkan untuk digunakan maka
cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner yang berisi informasi
tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif anak dapat dilakukan
oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam membuka jalur
komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan informasi-informasi
yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang tua bisa
melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau melalui
SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa membina
hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri undangan dari
pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua merupakan sarana yang
efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua harus
mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar anak.
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya.
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid
(2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan
diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya
sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan
permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan
motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
Cara-Cara
menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1.
Hal-Hal
yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung
berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus
mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, diantaranya adalah :
·
Memilih cara dan
metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan
penampilannya
·
Menginformasilkan
dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
·
Menghubungkan
kegiatan belajar dengan minat siswa
·
Melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
·
Melakukan
evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang
tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
·
Melakukan
improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak
terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama
atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
·
Menanamkan nilai
atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam
belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan
jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
·
Menceritakan
keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan
ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam
bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
·
Memberikan
respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan
kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau
pernyataan-pernyataan positif laiinya.
2.
Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua
·
Mengontrol
perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol
kegiatan anak.
·
Mengungkap
harapan-harapan yang realistis terhadap anak
·
Menanamkan
pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
·
Melatih anak
untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan
seperlunya
·
Tanyakanlah
keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan
cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
·
Menggunakan
hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
selanjutnya.
3.
Hal-Hal
Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya
motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi
oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan
orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan
di ataranya :
1.
Mengidentifikasi
masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan
rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2.
Mencari solusi-solusi
untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi
oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3.
Memberikan perlakuan
yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua
dan guru harus mempunyai komitemen yang
tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh
anak-anak.
4.
Libatkan siswa
untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama
untuk menyelesaikan permasalahannya.
Kesimpulan
Banyak
faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa baik faktor yang
ada dalam diri siswa seperti minat,
kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua,
lingkungan sosial budaya dan ekonomi.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses
menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama oleh guru dan
orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan hal yang
mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan informasi
timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu
mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari
solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka
Cipta
Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wlodsowski R.J & Jaynes J.H.
2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
0 Response to "DOWNLOAD KARYA ILMIAH MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KERJA SAMA GURU DAN ORANG TUA"
Post a Comment