Pendahuluan
Pendidikan
merupakan salah satu sektor penting yang menunjang kemajuan suatu bangsa.
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi sumber daya
manusia yang dimilikinya selain banyaknya kekayaan alam yang dimiliki suatu
bangsa. Pemerintah Indonesia menyadari keadaan ini dan memberikan anggaran
khusus bagi kemajuan bidang pendidikan. Besarnya anggaran serta usaha yang
telah ditempuh oleh pemerintah pada kenyataannya belum memberikan dampak yang
signifikan bagi kemajuan sumber daya manusia.
Permasalahan
yang sering ditemukan di sekolah adalah minimnya alat peraga pendidikan yang
membantu guru mengajarkan materi pembelajaran ke peserta didik. Alat peraga
merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses pembelajaran di dalam
kelas. Peserta didik akan lebih mudah memahami suatu konsep jika melihat
fenomena atau gejala yang nyata dan visible
melalui peragaan menggunakan peraga pendidikan. Minimnya alat peraga pada
umumnya lebih disebabkan keterbatasan anggaran yang disediakan oleh sekolah.
Guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran dituntut untuk lebih kreatif
mengembangkan peraga pendidikan yang seefektif dan semurah mungkin.
Apabila
diamati di lingkungan sekitar sekolah banyak ditemukan limbah plastik maupun
logam yang umumnya hanya dianggap sebagai sampah yang tidak dapat digunakan
lagi. Sampah tersebut biasanya dijadikan sumber mata pencaharian para pemulung
yang selanjutnya dijual ke pabrik daur ulang limbah yang dibeli dengan sistem
kiloan. Hal ini menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima pemulung sebagai
hasil dari penjualan limbah yang umumnya berbentuk plastik dan logam tersebut.
Jika para pemulung dapat memanfaatkan limbah plastik dan logam tersebut serta
menjualnya ke konsumen yang tepat maka nilai jualnya akan lebih tinggi.
Limbah
plastik dan logam sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber pembuatan peraga
pendidikan inovatif yang murah. Permasalahan utamanya adalah belum dipahaminya
bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan limbah tersebut menjadi peraga
pendidikan yang bernilai guna bagi dunia pendidikan khususnya yang menunjang
proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu Tim Pengabdi bermaksud
mengadakan kegiatan pengabdian berupa
pemanfaatan limbah plastik dan logam sebagai peraga pendidikan yang murah dalam
rangka meningkatkan pendapatan masyarakat pemulung khususnya di desa Jatisarono
kabupaten Kulonprogo. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Memberi masukan kepada masyarakat pemulung tentang pemanfaatan limbah plastik dan logam sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga pendidikan
- Memberikan informasi kepada masyarakat pemulung mengenai dampak pelatihan pembuatan alat peraga pendidikan berbahan dasar limbah plastik dan logam terhadap peningkatan pendapatan masyarakat pemulung di desa Jatisarono
- Mengkaji prospek pengembangan pembuatan alat peraga pendidikan di desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo terkait dengan aspek peningkatan pendapatan masyarakat pemulung untuk jangka yang lebih panjang.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain :
- Hasil dari kegiatan yang akan dilakukan diharapkan dapat menjadi rintisan kegiatan pemanfaatan limbah plastik dan logam yang berdaya guna.
- Alat peraga yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai sumber belajar (real teaching) bagi dunia pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan berbasis eksperimen.
- Program yang dijalankan dapat dijadikan sebagai media penghubung antar pemulung dalam pengelolaan limbah plastik dan logam serta alat peraga yang dihasilkan sehingga dapat terbentuk atmosfir sosio kultural yang harmonis dan berkesinambungan.
- Memotivasi masyarakat pemulung untuk merintis wirausaha baru di bidang pembuatan alat peraga pendidikan
- Membuka peluang kerja bagi masyarakat pemulung sehingga memperkecil arus urbanisasi.
- Meningkatkan pendapatan masyarakat pemulung di daerah tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Limbah Plastik dan
Logam serta Dampaknya Terhadap Lingkungan
Plastik dan logam merupakan
suatu jenis bahan yang tidak dapat terurai dalam waktu yang singkat. Sampah plastik
membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai. Data dari Environment Protection Body, sebuah
lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar
sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Itu
berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak.
Untuk
mengurangi sampah plastik itu, ada cara untuk "memendekkan" umur
sampah plastik itu dengan membakarnya. Namun hal itu sangat berbahaya, karena
kandungan limbah sampah plastik yang terlepas ke udara saat terbakar, dapat
membahayakan kesehatan mahluk hidup, termasuk manusia. (http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=6845&post=1)
Oleh karena sifatnya yang tidak mudah terurai maka
diperlukan penanganan yang serius terhadap kedua jenis sampah (plastik dan
logam) tersebut. Apabila tidak diilakukan penanganan yang serius maka
dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatif
yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai
berikut:
a. Gangguan Kesehatan:
· Timbulan sampah dapat menjadi tempat
pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi;
· Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit
yang terkait dengan tikus;
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya estetika lingkungan
Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan
akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;
d. Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika
lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi
daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut
menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan
menurun, yang berarti devisa negara juga menurun. (http://mashudi-biologicalscienceblog.blogspot.com/2009/04/dampak-negatif-limbah-sampah-terhadap.html)
Sistem
Pengelolaan Limbah Plastik
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi
masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang
dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi
masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi
permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu
kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian
meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan
produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung
ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada
dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga
prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah.
Limbah dihasilkan pada umumnya
akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan
baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan
bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri
mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan
oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi
sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan
menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang
berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat
digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic
dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk
kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset
bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat.
Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor
Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton
sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu
tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat
pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah
plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau
limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total
sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton
limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah,
disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk,
tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat
berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
Plastik juga merupakan bahan
anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi
lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara
alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80
tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan
plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan
apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan
plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal
apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan
menggunakan kembali (reuse) kantung
plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita
telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi
jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita
berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu
orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja.
Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125
juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi
berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris
90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah
penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana.
Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung
diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan
dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya
menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat
sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah
plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur
ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala
rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang
berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau
ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah
sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di
kota-kota besar.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara
daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat
persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri,
antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet,
serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan
tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah
plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan,
pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Terdapat hal yang
menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara
maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak
mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai
tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan
canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya
industri daur ulang plastik di Indonesia.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam
pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh
jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula
walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk
meningkatkan kualitas. Terdapat empat jenis limbah plastik yang populer dan
laku di pasaran yaitu polietilena
(PE), High Density Polyethylene
(HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
0 Response to "DOWNLOAD KARYA ILMIAH PEMANFAATAN DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK DAN LOGAM SEBAGAI SUMBER PEMBUATAN PERAGA PENDIDIKAN INOVATIF DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMULUNG DI DESA JATISARONO KULONPROGO*)"
Post a Comment