BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengajaran sastra
merupakan bagian dari program pengajaran bahasa sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Guru dan masyarakat mengharapkan agar setiap lulusan memiliki
pengetahuan tentang sastra. Keberhasilan pengajaran sastra ditentukan oleh
watak, sikap dan tingkah laku seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Untuk
setiap langkah pengajaran sastra di sekolah perlu dibuktikan keberhasilannya. Pengajaran
sastra sangat penting diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, karena lewat
pengajaran sastra ini siswa mampu mengetahui kemampuannya dalam berkarya atau
membuat suatu karya sastra. Sehingga siswa mampu mengekspresikan kemampuan daya
imajinasinya untuk berkarya, misalnya membuat cerpen, puisi, novel, dan karya
sastra lainnya.
Karya sastra merupakan
suatu wadah dalam mengaplikasikan ide-ide gagasan dari pengarang dalam bentuk
ungkapan bahasa yang mengesankan, baik secara lisan maupun tulisan. Di dalam
karya sastra terdapat berbagai jenis kritik, saran, nasehat, dan pengetahuan
yang berharga dari pengarang itu sendiri. Sehingga karya sastranya mampu
berperan aktif dalam pendewasaan suatu masyarakat secara terus menerus dengan
mengikuti gerak atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu,
kehadiran pengajaran sastra di dunia sebagai cabang seni hampir sama dengan
adanya manusia, karena ia diciptakan dan dinikmati manusia, baik dari aspek
penciptanya yang mengapresiasikan pengalaman batinnya. Pengajaran sastra akan
membentuk kemampuan berimajinasi, karena sastra merupakan salah satu bagian
dari kesenian yang memiliki unsur keindahan baik dari bentuk dan isinya. Karya
sastra mempunyai dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek isi. Aspek bentuk
adalah hal-hal yang menyangkut objek atau isi karya sastra, yaitu pengalaman
hidup manusia, seperti sosial budaya, kesenian, cara berbikir masyarakat dan
sebagainya. Dari aspek isi, yaitu cerpen menggambarkan suatu peristiwa penting
dalam kehidupan seseorang atau beberapa pelakunya memuat misi tertentu yang
sifatnya sugesti.
Membaca suatu karya
sastra akan memperoleh sesuatu yang dapat memperkaya wawasan atau meningkatkan
harkat hidup, dapat mempengaruhi cara orang-orang berpikir tentang hidup baik
dan buruk, benar dan salah. Dengan kata lain, dalam suatu karya sastra tidak
hanya mengandung nilai estetika, namun juga tertatam nilai-nilai positif yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Sastra adalah karya
seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar kesusastraan
yang dimaksud adalah penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya
cerita yang menarik. Sedangkan sastra sebagai ilmu adalah ilmu yang menyelidiki
sastra secara ilmiah. Dalam hal ini syarat-syarat ilmiah diperlukan, misalnya
sistematika, metode, objek, dan sebagainya.
Pengajaran sastra dalam
kurikulum pendidikan dimasukan ke dalam pengajaran bahasa Indonesia. Adapun
tujuan dari pengajaran sastra dalam dunia pendidikan adalah untuk mendorong
kemajuan individu dan sosial masyarakat. Melalui pengajaran bahasa Indonesia di
sekolah, para siswa juga didorong untuk menumbuhkan kemampuan berkomunikasi,
belajar hidup bermasyarakat dan menjadi warga negara yang baik.
Peningkatan mutu
pengajaran sastra Indonesia memang tidak bisa lepas dari usaha meningkatkan
apresiasi siswa terhadap karya sastra itu sendiri, dimana dewasa ini sedang
giatnya dilakukan. Karya sastra dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu
prosa, puisi, dan drama. Bentuk kesusastraan yang paling banyak digemari adalah
jenis karya sastra prosa khususnya cerpen. Jenis karya sastra ini semakin dekat
di hati masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
Cerpen merupakan salah
satu bentuk karya sastra. Cerita pendek yang lebih dikenal dengan sebutan
cerpen, merupakan terjemahan dari kata short
story dari bahasa inggris yang merupakan salah satu bentuk cerita fiksi.
Cerpen merupakan cerita yang digemari oleh banyak orang, karena isi dari cerpen
banyak mengandung nilai kehidupan sehari-hari yang artinya salah satu dari
nilai kehidupan dalam masyarakat dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik dan
penuh konflik.
Selain itu cerpen juga
merupakan cerita yang singkat, ekonomis dalam pemakaian kata, sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama menulisnya maupun untuk membacanya. Apabila
dibandingkan dengan karya fiksi lainnya, seperti novel dan roman, cerpen
walaupun singkat tetapi cerpen mengandung satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Pembelajaran sastra
khususnya kemampuan memahami cerpen mengandung arti adanya konsep pengenalan
dan pemahaman terhadap cerpen. Apresiasi siswa dapat secara terus menerus,
efektif, dan kreatif terhadap suatu kegiatan sastra. Kegiatan memahami sastra
berkaitan erat dengan latihan mempelajari perasaan, penalaran, dan daya
imajinasi serta kepekaan terhadap fenomena kehidupan yang terjadi di
masyarakat.
Pengajaran cerpen
hanyalah sebagian pengajaran sastra selain puisi, prosa, maupun drama. Karya
sastra cerpen sebagai salah satu karya seni, bukan untuk dipahami atau
dihafalkan tetapi sebaiknya karya sastra ini benar-benar disajikan untuk
dinikmati. Dengan membaca cerpen siswa dapat menghilangkan ketegangan psikis
dan emosinya, hal lainnya juga mampu membangkitkan daya kreasi dan memperoleh
nilai keindahan (estetika).
Berdasarkan hasil
observasi peneliti di SMP Sunari Loka Kuta Badung ditemukan bahwa (1) siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan (2) guru mengajar masih
menggunakan metode yang monoton misalnya metode ceramah saja. Kedua persoalan tersebut mengakibatkan prestasi
belajar siswa menjadi rendah, untuk mengatasi masalah tersebut perlu dicarikan
pemecahannya. Dalam hal itu peneliti menawarkan metode inkuiri sebagai
solusinya Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat
diperlukan. Sebagaimana pendapat Sudjana (1989:76), bahwa peranan metode
mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar sangat penting.
Metode inkuiri pada dasarnya adalah
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Berdasarkan latar
belakang diatas penulis akan mengadakan penelitian tentang “Peningkatan
Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada
Siswa Kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan pemaparan latar
belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
- Apakah pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah
langkah-langkah yang tepat dalam penerapan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik
cerpen siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.3
Tujuan
Penelitian
Penilitian peningkatan
kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari
Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013 dibedakan menjadi dua tujuan, yaitu
:
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian
ini bertujuan untuk memberikan sumbangan berupa pikiran kepada lembaga, guru,
dan siswa dalam usaha meningkatkan pembinaan pengajaran bahasa Indonesia,
khususnya pengajaran sastra dalam bentuk cerpen.
1.3.2
Tujuan
Khusus
Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah :
- Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan sejelas-jelasnya mengenai apakah pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013.
- Untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam penerapan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.4
Ruang
Lingkup Penelitian
Agar tidak menyimpang
jauh dari topik permasalahan dan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas
tentang masalah yang akan di teliti serta menghindari salah pengertian atau
salah tafsir terhadap penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian yang akan
dibahas yaitu :
1.
Peningkatan
kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari
Loka Kuta Badung.
2.
Penerapan
pembelajaran inkuiri dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas khususnya pada siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta
Badung.
1.5
Manfaat
Penelitian
Hasil pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan memberi manfaat yang berarti
bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung
peningkatan proses belajar dan mengajar siswa.
1.5.1
Manfaat
Teoritis
- Penelitian ini dapat dipakai pedoman dalam perbaikan proses belajar mengajar khususnya dalam peningkatan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung.
- Mendapat gambaran umum mengenai peningkatan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa agar minimal dapat dipertahankan dan bila memungkinkan agar lebih ditingkatkan lagi.
1.5.2
Manfaat Praktis
Manfaat bagi penulis, dapat memberikan sumbangan
pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
- Manfaat bagi siswa, dapat meningkatkan minat belajar sastra pada siswa, khususnya cerpen.
- Manfaat bagi guru, dalam mengajar bahasa Indonesia yaitu sebagai pembanding dalam memilih strategi mengajar yang terbaik secara benar dan tepat dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efesien.
- Manfaat bagi sekolah, tempat berlangsungnya penelitian ini, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan prestasi siswa.
- Manfaat bagi masyarakat, memberikan pengetahuan tentang kesusastraan khususnya cerpen.
1.6
Asumsi
Sebagai landasan
berpijak dalam penelitian ini, maka digunakan seperangkat asumsi (anggapan
dasar). Asumsi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah anggapan tentang fakta-fakta yang mengandung kebenaran
tanpa memerlukan pembuktian (Arikunto, 2006:7). Pada hakekatnya asumsi adalah
suatu pernyataan yang kebenarannya tidak diragukan lagi. Dari pengertian di
atas, maka penelitian ini penulis berpedoman pada asumsi antara lain :
- Siswa SMP Sunari Loka Kuta Badung mendapat pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
- Kemampuan siswa kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung baik putra maupun putri dianggap sama.
- Guru bahasa Indonesia, di tempat penulis mengadakan penelitian ini mempunyai wewenang mengajarkan bahasa Indonesia di kelas VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung.
- Fasilitas yang dimiliki siswa di tempat penulis mengadakan penelitian ini dianggap sama di dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
- NB: JIKA TEMAN TEMAN INGIN VERSI LENGKAP SKRIPSI BAHASA INDONESIA INI SILAHKAN REQUEST DI KOLOM KOMENTAR DAN TINGGALKAN ALAMAT E MAILNYA.
0 Response to "DOWNLOAD SKRIPSI BAHASA INDONESIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK"
Post a Comment