Pendahuluan
Bung
Karno pernah berpesan kepada kita bangsa Indonesia, bahwa tugas berat untuk
mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan
karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
kuli (.H. Soemarno Soedarsono, 2009: sampul). Pernyataan Bung Karno ini
menunjukkan pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter demi tegak dan
kokohnya jati diri bangsa agar mampu bersaing di dunia global.
Karakter dan jati diri bangsa Indonesia sebenarnya
lahir dan terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang, sejak zaman
neolitikum, zaman Hindu Budha, era perkembangan kerajaan-kerajaan Islam, sampai
kemudian datangnya bangsa asing yang menguasai masyarakat/bangsa di wilayah
Kepulauan Nusantara ini. Pada periode-periode itu, beratus-ratus tahun lamanya,
masyarakat telah membangun kehidupan atas dasar spiritualisme,
kegotongroyongan, musyawarah untuk mufakat, toleransi, saling menghargai dan
tolong menolong antarsesama, ditambah etos juang yang tinggi melalui berbagai
perlawanan untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa, dan ini terus berlanjut
pada masa pergerakan nasional. Masyarakat ini terus berjuang untuk mewujudkan sebagai
bangsa merdeka, mandiri atas dasar prinsip yang tersimpul dalam padangan dan falsafah hidup bangsa. Setelah
melalui proses panjang itu maka
sampailah kepada saat yang berbahagia untuk menemukan jati diri sebagai bangsa
setelah terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
dengan berbagai nilai dan ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain. Oleh para pendiri negara, nilai, ciri khas dan karakter itu
dirumuskan secara simpel dalam lima prinsip yang disebut Pancasila. Pancasila
inilah yang menjadi karakter dan kepribadiannya bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini yang kebetulan berada
di era global, bangsa Indonesia harus memiliki visi prospektif dan pandangan hidup yang kuat agar tidak didekte, dan
diombang-ambingkan oleh kekuatan asing.
Visi pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025: “Indonesia yang maju, mandiri,
adil dan makmur,” memerlukan landasan yang kokoh, dan suasana yang kondusif.
Namun kondisi yang kondusif dan landasan yang kokoh itu kalau dikaitkan dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara di lingkungan sebagian masyarakat terutama kaum remajanya,
masih mengkhawatirkan. Kita menghadapi
kondisi kehidupan dan masalah sosio kebangsaan yang meprihatinkan. Kehidupan
bangsa Indonesia dewasa ini ternyata belum seperti yang dicita-citakan.
Peristiwa politik tahun 1998 yang telah mengakhiri kekuasaan Orde Baru dengan
berbagai euforianya ternyata masih menyisakan luka mendalam di berbagai aspek
kehidupan. Berbagai bentuk pelanggaran masih terus terjadi. Tindakan kekerasan
dan pelanggaran HAM, perilaku amoral dan runtuhnya budi pekerti luhur, semau gue dan tidak disiplin, anarkhisme dan
ketidaksabaran, korupsi, ketidakjujuran dan budaya nerabas, rentannya
kemandirian dan jati diri bangsa, terus menghiasai kehidupan bangsa kita.
(Sardiman AM, 2010: 148). Semangat kebangsaan kita turun tajam dan di mata
masyarakat internasional seperti kita telah kehilangan karakter yang selama
beratus-ratus tahun bahkan berabad-abad kita bangun. Pancasila yang merupakan
dasar negara dan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
menjadi tidak aplikatif. Nilai-nilai
Pancasila yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia menjadi terabaikan. Lambang
ataunn simbol-simbol kenegaraan yang sebenarnya menjadi instrumen penting untuk
menumbuhkan kecerdasan emosional, mempertajam nurani, mengembangkan motivasi
dan semangat serta menggerakkan rasa cinta kepada tanah air menjadi terlupakan.
Terkait dengan itu, pada tulisan singkat ini ingin menelaah tajuk: “Lambang
Garuda Pancasila dan Pembentukan
Karakter Bangsanb:bagi teman teman yang ingin skripsi lengkapnya silahkan request
0 Response to "DOWNLOAD SKRIPSI KWN MAKNA LAMBANG GARUDA PANCASILA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA"
Post a Comment