Latest Updates

DOWNLOAD SKRIPSI EKONOMI PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP PENCAPAIAN PENJUALAN VAKSIN DI DALAM NEGERI PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia usaha yang demikian pesat, tentu saja menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan, terutama pada perusahaan yang berada dalam industri yang sama atau sejenis. Keadaan ini telah menimbulkan sikap kehati-hatian pada setiap perusahaan sebagai suatu organisasi dalam memasarkan produknya. Dimana kondisi pasar yang ada saat ini penuh dengan beraneka macam produk yang ditawarkan dan persaingan yang sangat ketat.
Dunia usaha juga akhir-akhir ini dihadapkan pada proses perubahan besar secara universal yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi yang melanda berbagai kehidupan. Proses tersebut akan menghadapkan para pelaku bisnis kepada kondisi yang semakin kompleks antara lain persaingan yang tajam, sumber daya yang langka, tuntutan masyarakat yang semakin berkembang disertai dengan adanya perubahan lingkungan yang semakin pesat dan penuh dengan ketidakpastian.
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam suatu perusahaan, Karena kegiatan tersebut ditujukan untuk menambah dan mempelancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran itu sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan, dari mulai perencanaan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, guna memenuhi kebutuhan. Salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan promosi,  promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran perusahaan-perusahaan yang telah menyiapkan serta telah menetapkan harga yang sesuai dan telah memilih saluran distribusi yang tepat, juga memerlukan suatu promosi untuk memperkenalkan barang atau jasanya yang dipasarkan agar konsumen mengenalnya dan menyenanginya, sehingga ada hasrat untuk membeli atau menggunakan produk tersebut.
Penjualan merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang cukup penting dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan umum setiap perusahaan sama, yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Selain itu perusahaan juga mempunyai tujuan khusus, yaitu untuk mencapai kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Salah satu kategori di mana suatu perusahaan dikatakan berhasil, apabila dpat memproduksi dan melakukan proses penjualan secara terus-menerus dengan tingkat penjualan yang semakin meningkat. Dalam kaitannya dengan usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan, yaitu melalui salah satu kegiatan pemasaran berupa promosi, dimana promosi memegang peranan yang penting dan tidak boleh diabaikan, karena dengan promosi yang baik maka pemasaran dapat berhasil.    
            Secara formal promosi dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu : penjualan pribadi ( Personal Selling ), periklanan ( Advertising ),  publisitas dan promosi penjualan ( Salles Promotion ). Tersedianya promosi yang beraneka ragam bukan berarti terbuka kesempatan bagi perusahaan untuk begitu saja memilih tanpa pertimbangan yang matang. Semakin beraneka ragam media promosi yang dipakai, justru semakin banyak faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan sebelum melakukan kegiatan promosi. Faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih media promosi antara lain : keadaan persaingan pasar, sifat produk yang ditawarkan, siklus kehidupan produk dan anggaran biaya promosi yang tersedia.
            Ketepatan perusahaan dalam memilih  personal selling sebagai salah satu promosi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tingkat penjualan produk yang ditawarkan oleh perusahaan, karena dalam hal ini tugas dari personal selling adalah menawarkan, memperkenalkan dan memperagakan kegunaan dari produk yang akan dipasarkan.
            Personal selling mempunyai peranan penting dalam mempromosikan produk. Keberhasilan suatu perusahan sering tergantung pada kegiatan personal selling tanpa mengabaikan promosi yang lainnya. PT. Bio Farma (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan Vaksin, penjualan Serum dan penjualan Sediaan Diagnostik, mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan-perusahaan yang lain, yaitu untuk memperoleh laba dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, yang pada akhirnya diharapkan penjualan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan di  PT. Bio Farma (Persero) hanya difokuskan pada bidang penjualan Vaksin, jenis vaksin pada PT. Bio Farma (persero) diantaranya, vaksin BCG (Bacilius Calmette Guerin), vaksin TT (Tetanus Toksoid), vaksin DT (Difteria Tetanus), vaksin DTP (Difteria – Pertussis – Tetanus), vaksin polio, vaksin campak, vaksin Hepatitis B.
            Peranan dari PT. Bio Farma (Persero) mencari konsumen baru, dalam pengiriman produk perusahaan mengirimkan produknya kepada perusahaan-perusahaan seperti PT. Kimia Farma, PT. Sagi Capri, PT. Sawah Besar Farma, PT. Kertajaga Jaya Utama dan sebagainya. Dalam 1 vial vaksin mempunyai isi yang berbeda-beda tergantung dosis, kemasan 5 ml (10 dosis), dan 10 ml (20 dosis). Kegiatan personal selling PT. Bio Farma (Persero) berusaha untuk melakukan kegiatan dengan memperkenalkan produk yang dimiliki kepada konsumen lain dengan cara melakukan kunjungan-kunjungan atau mendatangi dokter-dokter praktek dengan tujuan dapat melakukan penjualan.
Berdasarkan dari hasil penjajagan ternyata pada PT. Bio Farma (Persero) terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam penjualan, yaitu sebagai berikut
1.      Tidak tercapainya target penjualan dalam dua tahun yaitu pada tahun 2002 dan 2003.
2.      Adanya penurunan laba selama dua tahun yaitu tahun 2002 dan 2003
Lebih jelasnya peneliti menggambarkan perkembangan target dan realisasi penjualan serta target dan realisasi laba pada PT. Bio Farma (Persero) untuk periode 2002 dan 2003, pada tabel 1.1 dan table 1.2 :

TABEL 1.1
TARGET DAN REALISASI  PENJUALAN VAKSIN HEPATITIS B
PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG
PERIODE 2002 – 2003 (Dalam Vial/Botol)

Tahun
Target Penjualan
Realisasi
Presentase
2002
348.000
320.100
71.29 %
2003
360.000
191.664
53.24 %
Sumber : PT. Bio Farma (Persero), Bandung

TABEL 1.2
TARGET DAN REALISASI  LABA VAKSIN HEPATITIS B PADA
PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG
PERIODE 2002 – 2003 (Dalam Rupiah)

Tahun
Target Laba
Realisasi Laba
Presentase
2002
Rp.  996.000.000,-
Rp.  757.650.000,-
72,79 %
2003
Rp.  1.026.000.000,-
Rp.  616.560.000,-
54,81 %
Sumber : PT. Bio Farma (Persero), Bandung





Berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung, diduga masalah tersebut disebabkan pelaksanaan personal selling sebagai berikut :
1.                  Kurangnya kemauan atau keinginan pada wiraniaga dalam memperhatikan process prospecting atau mencari langganan baru, misalkan : communication skill atau pemahaman produk pada personal selling dinilai kurang baik, sehingga dalam melakukan penjualan kurang dapat meyakinkan para konsumen.
2.                  Wiraniaga kurang memperhatikan follow up (tindak lanjut) kepada konsumen dalam mendatangi para pelanggan hal ini dilakukan agar hubungan dengan para konsumen terutama pelanggan baru bisa berkelanjutan, misalkan dengan mendatangi para pelanggan dalam melakukan tindak lanjut wiraniaga ingin memastikan kepuasan pelanggan, kunjungan ini untuk mendeteksi berbagai masalah, meyakinkan pembeli bahwa wiraniaga memperhatikan pembeliannya.
Berdasarkan permasalahan  tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “ Pengaruh Personal Selling Terhadap Pencapaian Penjualan Vaksin Di Dalam Negeri Pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung ”.

1.2.      Identifikasi dan Perumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang penelitian, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.                  Bagaimana pelaksanaan personal selling pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.                  Bagaimana kondisi penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
3.                  Seberapa besar pengaruh personal selling terhadap pencapaian penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
4.                  Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan personal selling dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
“ Apakah personal selling berpengaruh terhadap pencapaian penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung”.

1.3.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1.      Tujuan Penelitian
1.            Untuk mengetahui pelaksanaan personal selling pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.            Untuk mengetahui kondisi penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
3.            Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personal selling terhadap pencapaian penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
4.            Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan personal selling dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.


1.3.2.      Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
a.      Bagi Peneliti
   Diharapkan dapat menambah pengetahuan akan masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan khususnya mengenai promosi dalam hal ini personal selling.
b.            Bagi Perusahaan
Memberikan sedikit sumbangsih pemikiran dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dalam pengembangan usaha selanjutnya terutama mengenai personal selling.
c.             Bagi Pembaca
Dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi mengenai permasalahan di bidang pemasaran khususnya yang berhubungan dengan personal selling.

1.4.      Kerangka Pemikiran
   Keterkaitan personal selling terhadap penjualan menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran adalah sebagai berikut :
Bahwa penjualan merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran karena menjadi tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju. Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutupi ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapatkan laba. Jika barang-barang diproduksi atau dibeli untuk dijual, maka harus diusahakan sejauh mungkin agar barang tersebut dapat terjual. Oleh karena itu perlu adanya berbagai macam cara untuk memajukan penjualan, salah satunya dengan melakukan kegiatan personal selling. (1997 : 183)

                        Pada umumnya banyak perusahaan yang menggunakan baik periklanan maupun personal selling untuk mendorong pembelian produk mereka. Meskipun kombinasi yang ideal dari kegiatan-kegiatan tersebut berbeda-beda bagi setiap perusahaan, tetapi penggunaan salesman umumnya lebih penting dalam penjualan. Masing-masing kegiatan (periklanan dan personal selling) dapat saling menggantikan dan pendapatan teoritis menyatakan bagaimana kedua kegiatan tersebut saling mempengaruhi.
            Berikut peneliti uraikan tentang definisi personal selling menurut Phillip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran ( 2000 : 242 ) sebagai berikut :
Penjualan pribadi yaitu penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.


Pengertian di atas jelas terlihat, bahwa selain personal selling merupakan salah satu bentuk dari promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan memperagakan produk serta sekaligus untuk meningkatkan penjualan.
Menggunakan personal selling, perusahaan harus menetapkan langkah-langkah dalam mengembangkan personal selling. Menurut Philip Kotller dalam bukunya Manajemen Pemasaran ( 2000 : 368 ) sebagai berikut :
1.      Mencari langganan baru (Prospecting) 
2.      Pendekatan pendahuluan (Preapproach)
3.      Pendekatan (Approach)
4.      Penyajian dan peragaan (Presentation)
5.      Mengatasi keberatan (Handling the objection)
6.      Penutupan penjualan (Closing the sale)
7.      Tindak lanjut (Follow up)

            Pemilihan dan penentuan kegiatan personal selling yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan mengacu pada langkah-langkah perencanaan yang lengkap dan menyeluruh berdasarkan hal-hal yang dapat mempengaruhinya. Hal ini perlu dilakukan agar tujuan perusahaan dalam pencapaian target penjualan, sesuai yang telah diharapkan melalui kegiatan personal selling.
Penjualan merupakan suatu kegiatan tentang jual beli, dimana diantara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yakni dari pihak pembeli memerlukan barang yang ditawarkan, sedangkan penjual menawarkan barang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan an sekaligus dapat meningkatkan volume penjualan terhadap barang yang ditawarkan.

Berikut peneliti uraikan tentang definisi penjualan menurut Basu Swastha dan Irawan dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern ( 2003 : 406 ) sebagai berikut
Penjualan adalah persetujuan jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang atau jasa yang melibatkan penjual dan pembeli.

            Perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian penjualan yang telah ditetapkan, seperti yang telah dikemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern ( 2003 : 406 ), sebagai berikut :
1.  Mencapai volume penjualan tertentu
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yaitu dapat mencapai volume penjualan sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.
Volume penjualan sendiri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a.      Target penjualan
b.      Jumlah penjualan
2.   Mendapatkan laba tertentu
Keuntungan atau laba merupakan puncak tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan mendapatkan keuntungan ataupun laba maka perusahaan akan dapat menjalankan roda usahanya.
Laba atau keuntungan sendiri dapat dipengaruhi oleh :
    1. Jumlah produk yang terjual
b.      Tingkat permintaan konsumen
3.   Menunjang pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari tingkat sejauh mana tingginya suatu penjualan yang terjadi pada perusahaan tersebut. Ini dapat menentukan baik tidaknya pertumbuhan suatu perusahaan.

            Penjualan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam suatu perusahaan. Kegiatan tersebut merupakan kunci keberhasilan dari suatu perusahaan alam melakukan usaha. Kegiatan penjualan ini akan membentuk suatu kegiatan transaksi yang akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

1.5.      Hipotesis
            Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan peneliti,  menetapkan hipotesis sebagai berikut “Ada pengaruh positif antara personal selling terhadap pencapaian penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung”.
Memudahkan  pembahasan  yang  dilakukan  peneliti,  maka  peneliti akan
mengemukakan  definisi operasional dari hipotesis yang peneliti buat sebagai berikut:
  1. Pengaruh positif merupakan suatu proses menuju tercapainya suatu keadaan tertentu yang disebabkan oleh suatu hubungan sebab akibat.
  2. Personal selling adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaran dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung.
  3. Pencapaian adalah suatu keadaan yang semula masih terlihat rendah berubah menjadi lebih baik dalam hal perolehan hasil penjualan vaksin di dalam negeri oleh personal selling yang ditetapkan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung.
  4. Penjualan adalah persetujuan jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang melibatkan penjual dan pembeli.
Melengkapi hipotesis di atas peneliti mengemukakan hipotesis statistik sebagai berikut:
1.   Ho : thitung < ttabel     : artinya tidak ada pengaruh antara personal selling (X) 
                                      terhadap penjualan (Y).
      H1 : thitung > ttabel      : artinya ada pengaruh antara personal selling (X) terhadap   
                                      penjualan (Y).

         Peneliti mengemukakan istilah-istilah dalam statistik sebagai berikut :
1. Untuk menentukan keeratan hubungan antara kedua variabel, personal selling (X) dan penjualan (Y) digunakan kriteria untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Soegiyono ( 2003 : 149 ) yaitu :
1. 0,00 – 0,199       : Sangat rendah
2. 0,20 – 0,399       : Rendah
3. 0,40 – 0,599       : Sedang
4. 0,60 – 0,799       : Kuat
5. 0,80 – 1,000       : Sangat kuat
2. Signifikan adalah data makna, maksudnya dalam perhitungan suatu item antara skor item dengan totalnya menunjukan koefisien korelasi yang dapat diikut sertakan dalam analisis selanjutnya.
3. Titik kritis digunakan untuk pengertian batas antara signifikan dengan non signifikan tentang suatu nilai yang telah dihitung.
4.    Alpha (α)yaitu tingkat keabsahan validitas dengan derajat kepercayaan (simpangan baku) 95% dengan tingkat kekeliruan sebesar 5% atau = 0,05 apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam analisa tersebut yang dapat ditoleransi hanya sebesar 5%.


1.6.      Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
1.6.1.      Metode Penelitian
                        Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah Metode Deskriptif Analisis, yaitu metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dengan meneliti masalah-masalah yang sedang terjadi pada saat ini, kemudian data tersebut dikumpulkan dan disusun, setelah itu diolah dan dianalisis. Metode Penelitian Administrasi, Sugiyono ( 2003 : 17 )
1.6.2.      Teknik Pengumpulan Data
                  Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.   Penelitian Kepustakaan
                  Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku  literatur, catatan perkuliahan dan sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.



            2.   Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian secara langsung di lapangan dengan cara sebagai berikut :
a.       Observasi non partisipan
Yaitu mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan dimana peneliti melakukan pengumpulan data melalui pengamatan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung tanpa terlibat langsung dalam kegiatan yang ada.
b.      Wawancara terstruktur
Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan melakukan tanya jawab langsung dengan menggunakan pedoman wawancara kepada Kepala Bagian Marketing.
            c.   Angket                    
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membagikan sejumlah pernyataan tertulis kepada responden, dengan menggunakan teknik sensus dimana seluruh pegawai pada bagian pemasaran dijadikan sampel dengan jumlah responden sebanyak 25 orang.
                        Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai kriteria serta bobot nilai berdasarkan skala likert Sugiyono ( 2003 : 214 ), yaitu :
a.  Sangat Setuju                       (SS)                mempunyai nilai  5
b.  Setuju                                  (S)                 mempunyai nilai  4
c.  kurang setuju                        (KS)              mempunyai nilai  3
d.  Tidak Setuju                        (TS)               mempunyai nilai  2
e.  Sangat Tidak Setuju            (STS)             mempunyai nilai  1     
           

b.   Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Arikunto, reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya terpercaya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan ( 1998 : 170 ) Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Data yang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
Untuk mengukur reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan "Metode Alpha Cronbach "  dengan rumus  :
                                      
Keterangan :
r           : Koefisien relibilitas yang dicari.
k          : Jumlah butir pertanyaan 
Sα2       : Varians butir – butir pertanyaan (soal)
α 2           : Varians skor tes
Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan  :
α 2        : Varians butir pertanyaan ke – n (misalnya ke-1, ke-2 dan seterusnya.)
   : Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n.
c.  Persamaan  Regresi Linier Sederhana
Y = a + bX
 
Persamaan ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara 2 variabel yaitu pengaruh periklanan terhadap pencapaian penjualan, adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah menurut Soegiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi (1999:204) yaitu sebagai berikut :

Dimana  :
Y  = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a  =  Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b  = Angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
X =  Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Adapun untuk nilai a dan b dapat dihitung menggunakan rumus, menurut Soegiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi ( 1999 : 206 ) yaitu sebagai berikut :
         

d.  Korelasi Rank Spearman
1.    Jika tidak ada angka kembar/data kembar, menggunakan rumus sebagai berikut :
                           
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi rank spearman
di = Selisih dari pasangan peringkat
 n = Jumlah sample
2.    Jika terdapat angka yang sama pada perhitungan, baik pada nilai X maupun nilai Y maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
             
Keterangan :
rs     = Koefisien Korelasi Rank Spearman
SX2   = Skor variabel X setelah Faktor Koreksi
SY2  = Skor variabel Y setelah Faktor Koreksi
di2     = Selisih dari banyaknya pasangan peringkat
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan variable X dan variable Y menurut Soegiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi (1999:214) adalah sebagai berikut :
Nilai rs = 0.00 – 0.199 (hubungan sangat rendah)
Nilai rs = 0.20 – 0.399 (hubungan yang rendah)
Nilai rs = 0.40 – 0.599 (hubungan yang sedang)
Nilai rs = 0.60 – 0.799 (hubungan yang kuat)
Nilai rs = 0.80 – 1.000 (hubungan yang sangat kuat)
Dimana :
                   dan     
Keterangan :
   = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat
    = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat
 N           = Jumlah angket yang terkumpul
Sedangkan untuk mencari pemecahan  dan  selanjutnya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
     dan         
Dimana :
t          = Banyaknya data kembar
  = Total skor item 
  = Total skor jawaban item
e.         Pengujian Hipotesis
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah variable x dan variable y mempunyai hubungan yang berati atau tidak. Untuk pengujian ini, jika sample yang diambil dari populasi normal bervariabel dua dan berukuran n memiliki koefisien korelasi r, dapat digunakan statistik t.
Rumus statistik menurut Sidney Siegel ( 1997 : 263 ) sebagai berikut :
       
Keterangan :
Rs = Rank sperman
n = jumlah responden
Oleh karena itu untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima, maka peneliti hanya akan membandingkan dengan thitung dengan ttabel.
f.         Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari periklanan terhadap pencapaian penjualan. Perhitungan koefisien determinasi menurut Soegiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi ( 1999 : 209 ) sebagai berikut :
          Kd =
Dimana :
Kd  =  Koefisien Determinasi
rs    =  Koefisien Korelasi.

1.7.    Lokasi dan Lamanya Penelitian
1.7.1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung Jalan. Pasteur No. 28 Bandung.



NB: UNTUK FILE LENGKAPNYA SILAHKAN REQUEST DAN TINGGALKAN ALAMAT E_MAILNYA TERIMAKASIH .

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 Response to "DOWNLOAD SKRIPSI EKONOMI PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP PENCAPAIAN PENJUALAN VAKSIN DI DALAM NEGERI PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG"

Post a Comment