BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Penelitian
Perkembangan
dunia usaha yang demikian pesat, tentu saja menimbulkan persaingan ketat antar
perusahaan, terutama pada perusahaan yang berada dalam industri yang sama atau
sejenis. Keadaan ini telah menimbulkan sikap kehati-hatian pada setiap
perusahaan sebagai suatu organisasi dalam memasarkan produknya. Dimana kondisi
pasar yang ada saat ini penuh dengan beraneka macam produk yang ditawarkan dan
persaingan yang sangat ketat.
Dunia usaha
juga akhir-akhir ini dihadapkan pada proses perubahan besar secara universal
yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi yang melanda berbagai kehidupan.
Proses tersebut akan menghadapkan para pelaku bisnis kepada kondisi yang
semakin kompleks antara lain persaingan yang tajam, sumber daya yang langka, tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang disertai dengan adanya perubahan lingkungan
yang semakin pesat dan penuh dengan ketidakpastian.
Pemasaran
merupakan kegiatan yang penting dalam suatu perusahaan, Karena kegiatan
tersebut ditujukan untuk menambah dan mempelancar arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran itu sendiri merupakan kegiatan yang
dilakukan perusahaan, dari mulai perencanaan harga, mendistribusikan dan
mempromosikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, guna memenuhi kebutuhan.
Salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan
promosi, promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
perusahaan-perusahaan yang telah menyiapkan serta telah menetapkan harga yang
sesuai dan telah memilih saluran distribusi yang tepat, juga memerlukan suatu
promosi untuk memperkenalkan barang atau jasanya yang dipasarkan agar konsumen
mengenalnya dan menyenanginya, sehingga ada hasrat untuk membeli atau
menggunakan produk tersebut.
Penjualan
merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang cukup penting dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan umum setiap perusahaan sama, yaitu
memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Selain itu perusahaan juga mempunyai
tujuan khusus, yaitu untuk mencapai kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan. Salah satu kategori di mana suatu perusahaan dikatakan berhasil,
apabila dpat memproduksi dan melakukan proses penjualan secara terus-menerus
dengan tingkat penjualan yang semakin meningkat. Dalam kaitannya dengan usaha
perusahaan untuk meningkatkan penjualan, yaitu melalui salah satu kegiatan
pemasaran berupa promosi, dimana promosi memegang peranan yang penting dan
tidak boleh diabaikan, karena dengan promosi yang baik maka pemasaran dapat
berhasil.
Secara formal promosi dapat
dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu : penjualan pribadi ( Personal Selling ), periklanan ( Advertising ), publisitas
dan promosi penjualan ( Salles Promotion
). Tersedianya promosi yang beraneka ragam bukan berarti terbuka kesempatan
bagi perusahaan untuk begitu saja memilih tanpa pertimbangan yang matang.
Semakin beraneka ragam media promosi yang dipakai, justru semakin banyak faktor
yang harus dipertimbangkan perusahaan sebelum melakukan kegiatan promosi.
Faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih media promosi
antara lain : keadaan persaingan pasar, sifat produk yang ditawarkan, siklus
kehidupan produk dan anggaran biaya promosi yang tersedia.
Ketepatan perusahaan dalam memilih personal selling sebagai salah satu
promosi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tingkat penjualan produk
yang ditawarkan oleh perusahaan, karena dalam hal ini tugas dari personal selling adalah menawarkan,
memperkenalkan dan memperagakan kegunaan dari produk yang akan dipasarkan.
Personal
selling mempunyai peranan penting dalam mempromosikan produk. Keberhasilan
suatu perusahan sering tergantung pada kegiatan personal selling tanpa mengabaikan promosi yang lainnya. PT. Bio
Farma (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan
Vaksin, penjualan Serum dan penjualan Sediaan Diagnostik, mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan-perusahaan yang lain, yaitu untuk memperoleh laba dengan
memberikan kepuasan kepada konsumen, yang pada akhirnya diharapkan penjualan
akan meningkat. Penelitian yang dilakukan di
PT. Bio Farma (Persero) hanya difokuskan pada bidang penjualan Vaksin,
jenis vaksin pada PT. Bio Farma (persero) diantaranya, vaksin BCG (Bacilius
Calmette Guerin), vaksin TT (Tetanus Toksoid), vaksin DT (Difteria Tetanus),
vaksin DTP (Difteria – Pertussis – Tetanus), vaksin polio, vaksin campak,
vaksin Hepatitis B.
Peranan dari PT. Bio Farma (Persero)
mencari konsumen baru, dalam pengiriman produk perusahaan mengirimkan produknya
kepada perusahaan-perusahaan seperti PT. Kimia Farma, PT. Sagi Capri, PT. Sawah
Besar Farma, PT. Kertajaga Jaya Utama dan sebagainya. Dalam 1 vial vaksin
mempunyai isi yang berbeda-beda tergantung dosis, kemasan 5 ml (10 dosis), dan
10 ml (20 dosis). Kegiatan personal
selling PT. Bio Farma (Persero) berusaha untuk melakukan kegiatan dengan
memperkenalkan produk yang dimiliki kepada konsumen lain dengan cara melakukan
kunjungan-kunjungan atau mendatangi dokter-dokter praktek dengan tujuan dapat
melakukan penjualan.
Berdasarkan
dari hasil penjajagan ternyata pada PT. Bio Farma (Persero) terdapat beberapa
masalah yang dihadapi dalam penjualan, yaitu sebagai berikut
1.
Tidak tercapainya target penjualan dalam dua tahun
yaitu pada tahun 2002 dan 2003.
2.
Adanya penurunan laba selama dua tahun yaitu tahun 2002
dan 2003
Lebih
jelasnya peneliti menggambarkan perkembangan target dan realisasi penjualan
serta target dan realisasi laba pada PT. Bio Farma (Persero) untuk periode 2002
dan 2003, pada tabel 1.1 dan table 1.2 :
TABEL 1.1
TARGET DAN REALISASI PENJUALAN
VAKSIN HEPATITIS B
PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG
PERIODE 2002 – 2003 (Dalam Vial/Botol)
Tahun
|
Target Penjualan
|
Realisasi
|
Presentase
|
2002
|
348.000
|
320.100
|
71.29 %
|
2003
|
360.000
|
191.664
|
53.24 %
|
Sumber
: PT. Bio Farma (Persero), Bandung
TABEL 1.2
TARGET DAN REALISASI LABA VAKSIN
HEPATITIS B PADA
PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG
PERIODE 2002 – 2003 (Dalam Rupiah)
Tahun
|
Target Laba
|
Realisasi Laba
|
Presentase
|
2002
|
Rp.
996.000.000,-
|
Rp.
757.650.000,-
|
72,79 %
|
2003
|
Rp.
1.026.000.000,-
|
Rp.
616.560.000,-
|
54,81 %
|
Sumber : PT. Bio Farma (Persero), Bandung
Berdasarkan hasil penjajagan yang telah
dilakukan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung,
diduga masalah tersebut disebabkan pelaksanaan personal selling sebagai berikut :
1.
Kurangnya kemauan atau keinginan pada wiraniaga dalam
memperhatikan process prospecting atau mencari langganan baru, misalkan
: communication skill atau pemahaman produk pada personal selling
dinilai kurang baik, sehingga dalam melakukan penjualan kurang dapat meyakinkan
para konsumen.
2.
Wiraniaga kurang memperhatikan follow up (tindak
lanjut) kepada konsumen dalam mendatangi para pelanggan hal ini dilakukan agar hubungan
dengan para konsumen terutama pelanggan baru bisa berkelanjutan, misalkan
dengan mendatangi para pelanggan dalam melakukan tindak lanjut wiraniaga ingin
memastikan kepuasan pelanggan, kunjungan ini untuk mendeteksi berbagai masalah,
meyakinkan pembeli bahwa wiraniaga memperhatikan pembeliannya.
Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan
dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “ Pengaruh Personal Selling
Terhadap Pencapaian Penjualan Vaksin Di Dalam Negeri Pada PT. Bio Farma
(Persero) Bandung ”.
1.2. Identifikasi
dan Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang penelitian, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana pelaksanaan personal selling pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.
Bagaimana kondisi penjualan vaksin di dalam negeri pada
PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
3.
Seberapa besar pengaruh personal selling terhadap pencapaian penjualan vaksin di dalam
negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
4.
Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan personal
selling dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh PT. Bio Farma
(Persero) Bandung.
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
“ Apakah personal selling berpengaruh terhadap pencapaian penjualan vaksin
di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung”.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan personal selling pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.
Untuk mengetahui kondisi penjualan vaksin di dalam
negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personal selling terhadap pencapaian
penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
4.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan personal selling dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan
dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat
:
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan akan masalah-masalah yang
terjadi dalam perusahaan khususnya mengenai promosi dalam hal ini personal selling.
b.
Bagi Perusahaan
Memberikan sedikit sumbangsih pemikiran dan
saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dalam pengembangan usaha
selanjutnya terutama mengenai personal
selling.
c.
Bagi Pembaca
Dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi
mengenai permasalahan di bidang pemasaran khususnya yang berhubungan dengan personal selling.
1.4. Kerangka
Pemikiran
Keterkaitan
personal selling terhadap penjualan menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen
Pemasaran adalah sebagai berikut :
Bahwa penjualan merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran
karena menjadi tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju.
Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk
menutupi ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapatkan laba. Jika barang-barang
diproduksi atau dibeli untuk dijual, maka harus diusahakan sejauh mungkin agar
barang tersebut dapat terjual. Oleh karena itu perlu adanya berbagai macam cara
untuk memajukan penjualan, salah satunya dengan melakukan kegiatan personal
selling. (1997 : 183)
Pada
umumnya banyak perusahaan yang menggunakan baik periklanan maupun personal
selling untuk mendorong pembelian produk mereka. Meskipun kombinasi yang ideal
dari kegiatan-kegiatan tersebut berbeda-beda bagi setiap perusahaan, tetapi
penggunaan salesman umumnya lebih penting dalam penjualan. Masing-masing
kegiatan (periklanan dan personal selling) dapat saling menggantikan dan
pendapatan teoritis menyatakan bagaimana kedua kegiatan tersebut saling
mempengaruhi.
Berikut peneliti uraikan tentang
definisi personal selling menurut Phillip Kotler dalam bukunya Manajemen
Pemasaran ( 2000 : 242 ) sebagai
berikut :
Penjualan pribadi yaitu penyajian
lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial
dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
Pengertian di atas jelas
terlihat, bahwa selain personal selling
merupakan salah satu bentuk dari promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk dan memperagakan produk serta sekaligus untuk meningkatkan penjualan.
Menggunakan personal
selling, perusahaan harus menetapkan langkah-langkah dalam mengembangkan personal selling. Menurut Philip Kotller dalam bukunya Manajemen
Pemasaran ( 2000 : 368 ) sebagai
berikut :
1.
Mencari
langganan baru (Prospecting)
2.
Pendekatan
pendahuluan (Preapproach)
3.
Pendekatan (Approach)
4.
Penyajian
dan peragaan (Presentation)
5.
Mengatasi
keberatan (Handling the objection)
6.
Penutupan
penjualan (Closing the sale)
7.
Tindak
lanjut (Follow up)
Pemilihan
dan penentuan kegiatan personal selling
yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan mengacu pada langkah-langkah
perencanaan yang lengkap dan menyeluruh berdasarkan hal-hal yang dapat
mempengaruhinya. Hal ini perlu dilakukan agar tujuan perusahaan dalam
pencapaian target penjualan, sesuai yang telah diharapkan melalui kegiatan personal selling.
Penjualan merupakan suatu kegiatan tentang jual beli, dimana diantara
kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli mempunyai kebutuhan atau keinginan
yang sama yakni dari pihak pembeli memerlukan barang yang ditawarkan, sedangkan
penjual menawarkan barang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan an
sekaligus dapat meningkatkan volume penjualan terhadap barang yang ditawarkan.
Berikut peneliti uraikan tentang definisi penjualan menurut Basu Swastha dan Irawan dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern ( 2003 : 406 ) sebagai berikut
Penjualan adalah persetujuan jual beli atau
pemindahan hak milik secara komersial atas barang atau jasa yang melibatkan
penjual dan pembeli.
Perusahaan perlu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian penjualan yang telah
ditetapkan, seperti yang telah dikemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan dalam
bukunya Manajemen Pemasaran
Modern ( 2003 : 406 ), sebagai berikut :
1.
Mencapai volume penjualan tertentu
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai
tujuan yaitu dapat mencapai volume penjualan sesuai dengan apa yang telah
ditentukan sebelumnya.
Volume penjualan sendiri dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu :
a. Target penjualan
b. Jumlah penjualan
2. Mendapatkan laba tertentu
Keuntungan atau laba merupakan puncak
tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan mendapatkan keuntungan
ataupun laba maka perusahaan akan dapat menjalankan roda usahanya.
Laba atau keuntungan sendiri dapat
dipengaruhi oleh :
- Jumlah produk yang terjual
b. Tingkat permintaan konsumen
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari
tingkat sejauh mana tingginya suatu penjualan yang terjadi pada perusahaan
tersebut. Ini dapat menentukan baik tidaknya pertumbuhan suatu perusahaan.
Penjualan
merupakan suatu kegiatan yang penting dalam suatu perusahaan. Kegiatan tersebut
merupakan kunci keberhasilan dari suatu perusahaan alam melakukan usaha.
Kegiatan penjualan ini akan membentuk suatu kegiatan transaksi yang akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang.
1.5. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka pemikiran yang telah dikemukakan peneliti, menetapkan hipotesis sebagai berikut “Ada pengaruh positif antara personal selling terhadap pencapaian
penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung”.
Memudahkan pembahasan
yang dilakukan peneliti,
maka peneliti akan
mengemukakan definisi operasional dari hipotesis yang
peneliti buat sebagai berikut:
- Pengaruh positif merupakan suatu proses menuju tercapainya suatu keadaan tertentu yang disebabkan oleh suatu hubungan sebab akibat.
- Personal selling adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaran dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung.
- Pencapaian adalah suatu keadaan yang semula masih terlihat rendah berubah menjadi lebih baik dalam hal perolehan hasil penjualan vaksin di dalam negeri oleh personal selling yang ditetapkan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung.
- Penjualan adalah persetujuan jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang melibatkan penjual dan pembeli.
Melengkapi hipotesis di atas peneliti
mengemukakan hipotesis statistik sebagai berikut:
1. Ho : thitung < ttabel : artinya tidak ada pengaruh antara personal selling (X)
terhadap penjualan (Y).
H1
: thitung > ttabel
: artinya ada pengaruh antara personal
selling (X) terhadap
penjualan
(Y).
Peneliti mengemukakan istilah-istilah
dalam statistik sebagai berikut :
1. Untuk menentukan keeratan hubungan
antara kedua variabel, personal selling (X) dan penjualan (Y)
digunakan kriteria untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Soegiyono
( 2003 : 149 ) yaitu :
1.
0,00 – 0,199 : Sangat rendah
2.
0,20 – 0,399 : Rendah
3.
0,40 – 0,599 : Sedang
4.
0,60 – 0,799 : Kuat
5.
0,80 – 1,000 : Sangat kuat
2. Signifikan adalah data makna,
maksudnya dalam perhitungan suatu item antara skor item dengan totalnya
menunjukan koefisien korelasi yang dapat diikut sertakan dalam analisis
selanjutnya.
3. Titik kritis digunakan untuk
pengertian batas antara signifikan dengan non signifikan tentang suatu nilai
yang telah dihitung.
4. Alpha (α)yaitu tingkat keabsahan validitas
dengan derajat kepercayaan (simpangan baku)
95% dengan tingkat kekeliruan sebesar 5% atau = 0,05 apabila terjadi kesalahan
atau kekeliruan dalam analisa tersebut yang dapat ditoleransi hanya sebesar 5%.
1.6. Metode
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
1.6.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam
penelitian adalah Metode Deskriptif Analisis, yaitu metode penelitian yang
digunakan dalam pengumpulan data dengan meneliti masalah-masalah yang sedang
terjadi pada saat ini, kemudian data tersebut dikumpulkan dan disusun, setelah
itu diolah dan dianalisis. Metode
Penelitian Administrasi, Sugiyono ( 2003 : 17 )
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Penelitian
Kepustakaan
Yaitu
teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku literatur, catatan perkuliahan dan
sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data-data
yang berhubungan dengan objek penelitian secara langsung di lapangan dengan
cara sebagai berikut :
a.
Observasi non partisipan
Yaitu mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan dimana peneliti
melakukan pengumpulan data melalui pengamatan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung tanpa terlibat
langsung dalam kegiatan yang ada.
b.
Wawancara terstruktur
Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan melakukan tanya jawab
langsung dengan menggunakan pedoman wawancara kepada Kepala Bagian Marketing.
c. Angket
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membagikan sejumlah pernyataan
tertulis kepada responden, dengan menggunakan teknik sensus dimana seluruh
pegawai pada bagian pemasaran dijadikan sampel dengan jumlah responden sebanyak
25 orang.
Adapun
pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai kriteria serta bobot nilai berdasarkan
skala likert Sugiyono ( 2003 : 214 ), yaitu :
a. Sangat
Setuju (SS) mempunyai
nilai 5
b. Setuju (S) mempunyai nilai 4
c. kurang
setuju (KS) mempunyai nilai 3
d. Tidak Setuju (TS) mempunyai nilai 2
e.
Sangat Tidak Setuju (STS) mempunyai nilai 1
b.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Arikunto, reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable
artinya terpercaya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan ( 1998 : 170 ) Instrumen yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Data yang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
Untuk mengukur reliabilitas kuesioner
dalam penelitian ini digunakan "Metode Alpha Cronbach " dengan rumus :
Keterangan :
r
: Koefisien relibilitas yang
dicari.
k
: Jumlah butir pertanyaan
Sα2
: Varians butir – butir
pertanyaan (soal)
α 2 :
Varians skor tes
Varians butir itu sendiri dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
α 2 : Varians butir pertanyaan ke – n
(misalnya ke-1, ke-2 dan seterusnya.)

c.
Persamaan Regresi Linier
Sederhana
|
Dimana
:
Y
= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a
= Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
= Angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
X =
Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

d. Korelasi Rank Spearman
1.
Jika tidak ada angka kembar/data kembar, menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi rank spearman
di = Selisih dari pasangan peringkat
n =
Jumlah sample
2.
Jika terdapat angka yang sama pada perhitungan, baik
pada nilai X maupun nilai Y maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman
SX2 =
Skor variabel X setelah Faktor Koreksi
SY2 =
Skor variabel Y setelah Faktor Koreksi
di2 = Selisih dari banyaknya pasangan
peringkat
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan variable X dan variable Y menurut Soegiyono
dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi (1999:214) adalah
sebagai berikut :
Nilai rs = 0.00 – 0.199 (hubungan sangat rendah)
Nilai rs = 0.20 – 0.399 (hubungan yang rendah)
Nilai rs = 0.40 – 0.599 (hubungan yang sedang)
Nilai rs = 0.60 – 0.799 (hubungan yang kuat)
Nilai rs = 0.80 – 1.000 (hubungan yang sangat kuat)
Dimana :


Keterangan :


N = Jumlah angket yang terkumpul
Sedangkan untuk mencari pemecahan
dan
selanjutnya dilakukan
dengan cara sebagai berikut :




Dimana :
t =
Banyaknya data kembar


e.
Pengujian Hipotesis
Pengujian ini digunakan untuk menguji
apakah variable x dan variable y mempunyai hubungan yang berati atau tidak.
Untuk pengujian ini, jika sample yang diambil dari populasi normal bervariabel
dua dan berukuran n memiliki koefisien korelasi r, dapat digunakan statistik t.
Rumus statistik menurut Sidney Siegel (
1997 : 263 ) sebagai berikut :
Keterangan :
Rs = Rank sperman
n = jumlah responden
Oleh karena itu untuk menentukan apakah Ho
ditolak atau diterima, maka peneliti hanya akan membandingkan dengan thitung
dengan ttabel.
f.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari periklanan terhadap pencapaian
penjualan. Perhitungan koefisien determinasi menurut Soegiyono dalam
bukunya Metode Penelitian Administrasi ( 1999 : 209 ) sebagai berikut :
Kd
=
Dimana :
Kd
= Koefisien Determinasi
rs =
Koefisien Korelasi.
1.7. Lokasi dan Lamanya Penelitian
1.7.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung Jalan. Pasteur No. 28 Bandung.
0 Response to "DOWNLOAD SKRIPSI EKONOMI PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP PENCAPAIAN PENJUALAN VAKSIN DI DALAM NEGERI PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG"
Post a Comment